17. Hore Selesai!

939 75 18
                                    

Selamat pagi semuanya 😘😘😘

*****

❤ Rina

Aku tersenyum bahagia, sambil menciumi pipi Mas Rezky yang kini masih memejamkan kedua matanya.

Masih asik menggigit-gigit kecil pipi suamiku tercinta, tiba-tiba Mas Rezky menggeliat dalam tidurnya.

Aku sedikit terkejut di tempatku, jadi aku langsung menjauhkan wajahku dari suami tampanku.

Kini, Mas Rezky terlihat sedang mengedip-ngedipkan kedua matanya secara perlahan, lalu sedikit mengusap wajahnya, sebelum ia menolehkan wajahnya untuk melihatku.

"Sayang?" panggil Mas Rezky dengan suara serak khas bangun tidurnya, sambil mengusap-usap pipiku dengan begitu lembutnya.

Aku memberikan senyumanku, lalu meletakkan satu tanganku di atas tangan Mas Rezky yang masih bertengger di pipiku. "Iya Mas, ini Nana."

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 10, Mas."

"Maaf ya sayang. Tadi habis selesai sholat subuh, Mas malah lanjut tidur lagi."

Aku menganggukan kepalaku, dan masih setia ikut mengusap-usap punggung tangan Mas Rezky yang sejak tadi masih menempel di pipiku. "Iya Mas. Nggak papa. Nana ngerti kok. Mas pasti masih capek banget. Jadi Mas lanjut tidur lagi aja. Maaf ya kalau tadi Nana jadi ganggu tidurnya Mas?"

"Nggak papa, sayang. Sini, Nana tiduran juga di sebelahnya Mas. Biar punggungnya nggak pegel."

Aku tersenyum lagi, lalu ikut menidurkan tubuhku di sebelah Mas Rezky.

Mas Rezky ikut tersenyum padaku, lalu meletakkan satu lengannya di bawah leherku.

"Udah nggak marah kan?"

Aku langsung menganggukan kepalaku.

"Udah nggak salah paham lagi kan sama Mas?"

Aku mengangguk lagi tanpa ragu.

"Kalau gitu, Mas udah boleh cium?"

Aku terkekeh dengan pertanyaan frontal dari suamiku, lalu segera menggelengkan kepalaku. "Nggak boleh."

Mas Rezky langsung cemberut di hadapanku.

"Kenapa?"

"Nana masih sebel."

"Katanya, tadi, udah nggak marah?"

"Emang udah nggak marah. Tapi sebelnya masih ada."

Mas Rezky semakin merengut karena jawaban yang kuberikan padanya, lalu tiba-tiba menarik kepalaku untuk menempel di dada bidangnya. "Maaf, sayang. Maafin Mas ya? Besok-besok, janji, Mas nggak akan ajak ngobrol perempuan lagi kalau memang nggak ada perlu. Janji. Soalnya Mas nggak mau kalau Nana jadi marah lagi kaya gini."

"Bukannya Mas seneng?"

"Seneng apa?"

"Dulu kan Mas sering bilang, kalau Mas pengin lihat Nana cemburu. Nggak mau kalau cuma Mas sendiri yang ngerasa cemburu. Sekarang, Nana udah cemburu. Bener-bener cemburu dan sebel banget. Jadi Mas berhasil dong? Seneng dong sekarang?"

Mas Rezky semakin mengeratkan pelukannya padaku. Dan aku tahu kalau sekarang suami tampanku sedang menggeleng-gelengkan kepalanya di atas kepalaku, "Nggak. Mas nggak seneng kalau kaya gini ceritanya. Nggak. Sekarang Mas jadi sedih."

"Tapi seneng juga kan?"

"Ya. Sedikit."

Aku langsung berontak, dan ingin melepaskan pelukan dari suamiku. Tapi Mas Rezky langsung menahan pergerakanku terlebih dahulu, dengan lebih mengeratkan pelukannya padaku.

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang