8. Kisah Mas Rezky

751 72 16
                                    

💙 Mas Rezky

Malam ini adalah malam terakhir kami di Pangandaran, sebelum besok kami kembali ke Purwokerto. Dan lusa, atau mungkin dua hari berikutnya, kami akan pulang ke Semarang.

Aku, istriku, dan putriku telah masuk kamar dan berbaring di atas tempat tidur kami. Bahkan, putri kecil kami, Elysia, sejak beberapa menit yang lalu sudah terlelap tidur sambil memeluk Rina dengan erat sekali.

Aku tersenyum bahagia, lalu menundukan kepalaku untuk menciumi wajah Elysia.

Aku mendengar Rina sedang terkekeh pelan, "Jangan diciumi terus, Mas. Nanti El kebangun." Ucap Rina sambil mengusap-usap kepalaku yang masih saja tertunduk untuk menciumi wajah cantik Elysia yang sudah tertidur di pelukan Rina.

"Satu kali lagi," ucapku sambil memberikan satu kecupan terakhir di kening Elysia, sebelum kembali berbaring dengan tenang di atas tempat tidur kami bertiga.

Tapi tak lama, aku memiringkan tubuhku lagi untuk memandangi Rina dan Elysia.

Dan ternyata, Rina juga langsung mengangkat wajahnya untuk menatapku yang saat ini sedang tersenyum cerah sekali ke arahnya. "Kenapa?" tanya Rina dengan senyum manis di wajah cantiknya.

Aku memberikan gelengan kepala, lalu mengangkat tanganku untuk mengusap-usap pipi Rina, "Nggak papa, sayang. Nana belum ngantuk?"

Rina tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya secara perlahan. "Belum. Nana belum mau tidur sekarang."

"Terus? Sekarang, Nana pengin apa?"

"Nana pengin nagih janjinya Mas."

Kedua alisku jadi sedikit berkerut setelah mendengar ucapan tak terduga dari istriku tercinta.

"Janji? Janjinya Mas?"

Rina langsung menganggukan kepalanya, bahkan dengan senyum lebar yang semakin tersungging indah di wajah cantiknya. "Iya. Janjinya Mas."

Aku mencoba mengingat-ingat lagi, kira-kira janji apa yang telah kuucapkan pada Rina tapi belum kutepati sampai saat ini.

Tapi walau sudah berusaha keras untuk mengingatnya, aku tetap tak tahu janji apa yang saat ini sedang Rina minta.

"Janji apa, sayang? Bulan madu?"

Rina langsung terkekeh, "Bukan, Mas. Kalau soal bulan madu, kan memang Nana sendiri yang minta untuk ditunda."

"Terus apa, sayang? Janji apa yang belum Mas kasih buat Nana?"

Rina langsung tersenyum misterius padaku. Yang membuatku jadi harap-harap cemas menanti jawaban apa yang akan diberikan oleh istriku.

"Janji cerita."

"Janji cerita?" tanyaku sedikit tak percaya.

Tapi Rina langsung menganggukan kepalanya semangat sekali, "Iya. Mas janji mau cerita sama Nana. Jadi Nana pengin denger ceritanya sekarang juga."

Aku terkekeh bahagia, lalu sedikit mengangkat tubuhku dan memajukan wajahku untuk mencium bibir Rina. "Cerita apa? Nana mau denger cerita apa?"

Kali Kedua [After Marriage] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang