13. Angin Datang

865 76 3
                                    

💙 Mas Rezky

Saat ini Rina sedang berbaring di atas karpet bulu dengan aku yang senantiasa menemaninya.

Aku bersandar pada sofa yang ada di belakangku. Sedangkan Rina, sejak tadi, ia masih saja asik memainkan jari-jari dan juga pergelangan tanganku. Dan aku akan selalu terkekeh setiap kali melihat Rina yang entah bagaimana awalnya, sekarang, dia jadi senang sekali mengusap-usap urat-urat yang ada di lenganku.

Sedangkan untukku, tentu saja, aku senang sekali mencubiti bagian favorite-ku setelah Rina berhasil kujadikan sebagai istriku. Yaitu pipinya. Apalagi semenjak hamil, pipi Rina benar-benar jadi berubah sangat menggemaskan. Wajah Rina yang memang dasarnya putih, kini jadi semakin bersinar selama masa kehamilannya. Pipi Rina gembil, dan setiap kusentuh terasa sangat kenyal. Makanya aku jadi makin senang untuk mencubiti pipi Rina. Dan untung saja, Rina tak pernah protes setiap kali aku melakukannya.

"Mas."

"Dalem sayang."

Aku langsung menunduk untuk melihat Rina yang kini sedang mengangkat wajahnya di atas pahaku.

Ya. Sejak tadi, Rina memang sedang berbaring dan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku.

"Mas kecapean ya?"

"Nggak kok. Memangnya kenapa?"

"Bener nggak capek?"

"Iya sayang, bener. Mas nggak capek."

"Tapi kenapa, sekarang, urat tangannya Mas jadi makin kelihatan?" tanya Rina yang kini malah berganti jadi menciumi pergelangan tanganku.

Aku langsung terkekeh lagi.

Kenapa sedang hamil besar seperti ini, Rina malah jadi terlihat semakin menggemaskan?

"Memangnya kenapa? Nana nggak suka?"

Rina langsung mengangkat kepalanya lagi untuk menatapku, "Suka."

"Kalau suka, kenapa mukanya gitu?"

"Nana suka. Tapi Nana takut, Mas lagi kecapean, makanya urat tangannya Mas sampai kelihatan kaya gini."

Rina mulai cemberut.

Dan aku malah jadi tertawa karenanya.

Astaga.

Rina itu calon Ibu dari dua anak, tapi kenapa wajahnya malah jadi seperti anak SMP kalau sedang polos tanpa make up dan cemberut seperti sekarang ini?

Aku yang sudah terlalu gemas pada istri cantikku ini, jadi menunduk untuk menciumi pipi Rina berkali-kali.

Rina yang kuserang dengan ciuman bertubi-tubi di pipi dan wajahnya, jadi tertawa dengan sangat bahagia. "Mas. Berhenti. Nanti wajah Nana jadi lengket."

Aku menghentikan ciumanku setelah memberikan satu kecupan di bibir Rina.

Cup

"Habisnya Nana gemesin."

Setelah mengatakan itu, aku langsung beralih untuk menangkup wajah cantik Rina dengan kedua tanganku. "Mas nggak capek, sayang. Beneran. Urat tangannya Mas sekarang jadi makin kelihatan, mungkin, karena usia Mas yang sudah semakin bertambah. Selain itu, sekarang, Mas juga jadi makin rajin olahraga. Iya kan? Mungkin karena itu, makanya tangannya Mas jadi makin kelihatan urat-uratnya."

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang