Bastard pt 4

1.7K 142 4
                                    

'Penyesalan'~~

Jungkook dengan wajah kesal, terus saja mengumpat. Pasalnya, semalam dia sudah mendapat omelan yang biasanya jarang eommanya lakukan. Sekarang, dia juga harus membeli ponsel baru, karena pecah. Ingat kan Jungkook yang sangat kesal melihat kedekatan Jimin dengan pria lain?

Entahlah, setelah Jimin pergi dari rumahnya, Jungkook merasa ada yang hilang. Dia sebenarnya sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang dia rasakan. Hanya saja, harus menyakinkan diri jika itu hanya wujud ketidaksukaannya jika Jimin menolaknya mentah-mentah, padahal sudah pernah ia gagahi.

Jika itu wanita atau mereka yang selama ini dekat, sudah pasti akan meminta pertanggungjawaban atau minimal terus mengejarnya.

Jungkook terus berupaya untuk meyakinkan jika dirinya straight. Tapi, setelah merasakan beberapa hari ini yang sangat kehilangan, Jungkook tahu itu bukan hanya sekedar rasa penasaran. Jimin sudah mengambil dan membawa pergi satu ruang dalam hatinya.

- Bastard -

Mobilnya berhenti di depan mall, valet parkir mengambil alih mobilnya. Lalu, Jungkook mulai menyusuri beberapa toko gadget. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, segera kakinya melangkah pergi. Namun, matanya menangkap sesuatu. Jungkook melihat pria yang kala itu menjemput Jimin di rumahnya.

Jungkook tak sengaja melihat Namjoon yang saat ini tengah keluar dari toko perhiasan.

Ini pertanda buruk! Otak Jungkook sudah overthinking. Apa mungkin pria itu akan melamar Jimin? Ah, belum tentu! Tapi, kenapa pria itu terus tersenyum saat melihat sebuah kotak kecil sebelum masuk ke dalam jaketnya?

Isi kepala Jungkook mulai menebak-nebak.

"Aish, persetan!" Jungkook langsung berinisiatif mengikuti kemana pria itu pergi.

Mobil Jungkook terus mengikuti kemana taksi itu pergi. Hingga berhenti di sebuah kedai sederhana. Iris matanya langsung beredar mencari sosok yang ia duga sudah ada di sana.

Dan, benar saja, Park Jimin sudah duduk di kursi paling pinggir, dekat kaca. Pria mungil itu terlihat tersenyum melihat kedatangan Namjoon.

Jungkook hanya bisa meremas kuat setir mobilnya. Saat ini ia hanya bisa menyaksikan bagaimana Jimin tengah dihadiahi sebuah kalung oleh pria tinggi besar tadi.

Jungkook sesekali mengeraskan rahangnya, namun sesekali hanya menunduk pasrah. Akhirnya, ia bisa mengakui jika ia benar-benar menyukai mantan asisten rumah tangganya itu.

"Jimin, pasti kau sangat bahagia bersama pria itu," gumam Jungkook dari tanpa melepas pandangannya ke arah Jimin. Jungkook memilih untuk pergi dari depan kedai itu dengan suasana hatinya yang berantakan.

Sementara itu, beberapa saat sebelum kepergian Jungkook.

"Hyung, bagaimana kau tahu jika aku menyukai kalung ini?" Jimin berbinar melihat kalung yang sebenarnya dari semalam sudah ia lihat. Semalam, saat keduanya pulang dari bioskop dan melihat gambar promo kalung itu.

Andaikan ia tak sedang mengumpulkan uang, pasti akan membelinya.

"Aku tahu, bola matamu bersinar saat melihatnya. Aku jadi tahu kau pasti menginginkannya," Namjoon langsung mengambil kalung itu dan ingin mengenakan ke leher Jimin. Tapi, Jimin menahannya.

"T-tapi hyung, aku--"

"Ji, aku tak akan menuntut apapun atas pemberianku ini. Jika kau tak mau membalas perasaanku, anggap saja ini pemberian dari seorang hyung--" ucap Namjoon yang penuh kedewasaan.

Jimin menundukkan wajahnya. menggigit bibirnya, lalu menatap Namjoon.

"H-hyung..aku mau menjadi kekasihmu. T-tapi.." ucapannya berhenti. Namjoon yang terlihat senang, jadi mengerutkan keningnya.

Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang