⎙ ⁴⁶ : Ending

1.3K 128 16
                                    

Mungkin saat ini Melody masih berjalan di memori yang sama, sebentar bahagia karena hiburan yang ia alami dari beberapa teman atau bahkan pekerjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin saat ini Melody masih berjalan di memori yang sama, sebentar bahagia karena hiburan yang ia alami dari beberapa teman atau bahkan pekerjaan. Melody tidak berani menantang dunia, dia tidak paham betul untuk memulai lembaran baru sementara dirinya belum terlepas penuh dari masa lalu.

Usaha itu akan menyakiti dirinya sendiri dan menyakiti oranglain, lagi pula ia sudah pernah memulai hubungan baru dan harus berakhir kandas mengenaskan karena tekatnya sendiri.

Melody hanya tersenyum di ruang kosong bersama sela—antara bayangan yang membuatnya halusinasi, semakin gila namun dia waras, serindu itu pada seseorang, katanya—biarkan aku jadikan engkau satu-satunya sosok pendamping hati sampai akhir.

"Aku memang sebegitu mencintaimu, bucin memang, tidak sehat namun aku tidak bisa berpaling darinya."

Raganya sudah tertinggal empat tahun yang lalu, masih bersama kenangan indah itu, enggan untuk kemari merasakan rasa hampa.

"Mel, temen-temen mu loh udah nikah kamu kapan?" Pertanyaan ini selalu terdengar dari kedua orangtuanya, Melody hanya terkekeh pelan menyikapinya.

Baru saja wisuda, harusnya Melody memikirkan bagaimana rencana kehidupan kedepannya. Kata Adelia, di newyork ada lowongan asisten designer sebagai pemula untuk magang sementara sekedar mencari ilmu sebelum membuka butik sendiri, Daniella bilang dia siap membiayai berapapun jika Melody ingin mendirikan suatu brand.

Tapi entah mengapa, hati Melody menginginkan dirinya pergi ke newyork selain untuk menepati kontrak runway disana, ia juga ingin berlibur sejenak barangkali merubah pikirannya untuk bekerja disana.

Singkat cerita, kakinya sudah menapaki Fifth Avenue. Berbagai barang belanjaan ia tenteng, langkahnya mengetuk aspal sementara kepalanya menoleh kesana kemari melihat toko-toko pakaian yang berjejeran. Melody bak wanita kaya raya yang membawa barang-barang belanjaan bergensi, dia memakai kaca mata hitam memasuki aula bangunan yang akan melaksanakan event runaway hari ini.

Melody satu-satunya model yang berasal dari indonesia, sebelum berdandan ia sempat meminta tolong pada staff disana untuk menyimpan barang belanjaannya.

"Could you keep these things of mine?"

"Yeah, I keep it behind the dressing room."

Ada sepasang sepatu high heels yang sudah di sediakan untuk Melody, tapi perempuan itu menolaknya. Sebab Melody hari ini ingin memakai sepatu high heels berwarna hitam dari pemberian seseorang, untungnya Angelo pemilik dari brand busana yang akan ia peragakan memperbolehkan Melody memakainya.

Satu persatu model silih berganti keluar dan masuk menunjukkan pakaian yang mereka kenalan dengan catwalk mengagumkan.

Melody keluar sebagai salah satu model Asia yang memakai brand tersebut, tubuhnya yang tinggi hampir setara dengan pintu pun menjadi pusat perhatian, apalagi sepatu high heels itu menjadi penyempurna penampilannya. Melody berjalan dengan fasih melewati para penonton disana dengan senyum tipis dari ciri khasnya.

Promise | Haruto × Wonyoung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang