11

50 4 1
                                    

HALOOOO!!

gimana kabar kalian? semoga sehat selalu yaa

please banget jaga kesehatan kalian

HAPPY READING FOR US^^

------------------------------------------------------

H-3 sebelum projek klub musik dilaksanakan, Laut meminta --- memaksa --- Biru dan Tia untuk mengantarnya ke tempat mereka akan melaksanakan projek itu. Tentu saja, Biru dan Tia menolak hal itu. Walau Laut sudah terlihat baik-baik saja, tapi kejadian Tia yang tanpa sengaja menemukan Laut pingsan di toilet fakultasnya membuat Tia benar-benar jadi ekstra perhatian pada Laut. Padahal Laut saat itu memang sedang drop saja tubuhnya.

Laut bukanlah orang yang mudah sakit, bersyukurnya Laut juga tidak memiliki penyakit khusus yang memang butuh perhatian lebih. Laut sehat walafiat, hanya hatinya saja yang sudah sakit sejak lama.

Akhirnya dengan segala bentuk bujuk rayu, Laut berhasil menaklukan benteng bernama Tia. Tapi masih ada satu benteng lagi yang harus ia lewati, benteng itu bernama Biru. Entah apa hubungannya dengan dirinya, Biru dengan segala keras kepalanya melarang Laut untuk bepergian. Laut hanya boleh bepergian saat hari projek itu dilakukan.

"Oke, kalo gitu gue bakal ke dokter. Buktiin sama dokter kalo gue udah baik-baik aja. Kalo hasil dari rumah sakit membuktikan gue udah sehat walafiat, lo jangan coba-coba ya untuk larang gue. Siapa lo larang-larang gue. Ortu gue aja nggak segitunya." Dan benar saja, Dokter mengatakan kalau Laut sudah baik-baik saja. Jadilah mau tidak mau Biru mengiyakan permintaan Laut itu.

Disinilah mereka, di tempat yang akan mereka pakai untuk melakukan projek klub musik itu. Terowongan Kendal yang ada di daerah Dukuh Atas adalah tempat yang Biru dan Tia pilih untuk projek mereka. Kalian cukup menaiki KRL dan turun di Stasiun Sudirman untuk pergi ke sana.

"Keren juga kalian milih tempat buat projek kita." kata Laut begitu mereka sampai dan sedang melihat-lihat daerah Terowongan Kendal itu.

Biru yang dipuji seperti itu tentu bangga dan menyeletuk, "Jelaslah! Gue tau Ut yang ngusulin."

Tia yang mendengar itu ikutan nimbrung sambil senyum, "Iya deh Ru, iya." Laut jadi ingat beberapa hari yang lalu saat Tia mengatakan ada yang ingin cewek itu ceritakan.

***

Flashback

"La, maaf ya, mungkin ini bukan saat yang tepat. Tapi, nggak tau kenapa gue pengen aja ceritain ini sekarang gitu."

"Ya udah cerita aja. Santai aja Ti, lagi gue juga belum ngantuk kok."

Sebelum Tia melanjutkan ucapannya, raut wajahnya terlihat sekali sedang berpikir. Ia sedang menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakannya pada Laut atau tidak. Sedangkan Laut sudah menunggu dengan sabar cerita dari Tia. Ia dengan antusias menatap Tia tanpa henti.

"Jangan liatin gue mulu dong La." kata Tia malu karena menyadari kalau daritadi Laut terus saja memandanginya.

"Habis lo lama banget, gue tungguin ini. Kepo maksimal nih gue." Tia tertawa dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ceritanya pada Laut.

"Laut, kayaknya nih ya. Ini baru KAYAKNYA lhoo," kata Tia sambil menekankan kata 'kayaknya' dan Laut hanya mengangguk sambil tersenyum saja. Ini adalah pertama kali bagi mereka saling bertukar cerita. Kalau dari yang Laut kira, sepertinya Tia akan menceritakan kisah cintanya.

"Kayaknya gue suka sama Biru, La."

Laut terkejut tentu saja. Pandangannya sedikit kosong tadi. Entah apa yang dirasakannya saat mendengar pengakuan Tia tadi. Entah perasaan aneh apa yang menggerayanginya sampai ia susah fokus untuk beberapa detik tadi. Sampai akhirnya ia sadar dan buru-buru merespon pengakuan Tia sebelum cewek itu menyadari gelagatnya.

BIRU (Langit & Laut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang