07

1.5K 238 50
                                    

"Jihoon ingin bicara padamu."

Hyunsuk menatap Yoonbin yang muncul dengan kemeja biru muda nya sambil menenteng kopi dingin di tangannya.

Hari ini panas sekali dan Yoonbin mengantuk setelah setiap malam Junkyu merengek ingin ini dan itu.

Hyunsuk menoleh dan menatap lekat Yoonbin.

Yoonbin tahu sekali, menyebutkan nama Jihoon di depan mata Hyunsuk itu bukan sesuatu yang baik, Yoonbin bisa saja di pukul, di tendang atau bahkan di jambak oleh Hyunsuk.

Tapi sekarang Hyunsuk hanya terdiam menatap Yoonbin lekat.

"Ahh, iya."

Yoonbin mengerjap matanya bingung saat Hyunsuk kembali memutar kursi nya dan kembali fokus pada pekerjaan.

Hyunsuk sudah tidak masuk kerja selama dua hari dan selama itu pula pekerjaan nya menumpuk tidak di sentuh, bahkan saat sedang dirumah.

Jadi Hyunsuk harus menyelesaikan pekerjaan itu sebelum akhir pekan tiba.

"Kau tidak menolak ?" Tanya Yoonbin bingung membuat Hyunsuk memutar kursinya lagi dan menatap Yoonbin.

"Kau sendiri yang mengatakan aku harus datang pada Jihoon sebagai sahabat nya."

Yoonbin terdiam menatap Hyunsuk yang tersenyum menatap Yoonbin.

Yoonbin tidak tahu apa yang di katakan Junkyu saat mendatangi rumah Hyunsuk tapi apa Hyunsuk mulai mengikhlaskan statusnya ?

"Iya memang, tapi rasanya cepat sekali berubah."

Hyunsuk menarik nafasnya panjang lalu menopang dagunya menatap Yoonbin yang masih bingung.

"Jihoon sekarang membutuhkan sahabat nya dan aku salah satu nya, jadi aku berusaha menekan perasaan ku bin."

"Kau sudah tidak menyukainya lagi ?" Tanya Yoonbin membuat Hyunsuk menghela nafasnya pelan lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku bahkan masih sangat menyukainya."

Hyunsuk memutar kursinya lagi dan kembali fokus pada pekerjaan nya.

"Tapi aku tahu kalau Jihoon memang benar-benar hanya menganggap ku sahabatnya, jadi aku datang sebagai sahabatnya."

"Hyunsuk.."

"Yoonbin, sudahlah.. kembali ke ruangan mu eum, aku ada deadline sore ini."

.

.

Sekarang disini lah mereka.

Jihoon dan Hyunsuk untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun duduk saling berhadapan.

Di hadapan Hyunsuk ada segelas kopi hitam dingin dan di hadapan Jihoon ada milkshake strawberry milik sang anak sulung.

"Maaf mengganggu waktu istirahatmu."

Hyunsuk mengangguk pelan sambil tersenyum menatap Jihoon dan Dobby secara bergantian dan sambil menarik nafasnya panjang.

Jika boleh jujur.

Hyunsuk saat ini sedang sesak, ia ingin kembali menangis melihat pemandangan itu tapi Hyunsuk sekarang harus bisa menempatkan posisinya sebagai sahabat Jihoon.

Tidak lebih.

"Tidak apa, aku sudah agak senggang." Jelas Hyunsuk dan Jihoon menganggukkan kepalanya.

Jihoon menunduk dan memainkan jemarinya bingung, apa yang harus ia bicara kan pada Hyunsuk yang ada di hadapannya.

Padahal Jihoon ingin bertemu dengan Hyunsuk, berbagi kisah nya saat mereka tidak bersama lagi tapi semua itu entah kenapa buyar.

My Story (Harusuk Hoonsuk) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang