BAB 26

178 10 0
                                    

"Hallo saya Rissa"

Shanum dan Shabila saling berpandangan seolah meminta jawaban dia siapa?

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Shanum

"Saya hanya mampir. Mau melihat-lihat toko adik ipar saya"

"Adik ipar? Maaf tapi ini toko saya" kata Shanum cepat seolah tidak terima tokonya diakui oleh orang lain

"Ini toko istrinya Aidan kan?" Kata Rissa tersenyum geli tidak tahan mau tertawa melihat ekspresi kedua wanita didepannya itu

"Hah" Shanum dan Shabila kaget bersamaan

"Boleh saya duduk? Perut saya makin membesar jadi udah capek kalo berdiri lama-lama" celoteh Rissa sambil mencari-cari tempat untuk duduk

"Silahkan" Shanum mempersilahkan Rissa menuju meja dan kursi yang diperuntukan untuk tempat tunggu pelanggan. Shanum dan Rissa duduk berhadapan

"Maaf tapi saya belum mengerti maksud anda tadi" kata Shanum

"Memangnya Aidan nggak cerita dia punya kakak? Saya kakaknya tepatnya kakak ipar" Rissa menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Shanum

Shanum menyambutnya
"Maaf saya kurang sopan. Saya nggak tau kalau dia punya kakak. Tapi bagaimana anda tau saya disini?"

Rissa pun menceritakan bahwa waktu Shanum dirumah sakit Rissa melihat Romi dengan tergesa memasuki rumah sakit khawatir Aidan yang sakit Rissa pun mengikutinya betapa kagetnya dia saat pembantunya bilang Shanum menikah dengan Tuannya yang sudah pasti tebakan Rissa adalah Aidan. Jadi Rissa pun memutuskan mengikuti mobil Romi dan akhirnya menemukan tempat tinggal Aidan yang orang tuanya kira putra keduanya itu tinggal di apartemen dekat kantornya. Hal itu membuat Rissa semakin penasaran karena Papanya Aidan semenjak pembatalan pertunangan menyuruh Afnan kakak kandungnya untuk mencari tau tentang Aidan dan apa yang ia sembunyikan dan itu tidak menemukan apa-apa. Rissa akui Aidan lebih pintar dan cerdas dari kakaknya alias suaminya itu dalam bisnis dan menyembunyikan sesuatu. Tak disangka Rissa dengan tidak sengaja malah mengetahui hampir semua yang Aidan sembunyikan

"Tadinya saya mau menghampiri kamu di rumah, tapi melihat kamu menaiki mobil saya putuskan untuk mengikuti" kata Rissa
"Ternyata kamu yang sudah memenangkan hati Aidan" lanjut Rissa

Melihat Shanum tampak di intimidasi oleh Rissa, Shabila segera mengirim pesan pada Aidan untuk segera ke toko

"Saya nggak tahu apa yang anda pikirkan tentang saya, tapi saya nggak berhak memberikan penjelasan apapun tanpa persetujuan Aidan" kata Shanum

Rissa tertawa kecil
"Saya kesini bukan untuk meminta penjelasan, seperti yang saya bilang tadi saya cuma mau mampir.. memberikan salam kepada adik ipar saya" jelas Rissa

Shanum semakin dibuatnya merasa canggung

"Saya kaget memang awalnya begitu tahu Aidan memutuskan pertunangannya tapi saya kira bukan karena dia cinta sama perempuan lain. Ternyata saya salah" kata Rissa
"Kalian kenal dimana?" Tanya Rissa

"Saya dulu karyawannya"

Rissa mengangguk mengerti mungkin karena sering dipertemukan timbul rasa suka, pikir Rissa

Aidan datang ketika Rissa hendak pamit dari Shanum. Aidan datang dengan wajah gelisah

"Kak Rissa... aku..."

Rissa tersenyum
"Amaan" seolah Rissa mengerti apa yang akan dikatakan Aidan. Rissa memang tidak berniat memberitahukan keluarga perihal pernikahan Aidan, Aidan harus punya keberanian untuk menyampaikannya sendiri.

Aidan dan Rissa berdiri berhadapan sedangkan Shanum berdiri dibelakang Rissa dengan rasa cemas khawatir terjadi pertengkaran

Rissa menoleh ke arah Shanum
"Lain kali kita harus pergi berbelanja bareng" kata Rissa

Shanum mengangguk pelan

Rissa pun berlalu dari toko Shanum. Sedangkan Shanum mendadak kedua kakinya terasa lemas hampir terjatuh dilantai dan Aidan sigap menangkapnya

"Apa akan terjadi hal besar yang nggak diinginkan?" Kata Shanum pelan

Aidan membantunya berdiri
"Nggak. Kamu tenang aja"

"Apa sebaiknya kita memberitahukan pernikahan ini pada keluarga kamu?"

"Toko kamu besok pembukaan kita harus memastikan besok acaranya lancar"

"Kalo gitu setelah pembukaan toko ayo kerumah keluarga kamu kita kasih tau kebenaran hubungan kita"

Aidan sekali lagi meminta Shanum untuk tenang dan fokus pada tokonya saja tapi Shanum bukanlah tipe orang yang masa bodo. Salah satu keluarga Aidan sudah mengetahui kebenaran bahwa Aidan telah menikah bagaimana Shanum bisa tenang sedangkan keluarga Aidan adalah keluarga yang sangat berpengaruh. Shanum mengkhawatirkan hal buruk akan terjadi pada dirinya, keluarganya dan usahanya yang baru saja akan dibuka

*
Sore hari Aidan pulang kerumah orang tuanya untuk memastikan benar bahwa Rissa tidak memberitahu keluarga tentang pernikahannya. Ibunya dan Afnan sedang duduk bersama ditaman sambil minum teh. Ibunya terkejut melihat Aidan tiba-tiba pulang kerumah

"Kamu kok kurusan?" Kata Mamahnya Aidan setelah memeluk erat anaknya

"Makanya tinggal disini nanti dikasih makan terus. Mamah lagi kursus masak tuh hampir tiap hari nyobain makananny terus.. lihat nih perut saya sampai begini" kata Afnan sambil mengelus perutnya yang sedikit buncit

"Itu karena kamu malas olahraga" celetuk Rissa sambil berjalan mendekati mereka dengan membawa buah dipiring

"Hati-hati sayang jalannya jangan cepat-cepat takut aku ngeliatnya" Afnan segera menghampiri Rissa dan menggantikannya membawa piring

"Mamah senang sekali sore-sore bisa minum teh sama kedua putra mamah dan menantu tapi sayang menantunya baru satu. Aidan sekali-kali ajak Merry dong kesini" kata Mamahnya

Rissa yang tahu tentang Aidan mencoba bersikap biasa

"Aku ganti baju dulu" kata Aidan kemudian meninggalkan taman dan menuju kamarnya

Kamarnya tampak sama. Selalu rapih dan bersih karena Mamahnya selalu meminta kamar Aidan harus selalu bersih rapi karena khawatir akan pulang sewaktu-waktu

Selesai mandi Aidan meraih ponselnya dan men-dial nomor Shanum

"Halo" sapa Shanum

"Saya nggak pulang hari ini"

"Kamu tidur dimana?"

"Dirumah orang tua saya. Saya nggak akan datang besok diacara pembukaan toko kamu khawatir menimbulkan perhatian. Sampai jumpa besok malam"

"Hhe-emm"

Klik telpon pun terputus

***

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang