⎙ ²⁷ : New arrivals

554 129 1
                                    

Tiga minggu alias satu bulan berlalu, waktu yang tersisa untuk mereka adalah 6 bulan mulai dari sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga minggu alias satu bulan berlalu, waktu yang tersisa untuk mereka adalah 6 bulan mulai dari sekarang. Adelia bilang Melody akan menghadiri beberapa event yang bersangkutan dengan dunia fashion disaat hari libur saja seperti minggu, begitu pula Haru yang berhenti bekerja di perusahaan ibunya karena supervisor asli sudah kembali bekerja seperti biasa sehabis masa cutinya, Haru kini lebih fokus pada sekolahnya untuk mengambil beasiswa agar dia bisa memasuki universitas ternama.

"Anak-anak kita kedatangan murid baru." Ucap wali kelas, suasana hening seketika saat murid baru perempuan memasuki kelas MIPA 2.

"Perkenalkan nama saya Nadya precilla."

Ting!

Pensil yang sengaja Haru gunakan untuk mencoret-coret lembaran catatan mencari jawaban pun terjatuh setelah mendengar suara dan nama yang di sebutkan. Haru mengambil pensil yang jatuh kemudian dia melihat kaki perempuan berdiri di hadapannya, dirinya mendongak melihat sosok perempuan itu sedang menjulurkan tangannya.

"Hai Haru. Apakabar? Udah tiga tahun aja ya kita nggak ketemu." Nadya tersenyum manis, mengundang murid perempuan iri termasuk citra.

Haru mengangguk pelan, ia bingung harus merespon bagaimana ke Nadya sebab mereka sudah lama tidak bertemu dan rasanya canggung, Nadya pun berjalan pelan mengambil kursi yang ada di samping Haru padahal tempat itu milik seseorang.

"Hei, itu kursi ada orangnya. lo nggak bisa liat ya? Ada nama di bawahnya?" Citra berdiri, menggebrak pelan meja sekedar untuk memberikan gretak pada Nadya.

"Maaf gue nggak tau." Nadya berdiri, saat dirinya mencari kursi lain Nadya pun meraba bagian rok belakangnya yang tertempel lem kertas menyebabkan dirinya tidak merasa nyaman.

Citra dan teman-temannya menahan tawa, sebelum Nadya duduk di kursi tadi salah satu teman Citra yang berada di belakang tempat duduk Haru terlebih dahulu mengolesi kursinya dengan lem cair.

Pelajaran pun di mulai, wali kelas tidak mengetahui kejadian itu sebab Nadya tidak melapor yang membuat Citra semakin menjadi-jadi mengerjai murid baru itu. Saat jam istirahat tiba, Citra melemparkan kertas ke wajah Nadya mengundang kemarahan Haru yang merasa itu tidak layak di lakukan.

"Citra apa-apaan sih lo!" Haru marah dan menangkap kertas kedua yang Citra lempar.

"Ha-haru... Gue cuma bercanda kok." Citra ketakutan.

"Ini pembullyan, sekali lagi lo kaya gitu gue laporin ke kepala sekolah." Ucap Haru.

"Bokap gue Mentri pendidikan." Ancam Citra.

"Gue nggak perduli, sekali pembully tetap pembully, gue pastiin bokap lo malu punya anak kaya lo!" Ancam balik Haru, Citra tak menyangka bahwa Haru bisa sekejam ini padanya.

Ketika Haru merangkul Nadya pergi Citra berteriak kesal, "Apa bagusnya sih cewek yang kaya gitu!!!" Geram Citra.

Dulu Melody yang menjadi penghalangnya sekarang kehadiran Nadya tambah membuat Citra sakit hati, dimana perempuan bersikap lemah lembut itu membuat Citra jijik. Menurutnya walaupun Citra tidak menyukai Nadya, jelas Melody jauh lebih baik dari pada perangai perempuan itu, dari wajahnya memang terlihat seperti perempuan manipulatif apalagi smirk yang ia tunjukkan saat Haru merangkulnya dan membawa pergi Nadya ke kantin.

"Mel, jangan buru-buru ih. Kaki gue sakit." Nina membuntuti lari kecil Melody, perempuan itu sudah tak sabar bertemu dengan Haru.

"Gue kangen banget sama Haru, udah nggak ketemu lebih dari dua minggu. Apa kabarnya ya?" Melody amat penasaran.

Mereka sampai di kantin, penuh dengan keramaian murid-murid membeli makanan. Melody dan Nina menelusuri semua tempat duduk, menyapu pandangan ke segala arah dan berakhir menemukan punggung Haru yang menutupi sesuatu.

"HAR—" Lambaian tangannya berhenti di atas, Melody yang hendak menyapa Haru pun seketika melihat sosok perempuan yang ada di hadapan Haru, jika Citra. Melody mungkin tidak perlu berpikir rumit.

"Mel. Ngapain? Duduk disini ayo." Ajak Haru menunjukkan kursi di sampingnya, sementara itu Nadya tersenyum ramah ke arah Melody dan Nina.

Melody tersenyum kecil ia pun berjalan mendekati Haru, selang beberapa detik tiba-tiba Nadya mengambil alih kursi yang Haru berikan pada Melody dengan dalih bahwa dia merasa risih karena keributan murid di sebelahnya.

"Aku pindah gapapa ya? Soalnya disana ribut banget." Ucap Nadya dengan wajah polosnya.

"Oh, iya gapapa." Melody tersenyum canggung, dirinya dan Nina duduk di hadapan Haru sementara Nadya ada di samping laki-laki itu.

"Oh iya ru, Dika mana?" Tanya Nina membuat raut wajah Haru berubah tiba-tiba.

Haru menggaruk pangkal rambutnya dirinya mencari sebuah alasan, "Mungkin lagi sibuk ngerjain tugas." Jawab Haru.

"Loh kita nggak ada tugas kok, gue kan sekelas sama Dika. Tadi katanya dia mau nyamperin Lo, kok tiba-tiba ngilang?" Nina kebingungan, padahal sebelum pergi Dika pamit padanya.

Haru kewalahan menjawab pertanyaan Nina, ia tak enak hati jika memberitahu hal sebenarnya yang akan membuat Nadya tersinggung. Kemudian karena penasaran Melody pun dengan berani bertanya siapa perempuan yang ada di samping Haru.

"Oh iya. Nggak biasanya gue liat lo bareng cewek selain Citra. Ini siapa ru?" Melody bertanya dengan ramah, dirinya pikir perempuan itu mungkin adalah saudaranya Haru.

"Gue lupa ngenalin dia ke kalian. Kenalin, dia Nadya anak baru di kelas gue, temen sekelas juga waktu SMP. Nad, mereka ini temennya gue sekaligus temennya Dika. Melody sama Nina." Jelas Haru.

Melody dan Nina tidak bereaksi tentu mereka sudah menyadarinya setelah Haru menjelaskan siapa perempuan itu, Nina tau mengapa Dika tidak datang kemari, sudah jelas karena Nadya yang membuatnya malas tuk bergabung, sementara Melody sulit menahan rasa risihnya karena keberadaan Nadya.

"Oh jadi ini Melody ya?" Nadya berbicara seolah-olah dia sangat ramah.

"Hai. Iya ini gue, dan lo Nadya pacarnya Haru?" Tanya Melody dengan sengaja membuat kaget Haru yang sedang makan.

"Uhuk! Uhuk! Pacar?" Kini Haru yang kebingungan.

Nadya menggenggam tangan Haru erat, "Ru, kamu udah janjikan?" Nadya seperti memohon padanya.

Haru seketika terdiam dan tak merespon apa-apa lagi, Melody kecewa melihat hal itu. Dirinya langsung berdiri, muak dengan tingkah laku perempuan itu. Siapa yang tidak cemburu melihat laki-laki yang ia sukai disentuh oleh perempuan lain?

"Melo. Mau kemana?" Tanya Haru menahan lengannya.

Melody memasang senyum palsu, "Mau nyusul Dika. Kalian lanjutin aja date di kantin." Canda Melody lalu meninggalkan mereka berdua.

Singkat cerita sejak hari itu persahabatan mereka mulai merenggang karena hadirnya Nadya di sekolah itu. Dika yang selalu menjauhi Haru ketika ada Nadya, dan Haru yang selalu sulit meluangkan waktu sebab dia sibuk bersama dengan Nadya sementara Melody hanya bisa bersabar dengan perasaannya kini, orang yang membuat Melody bertahan mengenai perasaannya adalah Nina yang selalu mensupport Melody.

"Gue yakin, Haru tuh juga suka sama Lo. Dari pandangannya, sebenarnya dia sayang sama lo Melo." Ungkap Nina, seminggu setelah kejadian saat Nadya pindah ke sekolah mereka.

Promise | Haruto × Wonyoung (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang