Meet Love - 2

5.5K 252 6
                                    

Bruk.

Jimin hampir oleng saat menuruni tangga dari rooftop dan menabrak seseorang.

"Maaf maaf, saya--" Jimin sibuk membungkukkan badan.

"Ji!"

Suara bariton itu menghentikannya. Lalu menatap pria di depannya. Taehyung dan seorang lagi di sampingnya. Jimin sepertinya pernah melihatnya.

Ah, dia Min Yoongi. Kakak senior Taehyung, yang juga ditaksir sejak dulu. Jadi, apakah--?

"Jadi aku menabrakmu?" Jimin bertanya.

"Bukan, tapi Yoongi hyung. Kau kenapa berlarian menuruni tangga. Bahaya tau,"
Omel Taehyung.

"E, itu..anu. eh, maksudku aku takut. Ternyata yang aku tuju itu rooftop. Serem," Jimin bergidik ngerti. Tapi bukan serem yang sebenarnya. Dia takut jika dua orang itu mengejarnya dan mengancamnya macam-macam. Paling ditakutkan kalo pria itu nyiksa Jimin. Trus lempar Jimin dari lantai 3 kampus. Kan gak seru banget. Jimin masih pengen hidup. Pacar aja belum punya.

"Hei! Malah bengong, kesambet?!"

"Ah, sudah yuk ke kelas. Aku tersesat,"

Jimin, Tae dan Yoongi jalan beriringan menuju ke kelas. Tanpa mereka sadari jika seseorang menguping pembicaraan mereka.

"Jadi kau sudah kembali, Ji.."

"Tae kemana sih? Katanya mau pulang bareng,"
Jimin mencari-cari sahabatnya itu.

"Halo, Tae. Lagi dimana sih?"

Jimin bete karena Taehyung lagi nganterin Yoongi ke toko buku. Kan, Jimin gak mau pulang sendiri. Kalau naik taksi takutnya digenitin sama bapak sopir. Jimin kan colekable banget.

Bibirnya udah moyong-moyong sambil melewati halaman kampus. Lumayan jauh buat sampai ke jalan raya. Coba aja kalo naik mobil, pasti kaki Jimin gak pegel, gak keringetan. Jimin udah misuh-misuh sendiri.

Dia curiga kalo sahabatnya pacaran sama kakak seniornya itu. Dulu kan dia pernah cerita kalo naksir sama pria pucat itu.

"Heh, kamu tunggu!"

Jimin mendengar teriakan itu. Tapi tak memperdulikannya. Mungkin bukan dia yang dipanggil. Di sini kan banyak orang lalu lalang. Kaki mungil itu terus melenggang, 50 meter lagi perjalanan menuju halte bus. Sial. Luas sekali halaman kampus ini.

Tak heran jika mahasiswa di sini lebih suka naik mobil atau motor ketimbang naik angkutan umum.

Mulut Jimin tak berhenti misuh-misuh karena kakinya capek banget.

"Hei kamu yang pake hoodie ayam! Berhenti!"

Suara itu masih terdengar. Kali ini lebih dekat, sepertinya ada di belakangnya.

Jimin kali ini berhenti. Hoodie. Anak ayam.

Itu kan yang ia pake. Lantas membalikkan tubuh ke arah suara. Jimin melotot dan meneguk ludah kasar.

Belum lagi bisa memutar tubuh untuk kabur. Tubuh mungilnya sudah ketarik oleh orang itu.

Jimin meronta, mulutnya dibekap. Parahnya lagi, tubuhnya dipepet ke tembok. Ia dibawa ke samping gedung. Sepi sekali. Jimin ngeri sendiri.

"Awwhh!!"

Jimin menggigit jari pria ini yang udah bekap mulutnya.

"Apa-apaan sih? Lepasin gak!" Jimin melotot.

"Diem kamu, aku mau bikin perhitungan"

"Salahku apa huh?!"

"Jangan pura-pura bego deh,"

Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang