2. Kata Ibu Tercinta

1.6K 130 6
                                    

💙 Mas Rezky

Karena rombongan keluargaku berangkat dari Purwokerto pagi hari, sekitar jam 8 pagi tadi. Jadi kami sudah sampai di Pangandaran sebelum jam makan siang ini.

Tadi, saat kami tiba di Pangandaran, kami langsung meluncur menuju restoran seafood yang sudah kami pesan untuk makan siang terlebih dahulu. Selesai makan, kami langsung menunaikan ibadah sholat zuhur berjamaah. Dan setelah itu, baru kami menyeberang menggunakan perahu menuju Pantai Pasir Putih, Cagar Alam, yang ada di Pangandaran.

Kami di sana beberapa jam untuk menaiki perahu keliling lautan, mengitari perahu besar yang tenggelam, yang sekarang justru jadi salah satu ikon yang wajib untuk dilihat di Pantai Pasir Putih ini. Setelah puas berkeliling melihat pemandangan yang ada di atas lautan, akhirnya kami turun untuk bermain-main di Pantai Pasir Putih yang menyajikan pemandangan menyejukan dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di sini.

Semua orang dalam rombongan keluargaku sudah menyebar untuk melakukan aktivitas kesenangan mereka masing-masing. Walau tetap dalam jarak yang saling berdekatan, sehingga kami tetap bisa saling mengawasi satu sama lain.

Anak-anak, Rio dan Elysia, sudah mengganti pakaian mereka dengan baju renang. Dan kini mereka sudah asik sekali bermain air dan juga membangun istana pasir dengan peralatan yang memang sudah mereka siapkan dan bawa dari rumah. Tenang saja, ada Rina dan juga Mba Nadia yang selalu setia mendampingi anak-anak ceria itu sejak tadi.

Para lelaki dewasa, ada Mas Rangga, Cahyo, Satrio, Andika, dan juga Dewo, mereka semua sudah masuk ke dalam lautan untuk melakukan snorkling melihat pemandangan laut dan juga ikan-ikan yang ada di dalam sana. Ogy tak ikut menyelam, karena dia lebih memilih untuk tidur setelah tadi selesai menyetir setengah perjalanan.

Para perempuan seperti Shinta dan Mita, mereka sedang asik berdiri dan tertawa di pinggir pantai sambil bergaya dan bergantian saling memotret diri mereka satu sama lain. Aku tahu, bisa menebak dengan jelas, kalau mereka pasti sedang mencari objek bagus yang bisa dijadikan konten untuk unggahan di akun instagram milik mereka. Memang dasar perempuan, selalu saja bisa foto di setiap keadaan.

Sedangkan aku, aku duduk di pinggir pantai dengan alas tikar yang sudah disiapkan untuk menemani dan juga menjaga para Ibu, Bu Sri dan Bu Widya tercinta.

Tadi, Mas Rangga dan Cahyo sudah mengajakku untuk ikut menyelam bersama mereka. Tapi aku menolak, karena aku tak mungkin meninggalkan Ibu hanya berdua saja. Sebenarnya, untuk Ibu, tak masalah jika aku tinggalkan beliau untuk menyelam ke sana. Tapi bagiku, tidak untuk Bu Widya. Karena Bu Widya jelas masih membutuhkan banyak bantuan untuk bisa berjalan, oleh sebab itu aku tak mungkin meninggalkan beliau untuk bersenang-senang seperti yang lainnya.

"Sana, Dek. Kalau mau ikut renang, nggak papa," ucap Ibu untuk ke sekian kalinya sambil mengusap-usap bahuku dengan begitu lembutnya.

"Iya Mas, kalau Rezky mau ikut main, nggak papa. Ibu baik-baik aja di sini. Kita bisa jaga diri. Ya Jeng?" ucap Bu Widya ikut menimpali perkataan Ibu tadi.

Aku tersenyum, lalu menolehkan wajahku ke kanan dan ke kiri untuk melihat kedua Ibuku tercinta. Karena kini, posisi dudukku memang di tengah-tengah di antara kedua Ibuku tercinta. Jadi aku harus menolehkan wajahku ke kanan dan ke kiri supaya bisa melihat wajah Ibu dan Bu Widya dengan sempurna.

"Mboten nopo-nopo, Bu. Rezky di sini saja. Sama Ibu. Lagian, Rezky juga udah sering ke sini kok. Jadi Rezky jelas udah pernah ikut snorkling."

(Mboten nopo-nopo = Tidak apa-apa)

Ibu kembali mengusap-usap bahuku, "Ya. Ibu tahu kalau kamu emang udah sering datang ke sini. Tapi kan tetep nggak papa kalau kamu pengin main air lagi di sini, Dek."

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang