Jihoon menatap layar ponsel yang menampilkan chat sang ibu.
Ibu nya memberi kabar tentang kedua putra Jihoon, Doyoung dan Keiju.
Sejak kepergian Mashiho dan segala masalah yang muncul beberapa tahun lalu, Jihoon memilih tetap sendiri.
Menjaga kedua buah hatinya di bantu ibu nya karena Jihoon sendiri sibuk mengurus perusahaan yang di tinggalkan sang ayah.
"Pak, sudah waktunya."
Jihoon menoleh mendapati sekretaris pribadi nya yang muncul di ruangan nya.
Ia harus bertemu dengan klien investor yang berinvestasi di perusahaan minggu lalu, seharusnya ini bisa di handle oleh sekertaris nya sendiri tapi entah kenapa Jihoon merasa kalau ia harus turun tangan.
Melihat orang yang sudah mau membantu berinvestasi di perusahaan yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.
Dua tahun lalu, Jihoon harus kehilangan sang ayah dan sebagai anak satu-satunya ia harus menanggung apa yang di tinggalkan ayah nya.
Perusahaan yang sedang di ujung tanduk.
Awalnya Jihoon berencana untuk membiarkan perusahaan itu habis di makan kebangkrutan tapi ibu nya berkata kalau ayah nya dulu sangat berjuang untuk mendirikan perusahaan itu.
Membuat Jihoon kepikiran juga.
Akhirnya dengan tekat bulat, ia mulai kembali perusahaan sang ayah. Di bantu dengan uang tabungan yang selama ini Jihoon kumpulkan untuk biaya kehidupan kedua putra kecilnya.
Tidak bisa di pungkiri, kedua putra nya sekarang hanya memiliki dirinya dan Jihoon pun hanya memiliki mereka.
Mungkin Jihoon akan stres atau gila kalau salah satu putra nya mengalami hal buruk di kehidupan mereka.
"Selamat siang."
Mata Jihoon membulat tidak percaya melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang.
Klien yang di jadwalkan akan bertemu dengannya adalah Haruto.
"Tuan Watanabe." Ucap Jihoon dan Haruto membalas jabatan tangan Jihoon sambil tersenyum.
"Selamat siang tuan Park."
Jihoon sama sekali tidak tahu kalau jalan hidupnya jadi selucu ini.
Ia harus kembali di pertemukan dengan kekasih Hyunsuk, orang yang sejujurnya sampai saat ini masih mengisi hatinya.
Tapi Jihoon tidak mau egois lagi, Hyunsuk harus bahagia dengan pilihan nya. Jika Jihoon bukan pilihan nya dan jalan nya, Jihoon harus terima.
"Senang bertemu dengan anda tuan Park."
.
.
"Maaf kalau sedikit agak lancang, Hyunsuk... Bagaimana kabarnya?"
Haruto yang sedang memakan kentang rebus sebagai makan siangnya mendongak dan menatap Jihoon.
Jihoon sedang menatapnya lekat dengan tatapan penasaran.
Haruto tahu, sejak Hyunsuk memilih untuk pergi ke Thailand. Ia benar-benar menghilang dari semua teman nya.
Hyunsuk sibuk dengan pekerjaan nya dan hubungannya dengan Haruto.
"Baik." Jawab Haruto dengan senyuman ramah dan Jihoon mengangguk pelan sambil kembali memakan makan siangnya.
"Dia pasti sekarang bahagia." Gumam Jihoon tanpa sadar sambil tersenyum menatap makan siangnya.
Haruto yang mendengar itu hanya menatap Jihoon lekat, Haruto bisa melihat mata Jihoon berkaca-kaca.
Haruto yakin, melupakan itu sangat sulit. Karena Hyunsuk sendiri kesulitan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story (Harusuk Hoonsuk) [END]
FanficCERITA INI FIKSI YAA, JANGAN DI SANGKUT PAUTKAN SAMA DUNIA NYATA ! Angst! aku hanya bisa memandangmu dari jauh, aku mendekat kau berjalan menjauh, apa kau memiliki perasaan yang sama ? atau hanya aku yang merasakan nya. BxB Hoonsuk Harusuk Mpreng St...