9. Pengantin Baru

976 70 2
                                    

❤ Rina

Cup

"Halo sayang."

"Astaghfirullah."

Aku terkejut luar biasa.

Bagaimana tidak, sedang fokus menjahit, tiba-tiba ada seseorang yang langsung mencium pipiku lalu menidurkan kepalanya di pahaku.

Otomatis, aku langsung mengangkat kain yang tadi sedang kujahit.

"Ya ampun, Mas. Kenapa datangnya harus ngagetin Nana si? Untung aja Mas nggak ketusuk jarum. Kalau tadi sampai ketusuk, gimana? Nanti nangis."

Mas Rezky yang kini sudah menidurkan kepalanya di pangkuanku, malah memasang cengiran lebarnya ke arahku.

"Kalau Mas sampai nangis, ya Nana yang harus tanggungjawab buat diemin."

Aku mendengus, dan si pelaku utama yang telah berhasil membuatku kaget pagi ini malah cengengesan, masih tak merasa bersalah sama sekali.

Tangan kanan Mas Rezky terangkat di pangkuanku, lalu bergerak lembut untuk mengusap-usap pipiku. "Maaf sayang. Habisnya tadi, waktu Mas masuk, Nana kelihatan lagi serius banget. Jadi Mas pengin iseng sebentar," jawab Mas Rezky sambil terkekeh pelan.

Setelah menurunkan tangan kanannya dari pipiku, Mas Rezky langsung menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mungkin Mas Rezky seperti itu, karena dia sedang ingin mencari posisi yang nyaman untuk dirinya sendiri.

Aku terkekeh bahagia, lalu jadi meletakkan jahitanku yang tadi belum selesai di atas sofa. "Apanya yang iseng sebentar? Mas mah emang suka banget kalau jahil sama Nana."

"Ya nggak papa. Jahil sama istri sendiri kan bikin Mas tambah bahagia."

Aku kembali memberikan dengusanku.

Dasar.

Rezky Pramurindra yang sekarang memang sudah pandai sekali untuk membual.

"Senyum aja, senyum. Nggak papa. Jangan ditahan-tahan gitu," ucap Mas Rezky sambil mencolek-colek daguku.

Akhirnya, aku terkekeh juga karena kelakuan menyebalkan tapi menggemaskan dari Mas Rezky. Suamiku ini memang akan cepat tahu kalau aku sedang berusaha untuk menahan senyumku setelah mendengar bualannya tadi.

Setelah tersenyum singkat, aku langsung membenarkan posisi dudukku. Dan benar saja, karena kini, Mas Rezky langsung menyamankan posisi kepalanya di pangkuanku.

Setelah berhasil menemukan posisi yang nyaman untuknya, Mas Rezky langsung tersenyum dengan sangat bahagia. Yang mau tidak mau, walau tadi sempat kesal karena terkejut, aku juga jadi ikut tersenyum karenanya.

"Baiklah. Bayi besar menang," ucapku sambil menyisir rambut basah Mas Rezky yang saat ini sedang tersenyum dengan sangat senang.

Mas Rezky langsung tersenyum semakin ceria di pangkuanku. Karena dia memang senang sekali kalau dipuji seperti itu.

Dasar.

Suamiku memang menggemaskan!

"Rambut Mas basah. Mas baru selesai olahraga?" tanyaku yang lantas menundukan kepalaku untuk melihat pakaian apa yang sedang dipakai oleh Mas Rezky saat ini. Dan ternyata, yang sedang dipakai oleh suami tampanku adalah stelan kaos dan celana training, serta inner panjang yang menutupi sampai pergelangan kaki.

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang