Selamat pagi semuanya 😍😍😍
Update pagi-pagi sekali, jadi jarinya juga makin semangat lagi ya nanti 😘😘😘😘
*****
💙 Mas Rezky
Malam sudah tiba. Dan aku baru saja pulang bersama Rina dari rumah ibu kami tercinta, Bu Widya.
Ingin melangkah menuju kamar tidur kami berdua, aku dan istriku tercinta tiba-tiba jadi menghentikan langkah kaki kami di waktu yang sama, karena melihat putra kami tercinta, Rendra, saat ini sedang terduduk seorang diri dengan ponsel yang berada dalam genggaman tangannya, di ruang keluarga.
"Tumben, Adek belum tidur ya Mas?"
Aku lekas menganggukan kepalaku. "Iya, Na. Padahal tadi, kita kan udah titip pesen buat tidur duluan aja. Soalnya kita juga udah bawa kunci rumah."
"Tapi kayaknya, Adek masih belum tidur bukan karena lagi nunggu kita, Mas. Soalnya, Adek aja nggak sadar kalau kita udah pulang sekarang."
Aku kembali menganggukan kepala. Sebagai tanda setuju atas ucapan Rina baru saja. Karena putra kami tercinta, Rendra, memang tidak menyambut kepulangan kami berdua. Padahal Rendra juga masih terjaga, tapi putra kami tidak menyadari kalau saat ini kedua orangtuanya sudah berada dekat dengannya. Jadi sepertinya, Rendra memang benar-benar sedang terhanyut sendiri dalam pikirannya.
"Tapi Mas ..."
"Kenapa, sayang?"
"Adek lagi kenapa ya? Kok beberapa hari ini, Adek jadi kelihatan murung gitu. Nggak cerah kaya biasanya."
Aku tersenyum, dan segera mengeratkan rangkulanku di bahu istriku tercinta. "Mas juga ngerasain hal ya sama, Na."
"Iya kan? Nggak kaya biasanya. Adek jadi diem. Terus, nggak ngusilin El juga. Padahal, kalau El lagi pulang, pasti Rendra langsung semangat banget buat godain kakaknya."
Aku langsung terkekeh pelan, "Tapi kan anak-anak jadi nggak pada ribut."
Aku mendengar Rina sedang menghela napasnya dengan sangat berat di sisiku. "Iya. Tapi kalau anak-anak lagi diem, Nana malah jadi khawatir, Mas. Khawatir mereka kenapa. Sebenarnya ada apa. Apa mereka lagi ada masalah? Atau ada sesuatu yang lagi ganggu mereka? Gitu, Mas. Jadi banyak banget yang Nana pikirin kalau anak-anak tiba-tiba jadi diem dan nggak banyak cerita."
Aku makin mengeratkan pelukanku pada istriku tercinta. Karena aku juga sedang merasakan kekhawatiran yang sama seperti dirinya.
Ya. Begini lah orangtua. Yang pikiran dan hatinya tak pernah henti-hentinya akan selalu memikirkan bagaimana keadaan putra-putri kami tercinta.
Tapi lucunya, entah mau dipikirkan seberapa lama, kami sebagai orangtua juga terkadang mempunyai pemikiran yang lucu jika itu berkaitan dengan putra-putri kami yang kini sudah mulai beranjak dewasa.
Jika Elysia dan Rendra sedang berdebat dan adu argumen di antara keduanya, maka aku dan Rina akan merasa pusing sekali jika ingin melerainya. Karena jika Elysia dan Rendra sedang senang sekali bercerita, maka pasti ada banyak sekali hal yang akan mereka jelaskan dengan begitu rincinya. Dan jika situasi tersebut sedang terjadi padaku dan Rina, sering sekali kami hanya bisa tertawa, lalu menganggukan kepala kami berdua, karena Elysia dan Rendra memang akan sulit sekali untuk dihentikan jika mereka merasa belum puas untuk mengeluarkan semua cerita bahagia mereka.
Tapi jika Elysia dan Rendra sedang diam seribu bahasa, maka aku dan Rina justru akan lebih merasa kelimpungan karenanya. Cemas dan khawatir yang tiada terkira. Sebab akan ada banyak sekali pikiran buruk yang tiba-tiba jadi datang pada kami berdua. Memikirkan dengan sangat seksama, apa sebenarnya penyebab dari keterdiaman putra-putri kami tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [After Marriage] ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] SEQUEL "KALI KEDUA" Entah seberapa...