Special Chapter [Spoiler Cerita Selanjutnya] : Mau Lagi Nggak?

658 64 4
                                    

💙 Mas Rezky

Aku dan Rina baru memasuki ruang keluarga, saat kini tiba-tiba kami jadi menghentikan langkah kami di waktu yang sama, karena melihat putra-putri kami sedang saling bercengkerama.

"Dek, jangan ganggu Kakak dong."

"Siapa yang ganggu Kakak?"

"Adek lah."

"Nggak ya. Adek nggak ganggu Kakak."

Aku dan Rina langsung menahan tawa kami. Saat melihat Elysia sedang menahan geraman dan dengusannya saat ini.

"Nggak ganggu gimana maksudnya? Ini, kalau bukan ganggu, apa namanya?"

Rendra langsung cengengesan di tempat duduknya. Tapi tetap tak bergeser dari sisi Elysia.

"Kan Adek lagi nemenin Kakak belajar."

"Nemenin? Apa gangguin?"

"Nemenin kok. Iya kan? Dari tadi kan Adek duduk anteng di sini sama Kakak."

Dan benar saja, kini Elysia sudah mengeluarkan dengusannya pada adik laki-lakinya.

"Anteng apanya, Dek? Dari tadi, Adek ribetin Kakak terus. Kakak jadi susah buat nulis."

"Susah gimana? Orang dari tadi Kakak nulisnya tetep rapi kok."

"Tuh kan. Adek tetep bisa jawab."

"Ya bisa jawab. Soalnya dari tadi kan Adek lihatin Kakak."

"Nah itu. Dari tadi Adek nempelin Kakak terus. Kakak jadi nggak bisa buat gerak bebas."

"Kata siapa nggak bisa gerak bebas? Nih, Kakak tetep bisa gerak-gerak."

Aku dan Rina langsung sama-sama menutup mulut kami berdua. Karena melihat Rendra yang kini berani sekali meraih kedua tangan Elysia, dan menggerak-gerakannya di udara.

Astaga, Rendra. Dia memang senang sekali menggoda Kakak perempuannya.

Elysia semakin mendengus pada Rendra. Dan langsung menarik paksa kedua tangannya. "Tuh kan. Adek emang suka banget gangguin Kakak."

"Siapa yang gangguin Kakak si?"

"Adek. Kakak udah bilang, Adek yang gangguin Kakak."

Rendra langsung tertawa, "Adek nggak gangguin Kakak. Udah Adek bilang, Adek lagi nemenin Kakak belajar."

Lagi-lagi, Elysia mengeluarkan dengusannya. Dan langsung menangkup wajah Rendra dengan sangat tiba-tiba. "Kalau emang mau nemenin, yang anteng. Duduk yang anteng. Duduk sendiri, jangan nempelin Kakak terus. Nanti Kakak susah buat nulis. Dan asal Adek tahu, sekarang Adek udah besar, jadi udah berat kalau glendotan sama Kakak."

Rendra semakin tertawa, dan dengan sangat sengaja mengerucutkan bibirnya di hadapan Elysia.

Tapi Elysia malah menepuk bibir Rendra dengan sangat tega. Mungkin Elysia seperti itu karena sudah mulai kesal dengan sikap menempel yang sedang Rendra punya.

"Nggak usah sok imut. Nggak mempan. Kakak tetep sebel sama Adek."

Setelah berkata seperti itu, Elysia langsung melepaskan tangkupan tangannya dari Wajah Rendra. Dan kembali melanjutkan tugasnya yang tadi sempat tertunda.

"Mau Adek bantuin nggak, Kak?"

"Nggak usah ngarang. Adek masih SD. Jadi belum paham sama pelajaran SMA."

"Adek kan pinter. Bisa belajar. Jadi nanti, Adek pasti bisa paham sama pelajarannya Kakak."

"Kalau Adek emang mau belajar, ya udah, belajar sendiri aja. Belajar pelajaran Adek sendiri. Jangan ngusilin Kakak."

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang