23

27 2 0
                                    

HAAAIIII

maaf ya biru updatenya ngaret banget, tapi aku harap kalian masih nunggu biru

soooo here we goooo!!!

---------------------------------------

Studio musik ini sudah rampung. Hampir dua minggu mereka sisihkan waktu untuk mendekor studio musik ini. Sekarang waktunya memberi nama untuk studio musik mereka.

"Gimana kalo... senja?" Tia mengusulkan sebuah nama.

"Kenapa senja, Ti?" Biru balas dengan pertanyaan.

"Kita'kan sering manggungnya tuh malem dan kebetulan kelas kita selesai juga di sore hari. Jadi gue yakin ini studio bakal sering kepake pas senja atau sore hari."

Keduanya berpikir, memang betul sih, tapi selain kata senja sepertinya ada kata lain yang benar-benar bisa merepresentasikan band mereka dan studio ini.

"Oke kita keep dulu, ada lagi yang pengen ngusulin nama?" Biru berusaha menengahi keheningan yang tiba-tiba saja terjadi.

"Sebenernya nama senja itu udah bagus, tapi gue juga mau ada satu kata yang menggambarkan 'KITA'" Laut membalas dengan menekan kata akhir dalam kalimatnya.

"Pengamen senja???" kali ini Biru yang mengusulkan, tapi masih ragu apakah nama ini cocok atau tidak.

Seakan tercerahkan, Tia dan Laut saling memandang dan mengirim telepati bahwa apa yang mereka pikirkan itu sama, "BOLEH!!!" balas mereka barengan.

Dengan ini tidak hanya studio mereka yang punya nama 'Pengamen Senja', tapi nama band mereka juga ganti menjadi 'Pengamen Senja'. Alasannya? Karena jika dipikir-pikir lagi nama itu sangat cocok untuk menggambarkan grup band mereka yang suka ngamen atau manggung di sore sampai malam hari, belum lagi lagu-lagu yang mereka bawakan sering kali bergenre indi atau ballad yang sangat cocok didengar sore hari.

Jadi dengan begitu, mereka merubah nama akun YouTube, Instagram, serta sosial media yang menyangkut nama grup band mereka itu. Mereka juga akan memberikan pengumuman kecil disetiap platform kalau mereka akan berganti nama grup band beserta alasannya.

***

Semester baru sudah dimulai sejak dua hari lalu dan hari ini Laut ada jadwal 2 MK. Untungnya hari ini jadwalnya siang semua, jadi Laut tidak terlalu misuh-misuh karena harus bangun pagi.

Omong-omong, studio 'Pengamen Senja' sudah rampung. Sudah satu minggu ini mereka memakai studio musik itu untuk latihan sebelum manggung. Hari ini juga begitu. Laut sudah menunggu Biru dan Tia di kantin sekitar 15 menit-an. Biru bilang kelasnya selesai sebentar lagi, sedangkan Tia belum ada kabar sampai sekarang.

Semester baru ini, Tia sibuk sekali. Tia bilang dia bakalan sering observasi-membuat riset-quis-ujian, terus seperti itu yang entah apakah nantinya akan ada tambahan lagi atau tidak.. Walau tidak semua MK tugasnya seperti itu, tapi hampir tujuh puluh persen itulah yang akan sering Tia kerjakan nantinya.

Batagor di piringnya sudah mau habis tapi keduanya belum juga kunjung. Lalu denting notif hape Laut berkumandang. Tia mengabari kalau hari ini ia tidak bisa ikut latihan ataupun manggung karena tugas yang sudah Laut ceritakan sebelumnya.

Baiklah, berarti hanya ada Laut dan Biru saja. Lagipula belakangan ini Laut sudah cukup terbiasa hanya berdua saja. Ya, apalagi kalau bukan karena Tia yang mulai jarang ikut latihan juga manggung.

Batagor di piringnya sudah habis dan Laut menyesap Es Nutrisari rasa jeruk untuk menghilangkan dahaga. Tidak terlihat datangnya dari mana, tiba-tiba saja orang yang tadi ditunggu menarik tangannya dan menuntunnya keluar kantin, bahkan langsung ke tempat parkir.

Alasan kenapa Biru malah menarik tangan Laut keluar kantin bukannya mampir ke salah satu kedai untuk memesan makanan adalah karena Biru sedang tidak ingin makan di kantin. Iya itu saja alasannya. Kalo alasan aslinya sih, nggak bakal Biru kasih tahu.

"Mau kemana sih, Ru?" tanya Laut di tengah perjalanan mereka yang tiba-tiba.

"Gue laper," di tengah derunya suara motor Biru dan kendaraan lain, Laut masih cukup jelas mendengar jawaban tidak nyambung Biru. Ditanya apa, dijawabnya apa.

"Apa sih Ru, gue tanya mau kemana, malah jawab laper. Nggak nanya itu keleus!"

Biru terkekeh mendengar jawaban Laut. Jelas Laut pasti kesal dengan jawabannya. Hal itu sengaja Biru lakukan, karena itulah yang ia inginkan. Sudah lama Biru tidak menggoda Laut.

Motor Biru berhenti di sebuah Warung Tegal pinggir jalan yang kalau Laut sadari, ternyata ini sudah masuk daerah studio musik mereka. Hanya butuh sekitar 2-3 km lagi sampai.

Biru memesan makanan satu porsi, tahu betul bahwa Laut tidak akan makan di jam segini. Lagipula, Laut sudah makan tadi di kantin. Daripada hanya menunggu Biru selesai makan, Laut jadi ikutan memesan sesuatu di Warung Tegal ini. Bukan memesan satu porsi makanan, ia hanya memesan satu Es Teh Manis.

Kalau dilihat-lihat, porsi makan Biru itu cukup banyak. Lihat, satu porsi saja dia kurang dan dia sudah minta satu porsi lagi dari si Ibu pemilik Warteg ini.

"Lo beneran nggak mau mesen makan gitu? Setengah porsi aja gitu?" tanya Biru disela kunyahan makannya.

"Telen dulu kenapa yang di dalem mulut. Jorok banget sih lo." kata Laut sembari memukul lengan Biru.

Biru hanya terkekeh dan menyelesaikan suapan terakhir pada satu porsi---atau ini terhitung dua porsi---nasi panas dengan sayur lodeh dan kentang balado yang sangat menggugah selera itu. Kalau Laut sedang lapar mungkin ia akan tergugah dengan makanan selezat itu.

"Lo nggak mau bungkus aja gitu makanannya?"

"Gue bilang nggak, ya nggak Ru... dah gih buruan bayar habis itu latihan. Cepet!" Biru buru-buru membayar pesanan makanannya tadi dan segera menyusul Laut yang sudah bertengger di jok motornya. Kalau dilihat-lihat, Laut makin hari makin manis saja.

BIRU (Langit & Laut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang