BAB 36

154 8 0
                                    

Shanum mengajak Aidan pergi ke taman bermain dengan puluhan wahana yang bisa mereka naiki. Sama sekali diluar perkiraan Aidan kalau Shanum akan membawanya kesini. Ia memang sudah lama sekali tidak ke tempat seramai ini, bahkan Ia sendiri nyaris lupa kapan terakhir kali menikmati taman hiburan

Dengan melihat ekspresi Aidan, Shanum tahu kalau Aidan seperti merindukan suasana hiburan seperti ini. Ia pun langsung menarik tangan Aidan berlari kecil mendekati salah satu wahana ekstrim

Berkali-kali Shanum berteriak sambil menggenggam erat tangan Aidan.

"Hei... kamu yang ajak aku naik itu justru kamu yang ketakutan" ujar Aidan usai mereka turun dari wahana. Aidan tidak dapat menyembunyikan tawanya

"Aku kira nggak seseram itu" kata Shanum dengan raut wajah memelas

Aidan menangkupkan tangannya pada kedua pipi Shanum. Wajahnya mulai pucat
"Kamu baik-baik aja?"

"Istirahat dulu" kata Shanum

Mereka pun duduk di bangku kayu yang tidak jauh dari pandangan. Aidan segera berlari kecil untuk membeli minum

"Pak Presdir" Panggil seseorang dari belakang Aidan. Aidan menoleh

"Pak Moya? Bisa tau saya ada disini?"

"Bisa minta waktunya sebentar pak?"

Asisten Moya meraih ponselnya dan menunjukkan gambaran tentang perusahaan semenjak ditinggal Aidan. Aidan tidak menyangka akan seserius itu. Para investor hanya mempercayai Aidan yang menjabat sebagai presdir karena sudah terbukti bertahun-tahun keuntungan selalu meningkat. Mereka telah mengancam akan menarik investasinya jika jabatan presdir di isi oleh orang lain

"Pak presdir tau persis kondisi perusahaan kalau investasi mereka ditarik"

"Aku akan coba meyakinkan mereka" kata Aidan kemudian meninggalkan asisten Moya

Aidan berjalan pelan dengan otak penuh pikiran tentang perusahaan. Namun Ia kaget tidak menemukan Shanum dibangku kayu. Aidan mengedarkan pandangannya mencari Shanum tapi ia tidak melihatnya tanpa pikir panjang Aidan meraih ponselnya untuk menghubungi Shanum. Nomor tidak aktif. Shanum telah membuat Aidan panik dan kebingungan. Aidan berlari kecil sambil mengedarkan pandangannya mencari Shanum sampai sore hari namun nihil. Ia langsung terpikir untuk mendatangi Mamahnya. Aidan menduga Mamahnya telah membawa Shanum dengan paksa. Mungkin shanum akan dipaksa untuk pergi dengan cara menyakiti fisiknya. Aidan bergegas menuju mobilnya

Dalam perjalanan Aidan tidak bisa tenang mengemudi sampai bunyi pesan pada ponsel dengan nama Shanum yang tertera pada layarnya. Aidan menepikan mobilnya

'Aku pergi. Jangan cari aku. Jangan khawatir aku akan jaga diri. Kamu harus melindungi orang tua dan perusahaan kamu, agar tidak menyesal nanti'

"Apa-apaan dia ini" gumam Aidan sambil mencoba menghubungi nomor Shanum. Namun nomor tidak aktif

Aidan memutuskan untuk pulang kerumah Shanum dan langsung menuju kamar kemudian membuka lemari pakaian. Masih ada beberapa pakaian didalam lemari, Shanum hanya membawa sedikit sana pakaiannya

'Kapan dia mempersiapkannya' gumam Aidan

Aidan mendatangi toko Shanum, toko terkunci rapat. Dia pun langsung keluar kota menemui orang tua Shanum dan Ayah Shanum hanya memperlihatkan pesan dari Shanum yang ada di ponselny

'Ayah untuk saat ini aku tidak bisa sering berkunjung. Aku janji, aku akan baik-baik saja. Kalau Aidan datang menemui Ayah, sampaikan tidak perlu mengkhawatirkan aku. Ayah dan ibu jaga kesehatan'

"Shanum melakukan ini pasti dia sudah memikirkannya dengan baik. Minggu lalu dia cerita tentang kondisi kalian. Dan Ayah hanya bisa mendukung keputusan anak ayah"

"Kamu jangan putus asa. Terus cari Shanum" kata Ibu Shanum

"Ibu..." tegur Ayah Shanum

"Tapi setelah ketemu, jangan ditemui. Kamu cukup tau dia baik-baik saja. Jangan kacaukan apa yang dia sudah lakukan demi kamu" lanjut Ibu Shanum

Aidan pamit berjalan dengan gontai menuju mobilnya sedangkan ibu Shanum mengejarnya kemudian memegang kedua tangan Aidan dan berkata
"Kabari ibu kalau kamu sudah tau keberadaan Shanum"

Aidan mengangguk kemudian masuk kedalam mobilnya

Aidan pulang kerumah Shanum dengan perasaan kacau. Dia Mencoba mencari petunjuk dikamar Shanum. Keberadaannya harus segera ia ketahui selain untuk mengetahui keberadaannya dia pun sudah sangat rindu. Hubungan mereka belum lama menjadi baik, harmonis dan Aidan mengetahui Shanum sudah mulai mencintainya meski Shanum belum pernah mengatakannya

Aidan tidak menemukan petunjuk apapun dikamar Shanum

"Dia pasti sudah merencanakan sejak lama" gumam Aidan






Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang