⎙ ³⁰ : Beginner love

566 116 1
                                    

Selama berjalan menuju ke ruang guru mereka tidak berbicara barang sedetikpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama berjalan menuju ke ruang guru mereka tidak berbicara barang sedetikpun. Bahkan sampai pada Melody meletakan buku di atas meja wali kelas Nadya pun perempuan itu tidak mengucapkan apa-apa, kata terimakasih tidak keluar dari mulutnya. Melody tidak memusingkan hal itu, dia langsung berhadapan dengan pak Romeo yang sedang memakan bekal siangnya, ada secarik kertas di samping lengan pak Romeo rupanya kertas itu tulisan Mutiara di ujung pesannya.

"Cie yang di kasih bekal sama cemewewnya." Melody mencagil pak Romeo, guru yang menjabat wakil kesiswaan sekaligus pun kaget.

"Hei, jangan keras-keras." Pak Romeo melotot, jika terdengar guru lain dirinya bisa menjadi bahan candaan.

"Iya-iya. Pak, saya mau tanya soal mahasiswa undangan itu dong. Saya sama Haru bisakan ikutnya?" Tanya Melody penasaran.

"Karena kalian termasuk peringkat tertinggi umum sudah pasti bisa ikut, hanya saja semuanya tergantung dengan ujian akhir kalian memadai atau tidak di universitas pilihan kalian nanti." Jawab pak Romeo lengkap.

"Gitu ya pak. Oke deh, nanti saya sampein ke Haru, makasih infonya pak." Melody membungkuk sedikit ketika ia mundur lalu meninggalkan ruangan sembari melompat-lompat kecil.

Lorong sekolah sepi hanya sepintas beberapa murid yang lewat kemudian saat Melody ingin memasuki pintu kantin dirinya di tahan seseorang yang tak lain adalah Nadya sendiri, ia mengajak Melody untuk berbicara di atap sekolah.

"Kenapa kamu jahat banget? Padahal kamu tau aku suka sama Haru." Ucap Nadya sendu.

"Gue yang jahat? Maaf ya Nadya, selama Lo nggak ada, gue yang selalu nemenin Haru, bahkan dia nggak pernah sekalipun nyebutin nama Lo. Gue nggak mau bilang gini tapi Lo itu harus sadar, kalau Haru nggak cinta sama lo." Ucap Melody tegas dia tidak mau Nadya mengacaukan semuanya lagi, hubungan pertemanan mereka berempat sudah membaik jangan sampai karena kesalahpahaman terjadi dan memecahkan mereka lagi.

"Gue nggak ngelarang Lo buat temenan sama Haru kok, tapi Lo harus tau kalau Haru sekarang milik gue. Jadi tolong ngertiin perasaan gue." Lanjut Melody.

Mereka tidak dekat tetapi Nadya tiba-tiba menyudutkan Melody karena dia telah merebut Haru dari sisinya. Hal yang paling membuat kesal Melody adalah Nadya yang tak pernah hadir dan membekas di ingatan Haru pun seolah-olah bisa memiliki dan menikmati segalanya, sementara semua orang menjadi peran antagonis di alur hidupnya.

'Nggak sehat ini anak.' batin Melody ketika melihat mata Nadya berkaca-kaca.

"Kamu yang nggak ngerti. Aku cuma pengen Haru bisa sama aku sampai semuanya selesai, aku kembali buat dia, tapi kamu malah jadi pengacau." Ucap Nadya menangis tersedu-sedu lalu meninggalkan Melody sendirian di depan pintu kantin.

"Loh? Ih playing victim banget sih!" Melody geram.

Ketika menghampiri teman-temannya Melody melihat tiga mangkuk sudah kosong sementara mangkuknya masih terisi penuh. Seketika membuat Melody kenyang tanpa menyentuhnya, apalagi meja sudah beres seperti mengisyaratkan bahwa mereka sudah mau kembali ke kelas masing-masing.

Promise | Haruto × Wonyoung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang