04

81 8 2
                                    

HALOOOO!!!! KETEMU LAGI KITAA ^^

Happy reading yaaa ^^

--------------------------------------------------

Pernahkah dirimu merasa tersihir oleh sesuatu? Tapi memangnya kalian percaya sama yang namanya sihir? Sebenarnya Biru tidak percaya, orang tuanya juga melarang untuk percaya hal-hal seperti itu. Namun, anehnya Biru merasakan 'itu' dua minggu yang lalu. Sihir maksudnya. Biru merasakannya saat di ruang latihan Klub Musik, sore hari, ketika senja mampir, dan ketika Laut memainkan biolanya di atas panggung.

Biru tidak tahu lagu apa yang dimainkan Laut saat itu. Ia dengar dari anak-anak lain kalau lagu yang dimainkan Laut adalah salah satu soundtrack anime terkenal. Karena judulnya yang panjang, Biru jadi kesulitan untuk mengingatnya. Sejak saat itu, entah kenapa lelaki yang saat ini sedang memakai kaus latihan futsalnya mulai memadang Laut dengan berbeda.

Laut tertawa, Biru seolah tersihir. Gadis itu sedang berbincang dengan Tia, Biru cuman bisa melihatnya dengan pandangan nerawang. Atau Laut yang sedang mencari barangnya yang hilang di dalam tas, Biru juga seolah tersihir. Segala sesuatu yang dilakukan oleh Laut sekarang membuat Biru seperti terkena sihir. Namun, niat lelaki itu untuk menggoda Laut tidak akan pernah berubah. Karena Laut memang selucu itu reaksinya kalo digodain sama Biru. Jadi gemes juga Birunya.

Tidak jarang, selama dua minggu belakangan Biru jadi sering berhalusinasi. Jelas fakultas Biru dan Laut itu beda, ia mahasiswa jurusan Arsitek sedangkan Laut mahasiswa Sastra Indonesia. Kadang Biru lihat gadis yang membuatnya tersihir ada di kantin fakultasnya dan ia sadar kalau itu hanya halusinasinya. Saat ini juga Biru melihat Laut di lapangan futsal. Biru berusaha mengabaikan dengan memfokuskan pandangannya pada bola yang sedang ia giring.

GOL!!! Biru berhasil membawa satu point buat kelompoknya.

Biru melirik lagi bangku penonton sebelah kanan. Masih ada gadis penyihir itu di sana. Apa sihir Laut sedahsyat itu buat Biru? Pikirnya. Biru kucek mata, tapi Laut masih ada di sana. Sosok itu balas memandang Biru dan mengangkat tangannya. Lelaki itu terkesiap, sepertinya kali ini bukan halusinasi. Beruntungnya pelatih membunyikan peluit tanda waktunya istirahat, langsung saja Biru menghampiri si gadis penyihir.

"Ngapain ke sini? Tumben amat, biasanya nggak suka deket-deket gue. Jangan-jangan lo mulai terpesona ya sama gue? Emang sih pesona gue tuh nggak bisa dibantah kalau lagi main bola gini. Itu sih yang gue denger dari anak-anak cewek lain ya, dan pesona gue juga nggak bisa dibantah kalau lagi main gitar. Lagi-lagi itu kata anak-anak cewek. Oh iya, tadi gue tanya kenapa lo ke sini?" ucap Biru panjang lebar begitu dirinya sampai di hadapan gadis penyihir.

Tidak tahu kenapa, mulut Biru otomatis jadi seperti lambe turah yang suka banyak omong kalau deket Laut. Kesannya kan jadi bacot banget si Biru. Harus ia sekolahin lagi nih mulutnya.

Dengan pandangan kesal bercampur jijik, Laut membalas. "Udah selesai memuji diri sendiri? Nggak pernah berubah emang ya seorang Biru tuh, always pede. Malah kelewat pede. Dan menyebalkan. Udah deh, langsung aja ya. Lo inget kan project dari Bang Bagas tiga hari lalu pas kita latihan?"

Biru mengingatnya dan mengangguk sebagai jawaban. Kemudian, ia duduk di samping Laut. Laut mengkuti pergerakan Biru dan melanjutkan ucapannya. "Tia ngajak lo buat gabung sama gue dan dia."

"Terus Tianya mana? Kok lo doang yang dateng? Kan yang ngajak Tia." ujar Biru.

"Dia lagi ada kelas sekarang, jadi gue yang nyamperin lo. Sekalian gue mau pulang. Gimana? Mau bareng nggak?" jawab Laut, terdengar terburu-buru.

Biru berpikir sejenak, masalahnya ada beberapa yang sudah mengajak dirinya untuk project itu, tapi memang belum Biru jawab semua. Sepertinya karena firasat kalau akan ada yang ngajak Biru lagi, dan benar saja. Biru rasa kalau ia sekelompok dengan Laut dan Tia, kelompoknya akan terlihat unik. Dengan suara Tia yang bagus banget, Laut yang bisa memainkan biola, dan Biru bisa memainkan alat musik apa saja untuk mengiringi biola Laut dan suara Tia.

BIRU (Langit & Laut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang