1. Kita Piknik!

5K 186 23
                                    

Yeeaaayyyy KEJUTAN 😍😍😍

Ketemu lagi dengan duo pasangan gemes Rezky - Rina 😍😍😍

Yang kemarin bilang sudah rindu sama pasangan gemes ini, ayo sini cepetan ngumpul 😍😍😍

Ada yang rindu aku juga nggak???

Atau hanya rindu sama si manis Mas Rezky dan Rina???

Oke. Segini aja deh kata pembukanya 😁

Jadi selamat membaca, semoga suka ❤

*****

💙 Mas Rezky

Hari ini, tepatnya tiga hari setelah acara resepsi pernikahanku dan Rina, aku memboyong seluruh keluarga inti kami berdua untuk berlibur bersama ke Pangandaran.

Tentu saja menggunakan biro wisataku sendiri, Eka Wijaya. Dan sudah barang tentu, kalau kegiatan piknik keluargaku kali ini kupercayakan pada Satrio dan Mita untuk mengurus semua keperluannya.

Aku hanya membawa satu bis ke Pangandaran, karena piknik kali ini, aku memang hanya mengajak keluarga intiku dan Rina saja. Jadi dengan satu bis, sudah cukup untuk membawa kami semua. Bahkan, sebenarnya, masih banyak kursi yang tersisa. Dan rencananya, kami sekeluarga akan menghabiskan waktu kami selama tiga hari di sana.

Dari keluarga intiku dan Rina, ada aku, Rina, Elysia, Ibu, Bu Widya, Mas Rangga, Mba Nadia, Rio, Shinta, dan juga Cahyo. Ditambah orang-orang dari biro wisataku ada Satrio, Mita, Andika, Ogy, dan Dewo. Jadi total keseluruhan ada 15 orang yang ikut rombonganku pada acara wisata kali ini.

Kami sudah dalam perjalanan. Dan tentu saja, aku duduk dengan istriku tercinta, Rina. Tadinya, putri kami, Elysia, juga duduk bersama kami. Tapi kini, si gadis cilik itu sudah dibawa pergi oleh Rio untuk duduk di belakang bersama Shinta dan Cahyo.

Entahlah, setelah aku dan Rina resmi menikah, Rio benar-benar gencar sekali menarik Elysia untuk ikut ke sana ke mari supaya selalu menempel dengan Rio. Dan menyebalkannya, setiap kali kutanya apa alasannya, maka Rio akan langsung menjawab seperti ini, "Om Rezky, tukang kepo!"

Astaga. Kalau sudah seperti itu, maka aku hanya bisa berusaha untuk bersabar sambil mengelus dada. Karena punya keponakan laki-laki satu, tapi jahil dan tengilnya luar biasa.

Dan yang tambah membuatku sebal, Mas Rangga, kakak laki-lakiku satu-satunya, Papanya Rio, tiap kali aku protes padanya soal Rio yang sering sekali membawa kabur gadis kecilku, maka Mas Rangga hanya akan menjawab pertanyaan dariku dengan sangat ringannya seperti ini, "Ya Rio jahil begitu kan kaya kamu, Dek. Kamu nggak inget aja, kalau dulu, waktu kamu masih kecil, kamu juga badungnya kaya gitu."

Kalau Mas Rangga sudah menjawab pertanyaanku dengan cara seperti itu, maka aku hanya bisa mendengus dengan keras-keras untuk mengurangi rasa kesalku.

Padahal, kalau aku ingat-ingat lagi, rasa-rasanya, dulu, sewaktu aku masih kecil, aku itu anak laki-laki yang manis dan penurut sekali.

Jadi jelas aku tak mau mempercayai ucapan Mas Rangga dengan begitu mudahnya. Karena aku bisa langsung menebak, kalau Mas Rangga berkata seperti itu pasti karena ingin membela anak laki-lakinya.

Tapi, saat aku ingin meminta pembelaan dari Ibu, Ibu malah tambah meledekku dengan berkata, "Ya nggak papa lah Dek. Biarin Rio sama El dulu. Sering-sering juga nggak papa. Mereka kan udah jadi saudara sekarang. Lagian ya Dek, Rio itu kan emang mirip banget sama kamu, sama-sama ngerti dan paham banget mana cewek cantik."

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang