maaf banget biru baru update lagi TT
beberapa hari lagi hari raya tiba, aku secara pribadi mohon maaf apabila ada cerita atau tulisanku yang menyinggung hati kalian.
HAPPY READ GUYS^^
-------------------------------------
Mc sudah membuka acara Milad Klub Musik, disaat anggota Pengamen Jalanan sedang sibuk dengan divisinya masing-masing. Acara live band baru akan dimulai habis dzuhur dan sekarang waktu masih menunjukkan jam 10 pagi. Jadi selama 2 jam itu, acara akan diisi dengan pembukaan, penyambutan Ketua Umum Klub Musik dan juga dance cover.
Dance cover ini sengaja Bagas adakan karena melihat perkembangan musik sekarang ini. Musik tidak hanya soal memainkan alat musik, dengan musik kita juga bisa berjoget atau menggoyangkan tubuh kita mengikuti irama. Itulah mengapa Bagas membuat adanya kegiatan dance cover ini.
Bagas tidak mewajibkannya, tapi setidaknya ada satu atau dua orang yang bersedia untuk mengisi kegiatan tersebut. Dan ternyata tanpa diduga-duga banyak yang berminat, terutama kaum hawa.
Sedangkan untuk live band-nya nanti, masing-masing group band akan diberi panggung untuk bernyanyi sebanyak 2 lagu. Jadi satu lagu buatan sendiri dan satu lagi cover penyanyi lain.
Berhubung Pengamen Jalanan mendapat urutan terakhir, jadi mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Mereka harus membuat kesan kuat, jangan sampai penonton yg sudah menonton dari awal harus merasa kecewa saat melihat penampilan mereka.
Lagu ciptaan mereka sendiri terdengar cukup mellow, tapi sebagai penutup tentu lagu mellow bukanlah pilihan mereka. Jadi mereka memilih lagu coveran yang hype sebagai penutup acara Milad Klub Musik ini.
Diawal tadi sudah dijelaskan kalau Pengamen Jalanan dan teman-teman yang memang belum tampil sedang sibuk di divisinya masing-masing. Setelah Laut menyelesaikan tugas yang sudah diberi oleh ketua divisinya, Laut siap-siap untuk tampil.
Iya, Pengamen Jalanan tampil terakhir, sekitar habis maghrib, dan ini masih pukul 10.30 dimana waktunya untuk kegiatan dance cover. Tanpa sepengetahuan teman-temannya, Laut juga ikut kegiatan dance cover ini.
Banyak orang yang tidak tahu, bahkan Laut rasa orang tua dan adiknya juga tidak tahu-menahu kalau Laut bisa menari. Sejak ia menduduki bangku SMP atau lebih tepatnya sejak hubungan kedua orang tuanya mulai renggang, selain biola sebagai pengalihan, menari juga menjadi minat yang menjanjikan untuk Laut. Sedikit-banyaknya Laut terbantu dengan kegiatan tersebut.
Namun, Laut tidak menjadikan menari sebagai minat utamanya, mangkannya itu kenapa ia jarang melakukannya. Dan sekarang Laut rindu untuk melakukannya. Saat mendengar dari Bagas di rapat berikutnya waktu itu, ia langsung memutuskan untuk gabung tanpa memberitahu teman bandnya. Beruntungnya, jadwal latihan dance dengan band tidak bentrok.
Penampilan dance cover ini hanya diisi oleh satu grup saja yang isinya ada Sembilan orang. Mereka memilih lagu K-POP yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak orang. Salah satu lagunya yaitu Way to Go dari Girls Generation.
Mangkannya Biru kaget saat ia sedang berjalan di koridor yang melewati pinggir panggung untuk mengantarkan barang keperluan acara ini dan ia melihat Laut ada di atas sana, sedang menari lagu yang entah Biru tidak tahu judulnya.
Laut tidak pernah bilang kalau ia bisa menari, Laut juga tidak bilang kalau ia mengikuti kegiatan dance cover ini. Lagi-lagi biru dibuat terkejut oleh Laut dan dibuat jatuh cinta lagi.
Tidak hanya biru, ternyata Tia juga sama kagetnya saat mengetahui Laut sedang menari di atas panggung bersama dengan beberapa anggota klub musik lainnya. Jarak Tia yang cukup jauh dari panggung membuatnya harus bertanya pada salah satu teman klub musiknya, apakah itu benar Laut atau bukan.
Tapi anehnya, dari jarak yang kurang lebih 300 meter ini Tia mampu mengenali Biru tanpa harus bertanya pada orang lain. Ternyata matanya sudah seterbiasa itu mengenali sosok Biru. Tidak hanya sosok full body yang bisa Tia lihat, sorot mata Biru yang sedang memandang ke arah panggung-pun bisa ia lihat.
Sorot mata lelaki yang mengenakan celana jeans, PDH hitam---PDH klub musik---dan sedang memegang barang yang tidak Tia kenali itu jelas Tia baca. Entah ini yang kedua kalinya, ketiga, atau mungkin kesekian kalinya. Biru jatuh cinta lagi pada Laut. Dan membuat harapan Tia yang sudah menipis makin terkikis.
***
Pura-pura tidak tahu apa-apa, pura-pura bodoh, pura-pura biasa saja, itu melelahkan. Awalnya Tia santai menjalaninya saat ia belum tahu atau belum mendengar kepastian langsung dari Biru kalau ia menyukai Laut. Tapi setelah ia mendengar hal itu, Tia yang tadinya yakin untuk tetap maju jadi mulai meragu.
Tia juga jadi mempertanyakan diri sendiri. Kalau suatu hari nanti ternyata rasa Biru terbalas oleh Laut, apa yang akan Tia lakukan? Apakah ia akan marah pada Laut? Atau ia akan memusuhi Laut? Bahkan lebih parah, ia akan jahat kepada Laut?
Laut pernah bilang kalau ia tidak mungkin menyukai Biru karena Biru itu sangat menyebalkan untuknya. Tapi bukankah banyak kasus dimana benci jadi cinta?
Laut juga pernah bilang, semenjak perceraian kedua orang tuanya, membuat ia jadi harus berpikir ribuan kali untuk menjalin sebuah hubungan. Tapi ketidakpercayaan bisa dikikis oleh keteguhan, bukan?
Sama seperti quotes dari novel Dilan (Dia adalah Dilanku 1990) yang bunyinya, "Milea. Kamu cantik. Tapi, aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.". Perasaan manusia itu berubah-ubah, mungkin saja hari ini Laut bilang tidak suka, tapi siapa yang tahu besok-besok ia akan bilang suka.
Tia tahu, tidak sepantasnya ia seperti ini. Perasaan tidak pernah bisa dipaksakan. Sama seperti Laut yang mungkin saja esok hari akan menyukai biru. Tapi permasalahannya adalah Tia harus bereaksi apa kalau suatu hari hal itu terjadi?
"Ah elah Ru, udah sih! Aneh tau nggak?!"
Dua orang yang baru saja mampir dipikiran Tia tiba-tiba saja masuk ke studio dengan sedikit kegaduhan.
"Eh udah ada Tia. Udah lama Ti?" tanya lelaki yang tadi sedang menggoda Laut seakan apa yang tengah terjadi pada dirinya dan lelaki itu tidak pernah ada.
Tidak menjawab pertanyaan retorik Biru, Tia malah balik bertanya, "Diapain lagi sama si Biru, La?" Tia harus pura-pura baik-baik saja. Lagi.
"Itu... dia ledekin dance gue." kata perempuan yang mengenakan mini dress sebagai kostum dance-nya tadi sambil duduk di sebelah Tia. Laut terlihat sangat manis dengan mini dress warna peachnya itu.
"Eh tapi gue kaget lho ternyata lo bisa nari." sambung Tia.
"Biasa aja lagian."
"Dia dance kayak gini tau Ti," kata Biru yang memeragakan koreo dance-nya Laut, namun gagal karena gerakannya yang berantakan.
"Apaan sih Ru, lo mah malah kayak kesurupan reog"
Semua terasa seperti kembali ke awal. Laut yang sering di jaili Biru dan Tia yang setia menjadi penonton perdebatan mereka. Memang terasa seperti dulu, tapi rasanya sudah tidak sama lagi. Dulu Tia bisa memandang perdebatan keduanya dengan tatapan geli dan gemas. Tapi sekarang, sendu, lirih, dan perih membayanginya setiap kali melihat interaksi antara Biru dan Laut.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU (Langit & Laut)
Fiksi PenggemarBiru Langit Bisa main banyak alat musik, anak futsal, dan anak klub musik. Sifatnya ramah, supel, sopan, asik. Tentu, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dibalik semua sifat baiknya itu, ada dua hal yang sangat menjengkelkan dari diri Bir...