12

48 4 0
                                    

HALOOO!! AKU UPDATE LAGI

gimana nih kabarnya? semoga sehat ya^^

HAPPY READING^^

-----------------------------------------------

Setelah latihan beberapa hari, walau sangat singkat, tapi untung saja Laut bisa mengejar ketertinggalan. Dan hari ini projek musik mereka sudah selesai. Seperti dugaan Biru, projek musik ini berjalan lancar dan sangat istimewa, sampai rasanya Laut tidak akan pernah bisa melupakan momen ini.

Projek musik ini memang sudah dirancang untuk divideokan, jika ada yang menonton mereka sepakat bahwa itu hanyalah bonus, mereka tidak ingin terlalu berharap. Karena mereka mengira, mungkin saja ada yang menonton, tapi mereka tidak yakin apakah mereka akan stay sampai akhir. Mungkin saja para penonton itu bisa menonton sebentar lalu pergi lagi, layaknya hanya mampir saja. Tapi harapan mereka adalah seberapapun nanti yang menonton, mereka harap penonton dapat terhibur dengan musik yang telah dibawakan.

Tapi ternyata perkiraan mereka melebihi harapan. Dilihat dari ekspresi dan respon penonton, Laut, Biru, dan Tia bisa yakin bahwa penonton terhibur dengan permainan musik mereka tadi. Tidak hanya itu, banyaknya penonton yang tadinya tidak terlalu mereka harapkan rupanya malah melebihi ekspetasi. Banyak penonton yang stay dari awal sampai akhir. Bahkan, ada salah satu penonton yang meneriakan encore1sampai akhirnya seluruh penonton kompak meneriakan kata encore.

"Jarang ada pengamen jalanan dapet encore." Kata Biru yang disetujui Tia. Walaupun Laut tidak setuju dengan sebutan pengamen jalanan, tapi tidak salah juga sih, mereka ini jatuhnya memang seperti pengamen jalanan dan memang jarang sekali ada pengamen jalanan yang mendapat encore. Bahkan Laut merasa seperti sedang melakukan konser sampai diteriaki encore seperti itu. Jadi mereka sepakat untuk melakukan encore, menyanyikan barang satu atau dua lagu untuk menghibur penonton.

"Gila berasa ngekonser kita." Kata Biru heboh.

"Gue nggak nyangka kalau bakal rame banget kayak gitu. Gue tuh seneng tapi mau nangis gitu jadinya, gimana dong." Tia yang dari tadi sudah kipas-kipasin muka yang Laut pikir dia kepanasan, rupanya dia sedang menahan tangis.

Sambil memasukkan biola ke dalam tasnya Laut berkata, "Jangan nangis disini ah, masih rame orang. Liat tuh kita masih diliat-liatin."

Setelah mendengar itu Biru dan Tia langsung melihat sekitar. Benar saja apa yang dikatakan Laut. Masih banyak orang disini dan mayoritas dari mereka masih melirik-lirik tiga serangkai itu. Laut sampai berpikir, kalau sampai mereka tidak segera pergi dari tempat ini, mungkin saja penoton menuntut mereka untuk bernyanyi lagi. Laut sih tidak masalah, tapi ini sudah senja, matahari sudah mulai terbenam dan El sendirian di rumah. Ya, bisa dikatakan sejak kejadian itu, Laut benar-benar jadi protektif pada adiknya. Laut setakut itu untuk ditinggal lagi.

Kekuatiran Laut semakin menjadi saat ada beberapa orang yang datang menghampiri mereka bertiga.

"Hmmm, kak boleh minta foto bertiga?"

Laut, Tia, dan Biru terkejut. Laut pikir mereka akan meminta tiga serangkai itu untuk bernyanyi lagi, tapi rupanya meminta untuk berfoto? Apa mereka sudah menjadi artis?

Tia buru-buru mengangguk sambil tersenyum. Sembari anak-anak yang sepertinya seumuran El itu sedang menyiapkan diri dan kameranya, Biru nyeletuk. "Kita udah jadi artis kali ya sampe dimintain foto."

"Ssstt... tetap chill, profesional, dan elegan. Jangan keliatan hebohnya, cool, cool." Kata Laut

Walau kekuatiran Laut soal disuruh bernyanyi lagi sesuai harapan, tapi karena anak-anak tadi meminta foto, jadi mengundang penonton yang masih di tempat itu untuk meminta foto juga. Mereka baru bisa lepas saat pukul tujuh malam. Perut mereka sudah keroncongan sekali.

BIRU (Langit & Laut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang