⎙ ²¹ : One memory

641 155 0
                                    

"Kamu kenal dia?" Adelia bertanya saat mendengar Melody menjeritkan nama putranya.

Melody menoleh dirinya mengangguk pelan, "Kenal, Haru teman sekolah saya." Jawab Melody.

"Bagaimana sifatnya di sekolah?" Adelia penasaran tentang kepribadian Haru di sekolahnya, apakah sikapnya sama dingin seperti tindakannya pada Adelia.

"Dia baik, walau kadang nyebelin, suka marah-marah. Pokoknya ngeselin sih." Ungkap Melody sambil tertawa.

"Putra ku itu seperti ayahnya, yah memang buah itu tidak jatuh jauh dari pohonnya." Ulas Adelia terkekeh pelan.

Tidak dengan Melody yang melotot setelah mendengar suara Adelia, dia baru mengetahui bahwa Haru adalah anak dari Adelia. Jantungnya berdebar bibirnya gagap melanjutkan dialognya, Melody hendak menjauhi tempat ini jangan sampai Adelia tahu lebih lanjut mengenai masalah mereka kemarin, tentang Haru dan Melody yang mendapatkan hukuman karena foto yang secara sengaja di sebar oleh oknum tak bertanggung jawab.

"Kalau begitu senior, saya permisi dulu." Melody berkemas, untungnya sesi pemotretan sudah berakhir dirinya pun buru-buru meninggalkan ruangan itu.

Di tengah-tengah ruangan, berdiri meja kerja yang menjadi tumpuan beberapa dokumen. Di belakangnya ada Haru yang sedang membaca satu persatu dokumen itu sembari duduk santai mencerna beberapa kalimat yang tertulis, Haru melakukan pekerjaan ini bukan semata-mata menerima pekerjaan dengan lantang dari ibunya akan tetapi dia sengaja ingin mengulik pengalaman kerja disini bersama alasan Melody juga bekerja disini, mungkin dirinya ikut merasa nyaman meski ada banyak orang asing yang tidak ia kenali asalkan ada satu orang yang dia kenal.

Melody menarik pintu perlahan, kakinya mengendap-endap memasuki ruangan itu menutup rapat. Saking fokusnya Haru tidak menyadari ada orang yang datang, dengan sifat jahilnya Melody mengagetkan Haru sehingga konsentrasi laki-laki itu pun buyar.

"Dor!"

Haru kaget hampir dokumen itu berserakan jika dia tidak bisa mengontrol pergerakannya, "Melody!" Geram Haru.

Melody tersenyum duduk di kursi hadapan Haru, dirinya menopang dagu sembari memperhatikan Haru yang sedang bekerja.

"Bisa nggak jangan liatin gue gitu?" Haru mengerinyit.

Melody menggeleng, "Gak bisa." Katanya santai sambil terus menatap Haru.

"Melo stop." Haru semakin jadi salah tingkah dibuatnya, ia pun mendorong pelan lengan Melody agar dia tidak bisa menopang dagunya lagi.

"Ish apaan sih! Hampir aja dagu gue kebentur." Melody memanyunkan bibirnya.

"Ngapain sih lo kesini? Bukannya pulang malah gangguin orang kerja." Haru menggeleng, padahal waktu terus berlalu sebentar lagi memasuki jam malam. Bukannya lelah Melody malah menyisakan waktunya untuk mengunjungi Haru.

"Mau liat Haru, gue kangen." Melody bercanda, tapi kata-kata ini sekali lagi membuat hati Haru merasa resah.

"Iya gue tau. Gue orangnya ngangenin." Ungkap Haru dia mengabaikan Melody dengan cara kembali membaca setiap dokumen.

Melody mendengus dirinya pun berkeliling sekitar ruangan khusus kerja Haru, ada banyak buku yang terletak di estalase. Dia membacanya satu persatu, kemudian menemukan ikan kecil yang ada di aquarium sementara patung tubuh wanita tergeletak di samping menjadi hiasan semata.

"Ru, lo gak napsu kan liat ini?" Tanya Melody, niatnya hanya untuk bercanda.

"Sinting." Jawab Haru, tidak mungkin dia menjadi nafsuan hanya sekedar melihat patung tubuh yang jelas-jelas tidak di buat sedetail itu.

Promise | Haruto × Wonyoung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang