💙 Mas Rezky
Hari kedua di Pangandaran, dan aku baru saja selesai olahraga pagi.
Saat aku masuk ke dalam kamar, aku sudah melihat Rina yang saat ini sedang membantu melepaskan piyama putriku tercinta, Elysia.
Aku tersenyum bahagia. Lalu meletakkan botol air mineral dan juga handuk kecil yang tadi kubawa di atas meja. Dan setelahnya, aku lekas berjalan pelan untuk mendekati posisi Rina dan Elysia berada.
Aku tersenyum, lalu segera berlutut di sebelah Elysia. Untuk menyamai tinggi badan putriku, seperti apa yang selalu dilakukan oleh Rina setiap kali sedang berbicara dengan Elysia.
"El mau mandi?" tanyaku sambil mengusap-usap pipi Elysia.
Elysia langsung menganggukan kepalanya, "Iya Ayah. El mau mandi."
"Mau mandi sama Ayah?"
Kukira jawabannya adalah iya, tapi Elysia langsung merengut dan menggelengkan kepalanya. "Nggak mau."
Aku terkekeh bahagia, lalu ikut-ikutan merengut pada Elysia. "Kenapa nggak mau?"
"El malu," jawab Elysia dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Kenapa malu? Kan sama Ayah."
"Tapi El malu. Kan El perempuan. Ayah laki-laki. Jadi El malu kalau mandi sama Ayah."
Aku langsung tersenyum semakin bahagia.
Astaga. Gadis kecilku memang manis sekali dengan semua sifat baik dan polos yang ia punya.
"Nggak papa, sayang. Kalau sama Ayah, nggak papa. Kalau sama laki-laki lain, baru El nggak boleh buka-buka auratnya El. Tapi kalau sama Ayah dan Mama, Eyang Uti, Mbah Uti, Tante Shinta, atau Budhe Nadira baru boleh."
"Sama Ayah nggak papa? Walau Ayah laki-laki?" tanya Elysia dengan wajah seriusnya saat ini.
Aku tersenyum ceria, lalu kembali mengusap-usap pipi gembil putriku tercinta. "Nggak papa, sayang. Kalau sekarang, nggak papa. Kan El masih kecil, masih balita. Jadi masih boleh kalau El mau mandi sama Ayah. Tapi nanti, kalau El udah besar, udah mulai masuk SD. El udah nggak boleh mandi atau buka-bukaan lagi sama Ayah. El udah harus jaga aurat tertutupnya El, walau itu sama Ayah."
Elysia langsung memberikan tatapan lekatnya padaku, "Jadi, kalau sekarang, El boleh mandi sama Ayah?"
Aku langsung menganggukan kepalaku, "Iya sayang. Boleh. El mau mandi sama Ayah?"
Putriku tercinta, Elysia, kini mengalihkan pandangannya pada Rina. "Mama, El boleh mandi sama Ayah?"
Aku ikut mengalihkan pandanganku pada Rina. Penasaran juga dengan jawaban apa yang akan diberikan oleh istriku tercinta.
Senyum cerah terbit di wajah cantik Rina, lalu ia segera menganggukan kepalanya ke arah Elysia. "Iya sayang. Boleh. Sekarang, El masih boleh mandi sama Ayah. El mau mandi sama Ayah?"
Elysia kembali mengalihkan pandangan matanya padaku, lalu tak lama setelah itu, putri cantikku langsung menganggukan kepalanya ke arahku. "Iya Ayah. El mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [After Marriage] ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] SEQUEL "KALI KEDUA" Entah seberapa...