💙 Mas Rezky
Aku telah selesai bersiap-siap untuk berangkat ke Sari Laut karena hari ini ada kantor yang akan mengadakan gathering di sana. Jadi aku harus segera berangkat supaya saat tamu datang, aku sudah siap untuk menyambut mereka.
Aku mengambil tas dan semua perlengkapanku yang sudah disiapkan oleh Rina di atas tempat tidur kami berdua.
Setelahnya, aku langsung berjalan ke arah Rina yang saat ini sudah tersenyum manis sekali di dekat sofa yang ada di kamar kami berdua.
Baru saja aku ingin mencium kening Rina, tapi ekspresi wajahnya malah berubah jadi cemberut dan tak cerah lagi seperti sebelumnya.
"Kenapa, sayang? Kok ekspresi Nana jadi gitu?"
Rina tak menjawab pertanyaanku, tapi tangannya justru langsung bergerak naik untuk meraih kancing kemejaku. "Jangan dibuka-buka gini. Aurat, Mas. Nggak boleh diumbar-umbar."
Aku menunduk, lalu melihat Rina yang kini sudah selesai mengancingkan kemejaku, dan hanya menyisakan satu kancing paling atas yang terbuka.
"Iya sayang. Maaf ya?" kataku setelah mencium kening Rina sebanyak tiga kali.
Rina mengangguk di hadapanku, lalu tangannya yang tadi berada di bahuku, kini turun untuk mengusap-usap dadaku.
Sekuat tenaga aku langsung menahan debaran yang kini sedang berdetak sangat hebat di dalam jantungku.
Tenang. Rina tak berbuat apa-apa. Dia sedang tak berusaha untuk menggodaku. Hanya memang aku saja yang mudah sekali untuk dibuat lemah oleh Rina.
Tangan Rina masih setia mengusap-usap dadaku dengan begitu lembutnya, "Kancingnya jangan dibuka-buka ya Mas. Kalau gerah, cari kipas aja. Jangan buka-buka kancing kemeja lagi kaya tadi."
Aku tersenyum lagi, lalu segera mengusap-usap pipi Rina yang makin hari terlihat makin berisi. "Iya sayang. Ya udah, Mas berangkat dulu ya? Doakan hari ini lancar."
Rina mengangguk lagi di hadapanku, lalu bergerak maju untuk memelukku, dan membenamkan wajah cantiknya di dadaku. "Iya Mas. Hati-hati di jalan. Semoga hari ini semua pekerjaan Mas diberikan kelancaran dan kemudahan."
Aku tersenyum, lalu segera membalas pelukan Rina dengan lebih erat lagi. "Aamiin," jawabku tepat di telinga kanan Rina.
Setelahnya, aku meletakkan wajahku di bahu Rina. Lalu dengan sangat sengaja, kukecup bagian leher Rina yang terbuka.
Rina langsung bergidik dalam pelukanku, "Geli, Mas."
Aku terkekeh senang sekali, lalu melepaskan pelukanku setelah mengecup pipi Rina beberapa kali. "Mas berangkat sekarang ya?"
Rina mengangguk, masih dalam posisi memelukku.
"Hati-hati di rumah. Oya, nanti, kayaknya, Mas pulang malam. Jadi Nana langsung tidur aja ya kalau udah ngantuk."
Rina mengangguk lagi dalam pelukanku.
Sekali lagi aku mengecup kening Rina.
"Mas berangkat ya sayang. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam"
*****
"Mas."
Aku yang sudah memegang handle pintu kamar langsung berbalik saat mendengar panggilan dari Rina.
"Iya sayang."
"Jangan pakai celana pendek."
Aku langsung menunduk untuk melihat penampilanku.
"Ini nggak pendek banget kok sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [After Marriage] ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] SEQUEL "KALI KEDUA" Entah seberapa...