15

34 4 0
                                    

HAAAII BIRU UPDATE TENGAH MALEM NIIIHH WWKWK

malem ini adalah malem nisfi syaban, so aku mau ucapin maaf apabila ada perkataan atau ceritaku yang menyakiti hati kalian

^^

HAPPY READING^^

----------------------------------------

Kafe yang bernama D'R ini memiliki desain yang cukup unik. Pada malam hari, desain kafe ini layaknya bar disko yang biasa Laut lihat di televisi. Tapi tenang saja, kafe ini bukan bar disko beneran kok, karena kafe ini tidak menjual minuman beralkohol satupun, paling hanya minuman soda.

Kata Biru, kafe ini mempunyai konsep desain mengikuti waktu. Biar dijelaskan sedikit. Jadi, kalau dari pagi sampai sore, konsep desain kafe ini hampir sama seperti kafe-kafe kebanyakan. Ada beberapa foto atau lukisan di beberapa dindingnya. Tapi satu hal yang menjadi nilai plus di mata Laut adalah, kafe ini menyediakan ruangan khusus bagi mereka yang ingin nongki nyambi tugas atau baca-baca buku biasa. Jadi ada tempat tenang untuk hal itu.

Nah, beda lagi kalau menjelang senja ke tengah malam. Konsep desain kafe ini layaknya bar disko. Lampu-lampunya berubah menjadi warna merah, biru, hijau, dan sebagainya yang mendukung konsep disko. Lalu ada satu lampu bulat, orang biasa menyebutnya lampu disko. Lampu itu berada di atas panggung.

Tidak hanya desain, kata Biru, kafe ini juga memiliki menu yang berbeda-beda sesuai dengan waktu. Pagi sampai sore, menu makanan saat sarapan dan makan siang. Sedangkan menu di malam hari lebih banyak seperti camilan-camilan ringan untuk pengganjal lapar dan kantuk.

Karena malam hari desain kafe ini jadi seperti bar disko. Biru memilihkan tempat yang dekat dengan pelayan kafe ini. Dan ya, Biru meninggalkan Laut dan Tia berdua di tempat itu ditemani dengan segelas Chocolate Milkshake milik Laut dan Mocktail Lemonade milik Tia.

Karena sudah tidak tahan, akhirnya Laut bicara duluan.

"Ti, gue rasa gue nggak perlu nanya lagi sama lo. Lo pasti liat kejadian yang di studio ya?"

Ditembak langsung seperti itu membuat Tia sedikit kelabakan. Pasalnya, dia tidak mau hubungannya dengan Laut jadi canggung seperti ini. Hanya karena cowok pula. Tapi Tia tidak bisa bohong kalau sebenarnya ia kesal dengan Laut --- dan dirinya sendiri. Jadi jawaban yang Tia kasih adalah anggukan.

Perlahan Laut memusatkan pandangannya pada Tia dan merubah posisinya jadi seutuhnya menghadap Tia.

"Ti, gue bener-bener minta maaf ya. Gue emang bodoh banget, udah tau temennya suka, eh gue malah kayak kegatelan sama gebetannya."

Mendengar hal itu, Tia langsung merespon.

"Apa sih La, lo nggak kegatelan kok. Lo nggak kayak gitu. Jangan aneh-aneh ah." Tia jadi nggak enak sama Laut.

"Yaaa, gue cuman kesel aja kok. Bukan sama lo aja tapi sama diri gue sendiri juga. Kenapa lo bisa deket sama Biru tapi gue masih stuck disitu aja."

Pas Laut mau ngomong lagi, langsung Tia potong. Karena Tia tahu apa yang akan dikatakan Laut.

"Bukan, bukan karena lo nggak bantuin gue deket sama Biru. Itu juga bukan tugas lo La. Tapi memang gue yang harus ekstra buat dapet perhatian lebih dari Biru."

"Sekali lagi gue minta maaf ya Ti."

"Santai ah. Gue juga minta maaf ya tadi jutek banget sama lo."

Tia merentangkan tangannya, mengajak Laut untuk berpelukan. Di tengah pelukan itu, entah mengapa lagi-lagi Laut merasa aneh dengan hatinya. Laut paham kenapa ia harus meminta maaf pada Tia. Tapi hatinya seakan gelisah dan bertanya-tanya kenapa ia harus melakukan itu.

BIRU (Langit & Laut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang