Haaaiii biru update lagi!
gimana kabar kalian? semoga sehat selalu yaaa
happy reading^^
---------------------------------------
"Lo lagi berantem ya sama bang Biru?"
Laut sedikit terperanjat sama pertanyaan yang dilontarkan El barusan. Kenapa El bisa berpikiran seperti itu? Apa Biru ada cerita sama El tentang dirinya?
Tapi mendengar nama Biru membuat otak Laut memutar memori terakhir dimana ia dan Biru bertemu, apa yang mereka bicarakan dan apa yang tengah terjadi diantara keduanya. Kalau dibilang Laut menghindar, mungkin jawabannya iya.
Setiap bertemu Biru di klub musik, Laut sebisa mungkin menyelesaikan pekerjaannya di sana dengan cepat dan langsung buru-buru pulang. Laut takut kalau ia sedikit lebih lama di sana, Biru akan menegurnya dan membuka kembali obrolan yang memang belum selesai waktu itu.
Laut tidak siap kalau obrolan itu kembali dibuka atau bahkan diselesaikan. Laut takut, itu saja jawabannya.
"Nggak. Emangnya kenapa? Biru ada cerita sama lo gitu terkait gue?" tanya Laut, intonasi nadanya sedikit naik karena mengira Biru bicara yang macam-macam tentangnya.
"Justru karena bang Biru nggak pernah lagi nanya-nanya soal lo ke gue,"
Mengetahui bahwa El sudah membuka rahasia yang selama ini selalu ia sembunyikan, membuatnya jadi sedikit kelabakan saat Laut memandangnya dengan pandangan menuntut. Ya, El juga paham apa maksud pandangan Laut itu. Begini maksudnya, 'Jadi selama ini lo suka mengumbar hal-hal tentang gue ke Biru'. Ya kira-kira seperti itulah.
"Maksud gue, heemm bang Biru emang suka nanya soal lo, tapi gue tau batasan kok. Bang Biru juga tau apa yang emang harus dia tau dan nggak. Udahlah gue lanjut lagi topik yang tadi. Jadi tuh beberapa minggu belakangan ini, selama gue nongkrong sama dia, bang Biru tuh beneran nggak ada nanya apapun soal lo. Mangkannya gue heran," El menyelesaikan kebingungannya dengan tuntas.
"Nggak perlu ada yang diheranin. Ya gue emang biasanya gimana sih sama si Biru. Gitu-gitu doang. Berarti emang Birunya kali yang udah nggak mood nanya-nanya soal gue." Laut mengatakannya sembari menaruh biola yang tadi dimainkannya ke tempat semula.
El mengikuti pergerakan kakaknya. Mau disembunyikan bagaimanapun, El tahu tabiat Laut kalau sedang ada masalah. Laut bakal sibuk mengerjakan apapun, bahkan pekerjaan yang sebenarnya sudah dikerjakan sebelumnya. Jadi kayak buang-buang waktu.
"Gue tau lo sama bang Biru emang nggak ada hubungan spesial. Tapi sebenernya kalian saling nyembunyiin rasakan?" seakan belum puas dengan topik Biru, El menanyakannya lagi kepada kakaknya.
Laut yang mendengarnya lama-lama capek juga. Gumoh gitu kalo kata orang tua. Rasanya pengen muntah. Di kepala yang dipikirin Biru, di hati yang dirasain perihal Biru, sekarang El ikut-ikutan menyumbang suara perihal Biru.
Menatap serius adiknya, Laut memutuskan untuk cerita sama El. Disini, di rumah ini hanya ada mereka berdua, walau keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, tapi keduanya tetap pulang di rumah yang sama dan intensitas pertemuan mereka juga sama. Pagi atau malam hari dan hari ini keduanya sedang tidak ada kegiatan apa-apa. Kenapa tidak dimanfaatkan untuk mengetahui kegiatan selama 1 minggu ini saja?
"Udah gue duga kalo bang Biru emang ada rasa sama lo. Tapi kok lo nggak nanggepin gitu sih? Gue yakin bang Biru pasti minggu-minggu ini lagi merasa digantung. Pantes nggak pernah ada cerita lagi soal lo," setelah mendengar cerita versi Laut---karena El belum mendengar cerita versi Biru---El terus-terusan memberi spekulasinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU (Langit & Laut)
FanfictionBiru Langit Bisa main banyak alat musik, anak futsal, dan anak klub musik. Sifatnya ramah, supel, sopan, asik. Tentu, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dibalik semua sifat baiknya itu, ada dua hal yang sangat menjengkelkan dari diri Bir...