Ini kisah romansa remaja yang masih labil dan berusaha untuk lebih dewasa, berawal dari kuah tahu saus tiram Haru jadi lebih dekat dengan Melody. Kemudian hubungan itulah yang membuat beberapa memori jadi terkenang sampai akhir.
(Meskipun sudah sele...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Singkat cerita Melody mendapatkan kabar bahwa dirinya di minta menemui senior Adelia di cafe yang terletak tepat samping bangunan agensi mereka. Melody menyimpan gaji pertamanya di dalam tas yang ia gunakan ketika datang bekerja, Adelia sudah menunggu di sudut ruangan sedari menikmati coffe latte dengan art menarik di permukaannya.
Cara duduk yang sopan Melody terapkan, pengetahuan ini tidak ia dapatkan secara acak melainkan ia pelajari saat masih kecil. Peraturan tatakrama keluarganya, Adelia senang melihat kesopanan Melody. Tanpa berbasa-basi dia langsung menyampaikan maksudnya mengundang Melody kemari.
"Saya bukan orang yang bertele-tele. Saya suka kemampuan mu dan cara bergaya mu, apakah kamu tertarik untuk ikut bergabung pada peluncuran pakaian baru di merek ciptaan saya?" Tawar Adelia, si pengusaha wanita cantik terkenal.
Melody tentu sangat tertarik, ini lah impian sebenarnya. Bekerja sama dengan merek pakaian ciptaan Adelia memperluas relasinya dan mempermudah kemulusan pekerjaannya. Itu sebabnya Melody langsung mengangguk menyetujui tawaran Adelia.
"Saya mau." Jawab Melody sembari mengangguk.
"Gajinya tidak kecil. Tapi kami harus meningkatkan kemampuan catwalk mu, peluncuran pakaian ini tidak semata-mata hanya melakukan pemotretan. Kami juga menjalankan runway terbuka." Jelas Adelia sekali lagi ingin membulatkan keyakinan Melody.
"Sebisanya saya akan berusaha memberikan yang terbaik pada anda." Ucap Melody penuh semangat.
"Bagus. Ini yang saya suka." Adelia tersenyum.
Gaji pertama hasil pemotretan Melody mendapatkan tiga juta hanya dengan memakai empat pasang pakaian. Itu karena Melody di naungi perusahaan bergengsi alhasil bayaran pertama pun memang besar. Melody jadi membayangkan bagaimana jika dirinya bisa bekerja bertahun-tahun, mungkin dirinya sudah tidak perlu menyusahkan Haru lagi.
Seusai melakukan pertemuan dengan Adelia, Melody menghampiri studio foto di pinggir jalan untuk membeli bingkai. Sebenarnya harganya cukup murah jika di cari pada pasar, namun Melody membutuhkan cepat karena esok hari tugas mereka harus di kumpulkan.
Sampai Melody di kosan Haru, ia menelpon Haru karena laki-laki itu tidak berada disana padahal sudah seharusnya jam pulang bekerja. Melody pun meninggalkan pesan namun tak kunjung mendapat balasan selama berjam-jam, alhasil Melody mengerjakan tugasnya sendirian. Berkreasi hingga dirinya tertidur dan bangun ketika pukul sudah menunjukkan jam sepuluh malam.
Melody merasa kesepian, tiba-tiba dia teringat Aditya si mahasiswa hobi bermain game. Melody pun menghubunginya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.