41

146 20 3
                                    

"eh kyu, ini benar kan. Di letakan disini."

Suara Hyunsuk menggema di dapur sesaat setelah ia merasakan seseorang muncul di belakangnya.

"Kenapa agak aneh ya.." ucapnya lagi sambil menatap beberapa peralatan masak yang sudah ia cuci tadi.

"Aku takut ini jatuh dan malah hanㅡ" ucapan Hyunsuk terhenti saat merasakan ada sepasang tangan melingkar memeluk nya dari belakang.

"Begini sebentar suk.. boleh kah?"

Tubuh Hyunsuk meremang dengan hebatnya saat suara itu benar-benar terdengar pelan di telinganya.

"Aku merindukan mu, sungguh." Ucapnya lagi membuat Hyunsuk yang sebenarnya ingin memberontak, jadi terdiam kaku dan mengikuti apa yang orang itu inginkan.

"Maaf kalau terlambat. Selamat atas pertunangan mu suk."

Hyunsuk memejamkan matanya erat, ia ingin menangis sekarang. Setelah beberapa saat ia merasa kalau hidupnya sudah kembali. Ia kembali merasakan harus pergi lagi.

"Jihoon. Lepaskan aku." Ucap Hyunsuk tapi Jihoon malah mengeratkan pelukannya.

Iya itu Jihoon.

Jihoon tahu jika Hyunsuk kebagian mencuci piring dan peralatan masak setelah apa yang sudah mereka rayakan tadi.

Dan Junkyu yang memberikan amanah itu harus sibuk karena orang tua nya sedang menghubunginya. Hyunsuk tidak tahu kalau Junkyu sedang menerima panggilan.

"Sebentar lagi." Jawab Jihoon masih dengan pelukan eratnya.

Jihoon tidak banyak bicara, ia hanya memeluk Hyunsuk erat dari belakang dan kepala menelusup ke perpotongan leher Hyunsuk.

Yang Hyunsuk dengar, nafas Jihoon tidak teratur. Apa Jihoon sedang menangis?

"Kenapa hun?" Tanya Hyunsuk akhirnya.

Hyunsuk harus segera melepaskan pelukan Jihoon karena kalau Junkyu lihat, mereka akan bertengkar lagi. Hyunsuk tidak ingin itu terjadi.

Ia sudah berusaha menerima keadaan sekarang dan ia sangat senang dengan keadaan saat ini.

"Aku hanya ingin memeluk mu." Jawab Jihoon cepat dan semakin mengeratkan pelukannya pada Hyunsuk.

"Aku merindukan pelukan ini." Lanjut nya lagi dan Hyunsuk masih bergeming.

Ia ingin melawan tapi sejujurnya ia juga merindukan pelukan ini, pelukan yang dulu akan selalu Jihoon berikan di saat dirinya menangis.

Jihoon melepaskan pelukannya dan memutar Hyunsuk untuk menatap nya.

Hyunsuk meringis pelan saat ia melihat Jihoon dengan hidung memerah dan airmata masih menggenang di pelupuk matanya.

"Kenapa?" Tanya Hyunsuk sambil menangkup kedua pipi Jihoon.

Jihoon yang sedang berusaha untuk menahan tangis nya pun hanya bisa menundukkan kepala dalam, ia mendusel di telapak tangan Hyunsuk yang menangkup pipi nya dengan pelan.

Berusaha untuk mengingat rasanya, ia tidak akan pernah merasakan ini lagi nantinya.

"Aku merindukan mu suk, sangat merindukan mu." Ucap Jihoon dengan airmata yang akhirnya turun juga membuat Hyunsuk terdiam.

Selama ini mereka bertemu dalam keadaan yang ramai. Di cafe, di acara pertunangan Hyunsuk, lalu saat bicara bersama Junkyu dan Yoonbin.

Tapi kali ini mereka hanya berdua, di dapur rumah Junkyu yang tiba-tiba hening karena anak-anak sedang tidur siang.

Jihoon ingin mengatakan pada Hyunsuk kalau ia merindukan Hyunsuk. Hanya itu. Tidak lebih.

"Aku tahu hun."

My Story (Harusuk Hoonsuk) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang