BAB 45

152 7 0
                                    

Shanum menerima telpon dari sekretarisnya, memberitahukan bahwa Aidan ingin menemuinya. Aidan menunggu di depan meja informasi toko Aish. Setelah mendapat persetujuan pegawai Aish mempersilahkan naik ke kantor Aish

Aidan memasuki ruangan Shanum dipandu Nayla, sekretaris Shanum

Shanum duduk di balik meja kerjanya sambil bersender dan memperhatikan Aidan masuk ruangan

Aidan mendekat ke meja Shanum dan duduk didepan meja kerjanya sedangkan Romi menunggu diluar ruangan Shanum

"Aku ada kerjaan diluar kota mungkin untuk satu minggu. Aku ingin kamu ijinkan Aira ikut denganku" kata Aidan

Shanum mengernyitkan keningnya

"Aku tahu kamu akan susah mengijinkannya tapi kamu harus memberiku ijin. Aku ayahnya"

Aidan hanya ingin Shanum merasakan jauh dari Aira dengan waktu yang cukup lama. Agar dia sadar dia tidak akan mungkin merelakan Aira diperebutkan hak asuhnya dipengadilan dengan kemenangan mungkin tidak lebih besar dari 10 persen buatnya. Hingga ia akhirnya menyerah dan kembali menjadi istri Aidan meski dengan terpaksa Aidan tidak akan keberatan. Toh empat tahun lalu juga Shanum menikah dengannya berawal dari keterpaksaan

"Kalau kamu sudah tahu jawabannya kenapa buang-buang tenaga menanyakan ijinku?" Kata Shanum

"Aku harus menghabiskan banyak waktu dengan Aira. Kamu tidak ingat kemarin dia menangis setelah datang kerumahku?artinya kami butuh waktu lebih untuk Aira lebih mengenal aku"

"Kenapa kamu tidak memulainya pelan-pelan saja? Lagian kamu kerja kan diluar kota. Kenapa bawa-bawa Aira?"

"Tugasku hanya memantau. Aku punya banyak waktu luang untuk Aira"

"Aku...." dering pesan pada ponsel Shanum memotong kalimatnya

'Sha, Aku dan Zacky sudah di ruang rapat'
Pesan dari Doni

"Aku harus pergi. Ada rapat" Shanum beranjak dari duduknya kemudian meninggalkan Aidan diruangan

Tak lama Aidan menyusul Shanum keluar ruangan, segera Romi menghampiri Aidan
"Saya tadi melihat ada Pak Zacky masuk ruang rapat Pak" bisik Romi

Aidan mengangguk mengerti. Pergerakan Zacky lebih cepat dari perkiraan Aidan

Aidan dan Romi meninggalkan kantor Aish untuk kembali ke kantornya

Diruang rapat dengan antusias Zacky memaparkan keuntungan yang diperoleh Aish jika mereka bekerjasama

"Saya nggak nyangka rumah sakit menyetujui semua keinginan kami. Oke saya setuju. Kita bisa langsung tanda tangan kontrak sekarang" kata Shanum

"Keinginan Aish sama sekali tidak merugikan rumah sakit. Kalian hanya menuntut kemudahan bagi karyawan" kata Zacky

"Bagus. Semoga dengan karyawan yang semakin sejahtera. Mereka bisa berkontribusi lebih pada Aish" ujar Doni

Mereka pun mengadakan makan malam bersama di resto terdekat Aish untuk merayakan kerjasama mereka dengan mengundang beberapa kepala bagian Aish

Sesekali Zacky mencuri pandang pada Shanum dan beberapa kali tertangkap oleh Shanum. Merasa tidak nyaman Shanum pun pamit untuk pulang lebih dulu dengan alasan Aira sudah menunggunya dirumah

Zacky mulai mengerti kalau Shanum tidak bisa didekati dengan caranya sekarang. Dia harus cari cara lain. Zacky bertekad dia harus memiliki Shanum kali ini. Dia akan menebus kesalahannya di masa lalu yang meninggalkan Shanum demi Amanda

Zacky tidak mengejar Shanum yang pergi lebih dulu. Shanum pasti merasa tidak nyaman

*
Shanum langsung masuk ke kamarnya begitu sampai rumah untuk membersihkan badan kemudian dia menengok Aira di kamarnya yang sudah tertidur pulas. Shanum mencium kening Aira dengan sangat hati- hati agar tidak membangunkannya

Hari ini sangat melelahkan bagi Shanum. Selain dia harus bekerja seharian, dia masih harus menghadapi Aidan yang tidak tahu kapan dia akan menyerah. Dia hanya ingin hidup tenang dengan Aira. Sekilas Shanum pun merasa menyesal kenapa ia mau menuruti saran Doni untuk keluar dari persembunyiannya

Aidan sekarang susah untuk dihindari terlebih ada Aira.

Meski sudah larut malam Shanum tidak bisa memejamkan matanya

*

Aidan keluar dari ruangannya setelah menyuruh Romi untuk pulang lebih dulu. Dia ingin berkendara sendiri malam ini

Dengan kecepatan sedang Aidan mengemudikan mobilnya menuju rumah Shanum namun tidak untuk menemuinya. Aidan memberhentikan mobilnya didepan rumah Shanum. Memandang jendela kamar yang masih menyala lampunya. Itu adalah kamar Shanum. Dia belum tidur pikir Aidan

Dilihatnya bayangan Shanum membelakangi jendela seperti sedang berbicara melalui telpon. Aidan melihat jam tangannya dan berpikir dengan siapa Shanum berbicara di telpon. Apakah Zacky?

Shanum menyibakkan gorden kamarnya dan sedikit membuka jendela kamar dengan samar Shanum melihat mobil Aidan dengan kaca tertutup dia tidak bisa memastikan orang dibalik kemudi itu. Namun ia yakin itu adalah Aidan. Kenapa dia malam-malam datang kerumahnya tidak mungkin kalau hanya numpang parkir pikir Shanum

Aidan membiarkan Shanum memperhatikan mobilnya. Dia tidak akan kabur karena ketahuan memperhatikannya dari jauh

"Oke Don, kita bahas lagi besok dikantor. Maaf malam-malam aku telpon" Shanum memutus panggilan telpon. Dia keluar kamar dan menuju mobil Aidan

Shanum mengetuk pintu mobil Aidan. Aidan keluar dari mobilnya
"Aku bisa laporkan kamu untuk kasus pengintaian" kata Shanum

"Mengintai istri sendiri bisa dihukum?" Canda Aidan

"Mau sampe jam berapa kamu disini?"

"Sampai pagi" jawab Aidan asal

"Baguslah. Disini lagi banyak maling" kata Shanum balik badan hendak masuk kerumahnya

"Kalo gitu pindah saja kerumahku. Disana lebih aman. Satpam 24 jam" kata  Aidan

Shanum menghentikan langkahnya sebentar lalu lanjut pergi meninggalkan Aidan diluar

Aidan masuk lagi kemobilnya karena angin berhembus sangat kencang.
"Kalo ada apa-apa sama mereka gimana?" Gumam Aidan

*
Keesokan harinya Shanum setengah berteriak memanggil Aira untuk sarapan

"Bangunnya pagi sekali anak mamah. Nasi goreng spesial" Shanum menyodorkan piring ke Aira yang sudah duduk di kursi makan dengan rambut yang sedang di sisir oleh pengasuhnya

"Mbak nanti main diluarnya jangan terlalu lama ya. Cuacanya lagi nggak enak" kata Shanum

"Iya bu"

Setelah mencium kening Aira. Shanum keluar dari rumah dan kagetnya dia melihat mobil Aydan masih terparkir diluar rumahnya. Shanum mengetuk jendela mobil Aidan

Setelah empat ketukan, Aidan menurunkan kaca jendela mobilnya sambil mengucek mata. Melihat Shanum sudah rapih, Aidan melihat jam tangannya pukul 07.00 pagi

Shanum masih mengamati tingkah Aidan

"Kamu udah mau berangkat?" Kata Aidan

Shanum mengangguk

"Ayo biar sekalian"

"Aku udah pesan taksi online"

"Ooh... kamu tidur nyenyak?"

Masih bisa Aidan menanyakan tidur Shanum. Padahal dia sendiri yang semalam tidur didalam mobil. Shanum tidak menyangka Aidan benar- benar sampai pagi disini

"Berkat kamu. Tidurku dan Aira sangat nyenyak" sindir Shanum

"Baguslah. Mulai hari ini aku akan tinggal disini" Aidan berpura-pura tidak mengerti sindiran Shanum

"Haah??"

"Nanti malam aku akan bawa barang-barangku kerumah kamu" kata Aidan
"Aku pulang dulu. Siang ini ada rapat" lanjut Aidan

Mobil Aidan melaju meninggalkan Shanum yang masih tidak mengerti kenapa Aidan bersikap tidak tahu malu seperti itu

*

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang