Happy Reading^^
----------------------------------------------------
Hari Sabtu, Laut tidak memiliki mata kuliah apapun, alias ia free sekarang. Dan latihan Klub Musik baru dimulai sore hari, jadi Laut memutuskan untuk berleha-leha dulu di rumah. Berhubung kedua orang tuanya jarang ada di rumah dari pagi sampai malam, jadi ia bebas di rumah mau ngapain saja, nggak bakal ditanya juga.
Beda lagi ceritanya kalau kedua orang tuanya ada di rumah, Laut tidak segan-segan akan keluar rumah semata-mata hanya untuk menghindari mereka. Sudahlah jangan bahas orang tua Laut, gadis itu paling malas membahas mereka.
Berguling ke kanan, berguling ke kiri. Melihat jam di dinding kamar dan mendapati kenyataan kalau jam empat sore masih lama sekali. Laut memutuskan untuk ke kamar adiknya saja. Kamarnya tepat ada di depan kamar gadis itu.
Biasanya sih hari Sabtu begini si El --- adik Laut --- akan nongkrong sama teman-temannya entah dimana. Tapi siapa tahu dia ada di kamarnya. Laut ketuk terlebih dahulu pintu kamar El --- begini-begini ia masih punya sopan-santun. Tidak ada jawaban. Yups. Sepertinya adiknya sedang main bersama temannya. Langsung saja Laut masuk ke kamarnya. Gadis itu cabut perkataannya yang tadi, memangnya sopan-santun berlaku untuk kakak-adik. Tentu saja tidak.
Kamar El ini berbeda sekali dengan kamar Laut. Bukannya kamar El yang berantakan, tapi malah kamar Laut yang seperti kapal pecah. Ah sudahlah. Laut duduk di kasur El dan melihat-lihat isi kamar adiknya.
Asal tahu saja, Laut ini jarang sekali diperbolehkan masuk ke kamar El, padahal ia kakaknya lhoo. Sedangkan dia, sebebasnya saja masuk kamar orang. Dasar! Tapi setelah Laut lihat-lihat, kamar ini tidak jauh berbeda dari terakhir kali ia lihat.
Oh? Gitar? Laut langsung menghampiri benda keramat itu. Sama seperti Biru, El ini cukup sering membawa gitarnya kemana-mana. Biasanya kalau nongkrong bareng temannya juga bawa gitar. Tumben banget anak itu meninggalkan benda kesayangannya di rumah.
Laut pegang benda itu dan ia pangku. Gadis itu sudah lama ingin belajar main gitar. Berkali-kali juga sudah minta El buat ajarin dua, tapi emang dasar El nya saja yang kurang ajar. Dia malah sama sekali tidak mau mengajarkan kakaknya main gitar. Bahkan nyentuh gitarnya pun Laut tidak diperbolehkan.
Tapi berhubung yang punya sedang tidak ada, jadi Laut gunakan kesempatan ini untuk belajar gitar. Laut sudah hapal beberapa kunci gitar, tapi masih dasar. Bahkan untuk memidahkan kunci gitar saja ia belum bisa.
Laut arahkan jari kirinya untuk membentuk kunci C, lalu ia petik gitarnya dengan jari kanan. Gadis itu melanjutkan belajar gitarnya sampai ia sedikit demi sedikit bisa memindahkan kunci gitarnya.
Laut tidak sadar kalau hari sudah mulai sore. Untung saja masih ada waktu untuknya pergi ke kampus dan jajan dulu di kantin. Bagaimana kalau ia ajak Tia untuk ketemuan bareng di kantin? Oke, ide yang bagus.
Laut taruh benda kesayangan adiknya itu di tempat semula dan segera bersiap untuk ke kampus.
***
Saat ini Biru sedang ada di lapangan futsal kampusnya. Fyi aja, kampus Biru dan Laut ini punya gedung khusus untuk klub-klub atau UKM. Gedungnya ada di selatan dari pintu masuk utama. Atau gampangnya adalah gedung penampungan UKM ini ada di pojokan belakang dari gedung-gedung lain.
Selain ikut Klub Musik, Biru juga ikut Klub Futsal. Alasannya simple, ya karena Biru suka keduanya, mangkannya ia ikutin keduanya. Selain tidak bisa dilepaskan dengan benda yang bernama gitar, Biru juga tidak bisa dilepaskan dengan benda yang berbentuk bulat dan bernama bola. Untungnya saja, sejauh ini jadwal latihan kedua klub itu tidak bertabrakan. Tidak tahu deh kalau nanti gimana, jalanin saja dulu, pikir Biru.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU (Langit & Laut)
FanfictionBiru Langit Bisa main banyak alat musik, anak futsal, dan anak klub musik. Sifatnya ramah, supel, sopan, asik. Tentu, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dibalik semua sifat baiknya itu, ada dua hal yang sangat menjengkelkan dari diri Bir...