Special Chapter [Spoiler Cerita Selanjutnya] : Perjuangan & Pengorbanan

809 70 20
                                    

❤ Rina

Aku melepaskan sabuk pengaman yang sejak tadi terpasang di tubuhku, lalu segera menolehkan wajahku untuk melihat suami tampanku.

"Nanti, kalau Nana udah selesai, langsung kabari Mas ya? Langsung telepon aja. Nanti, pasti, Mas langsung ke sini buat jemput Nana."

Aku lekas menganggukan kepalaku pada suamiku tercinta, "Nggih, Mas." (Iya Mas)

"Nanti, Nana lama di sini?"

"Belum tahu, Mas. Tergantung Gita gimana. Kalau selesainya cepet, ya Nana pasti langsung pulang."

Mas Rezky tersenyum dan masih setia mengusap lembut sisi wajahku. "Oke. Kalau gitu, selamat bertemu dan kangen-kangenan sama bestie ya sayang."

Aku langsung terkekeh dengan sangat bahagia. "Terimakasih Mas suami untuk perhatian dan pengertiannya."

"Tentu saja, sayang. Sama-sama."

"Nggak papa kalau hari ini Nana lama ketemu sama Gita?"

Mas Rezky tersenyum sambil menganggukan kepalanya, "Tentu saja boleh. Nana juga boleh dong ketemu sama temen-temennya Nana. Mas nggak akan pernah larang. Selagi kegiatan yang dilakukan baik, dan Nana juga bisa jaga diri dan ibadahnya dengan baik, maka Mas pasti akan selalu dukung dan anterin Nana kaya gini."

Aku tersenyum semakin bahagia, "Padahal, Nana berangkat sendiri juga bisa, Mas."

Tapi Mas Rezky langsung menggelengkan kepalanya, "Mana tega Mas biarin Nana nyetir mobil sendiri setelah Nana capek ngerjain banyak kerjaan di rumah."

Aku terkekeh lagi, "Nana nggak capek kok Mas."

"Mas tahu kalau Nana pasti akan jawab gitu. Jadi sekarang, Mas sendiri yang ambil inisiatif buat anterin Nana ke sini."

Kekehanku masih setia keluar dengan begitu ringannya. "Tapi Nana beneran nggak capek, Mas."

"Alhamdulillah kalau Nana memang ngerasa nggak capek. Karena Mas memang akan selalu berusaha untuk nggak buat Nana capek. Apa pun itu," ucap Mas Rezky dengan senyum teduhnya.

"Ya badannya Nana," lanjut Mas Rezky sambil mengusap bahuku dengan begitu lembutnya. "Ya juga hatinya Nana," senyum Mas Rezky saat dia menyentuh sedikit bagian dadaku. Dan saat Mas Rezky melakukan itu, aku ikut tersenyum juga karena kini Mas Rezky sedang maju untuk mencium pipi kananku.

"Manis banget si hari ini?" pujiku pada suami tampanku.

Dan jelas kalau Mas Rezky langsung menghujami banyak sekali ciuman di seluruh bagian wajahku.

"Cuma hari ini? Emang biasanya nggak?"

Aku tertawa sangat bahagia, karena Mas Rezky belum mau untuk menghentikan ciuman manisnya.

"Udah, Mas. Jangan diciumin terus. Nanti blush on yang Nana pakai jadi luntur."

Mas Rezky ikut tertawa, dan kini jadi menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

"Coba jawab, emang Mas manisnya hari ini aja? Kemarin-kemarin nggak manis?"

Aku memberikan senyumanku, dan ikut menangkup wajah tampan suamiku dengan kedua tanganku.

"Pokoknya, Rezky Pramurindra, akan selalu jadi yang paling manis untuk Rina, Elysia, dan juga Rendra."

"Setiap hari?" tanya Mas Rezky ceria sekali.

Aku langsung menganggukan kepalaku dengan mantap sekali. "Hm. Setiap hari. Setiap waktu. Sampai Nana susah jabarinnya seperti apa."

Mas Rezky kembali tertawa, dan jadi menyatukan kening kami berdua.

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang