⎙ ³² : Tonight

478 97 0
                                    

"Seberapa besar cintamu padanya? Hari valentine sebentar lagi, ayo belikan chocolate ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seberapa besar cintamu padanya? Hari valentine sebentar lagi, ayo belikan chocolate ini!"

Suara iklan dari videotron seakan sengaja menyindir Haru yang tengah duduk di halte bus, tidak ada tempat persinggahan yang bagus. Haru memarkirkan motornya di pinggir jalan kemudian terus menghubungi Melody dan tidak mendapatkan jawaban, Haru termenung suara iklan tadi menyadari sesuatu di dalam hatinya.

Tidak bisa di deskripsikan, rasa itu hanya sebuah butiran yang menumpuk menjadi gumpalan dengan ukuran yang tidak bisa Haru perkiraan. Hatinya gundah, Haru yakin Melody sengaja mematikan ponselnya agar Haru tidak bisa menghubungi. Selama setengah jam tak terasa Haru selalu mengitari perkotaan, mencari tubuh identik yang menyerupai kekasihnya pada akhirnya Haru mampir ke rumah Dika untuk beristirahat sejenak sembari menunggu kabar Melody.

"Ngapain sih lo pentingin cewek itu dari pada Melody?" Dika bertanya, membawa kopi buatannya lalu mereka berdua nongkrong di depan rumah.

"Kalo bukan permohonan ibunya gue juga nggak mau berurusan dengan Nadya lagi." Haru mengingat segala kejadian saat ibu Nadya selalu menghubunginya, kepalanya pusing memikirkan masalah itu sekaligus. Haru menyeret cangkir kopi ke dekatnya, lalu menyeruput pelan isinya.

"Sekarang Melody kemana?" Tanya Dika lagi.

"Nggak tau, telpon gue nggak di angkat." Jawab Haru dengan gelagat khawatir, selalu mengecek ponsel dan sesekali menghubungi Melody lagi.

"Coba gue tanyain Nina, barangkali sama dia." Ucap Dika lalu menelpon Nina untuk memastikan dugaannya, belum sampai tiga puluh detik berlalu Dika sudah menutup panggilannya.

"Bukan sama Nina." Kata Dika semakin menambah rasa gundah Haru, laki-laki itu beranjak pergi.

"Mau kemana?" Tanya Dika lagi, Haru pun berbalik dan menjawab pertanyaannya.

"Mau cari Melody lah. Kemana lagi emang." Jawab Haru.

"Tunggu aja, nanti juga pasti dia ngabarin lu." Kata Dika.

"Gue nggak mau kejadian lalu terulang lagi karena kelalaian gue." Balas Haru.

___

Melody mendengarkan curhatan Aditya tentang kesibukan dirinya menjadi pengurus bem kampus. Ternyata serumit itu untuk berurusan dengan banyak orang, melalui kehebatan hubungan relasi yang Aditya punya wajar saja jika ibunya sangat menginginkan Aditya menjadi pendamping hidup Melody. Dari curhatan yang tertata rapi mengenai perjalanan hidup kemudian di akhiri dengan tanda tanya Aditya mengenai hubungan mereka.

"Jadi gimana dek? Udah buat keputusan?" Aditya bertanya sembari meraih tangan Melody lalu menggenggamnya serasa adegan romantis saat berkencan di restoran.

Melody sedikit risih ia mencoba menjawab dengan faktanya bahwa Melody sudah memiliki kekasih, "Gue..." Mulutnya menutup, entah mengapa enggan untuk melanjutkan kalimat saat terpikirkan olehnya wajah Nadya bersama Haru.

Promise | Haruto × Wonyoung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang