BAB 37

145 9 0
                                    

Empat tahun kemudian

"Kamu harus segera akuisisi Aish Fashion" ujar Mamahnya dari ditelpon

"Mah, aku sedang nyetir. Nanti aku telpon lagi"

"Aidan ini kesempatan kita untuk merambah kedunia fashion. Aish Fashion itu ada storenya sendiri. Kalo kamu nggak bisa beli tawarkan kerjasama atau kamu jadi salah satu investornya"

"Departmen store itu bukan punya Aish. Mereka hanya kerjasama. Dan yang aku tau dia nggak terima inves"

"Ya sudah kamu tawarkan kerjasama. Pokoknya mamah mau Aish fashion. Temen-temen mamah semua pakai produk Aish. Aish punya banyak pelanggan VIP"

"Mamah hanya ingin menyombongkan saja ke temen-temen mamah. Sudah yaa. Aku bentar lagi sampai kantor"

Klik. Telpon terputus

Aidan memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus presdir. Berjalan dengan santai memasuki gedung tinggi itu diikuti oleh asisten Moya dan Romi yang dari tadi menunggu di pintu kantor

Semua pegawai memberi salam pada Aidan. Aidan hanya membalas dengan lambaian tangan tanpa menoleh, kembali pada kebiasaan lamanya yang terkadang acuh dengan pegawai dan menuntut sempurna pada setiap hasil kerja. Dia hanya memaklumi hasil kerja diatas sembilan puluh lima persen. Dia hanya mentolerir kegagalan dengan alasan masuk akal. Tidak dikarenakan kelalaian. Semua karyawan pun menyebutnya presdir galak

"Sudah tau pemilik Aish?" Tanya Aidan setibanya diruang kerja

"Saya dua kali datang ke Aish hanya bertemu dengan wakil CEO. Sepertinya CEO Aish jarang datang ke kantor" ujar asisten Moya

"Kata teman saya yang kebetulan jadi pelanggan VIP Aish, CEO Aish seorang perempuan Pak" Romi menambahkan

Aidan tersenyum sarkastik
"Lebih mudah pendekatan dengan CEO perempuan" kata Aidan "Kalian sama sekali nggak ketemu berita apapun tentang CEOnya?"

Semua terdiam

Aidan berkesimpulan CEO Aish adalah orang yang tertutup lebih senang tampil dibelakang layar. Semua berita terkait Aish yang muncul hanya wakil CEO. Hal itu membuat Aidan sedikit berpikir cara untuk mendekati Aish karena pasti tidak akan mudah jika pemilik adalah orang yang tertutup. Jika saja Aidan sedikit membaca info tentang wakil CEO Aish dia bisa menebaknya siapa CEO Aish

"Cari tau lagi tentang Aish" perintah Aydan. Moya dan Romi meninggalkan ruangan presdir setelah mengangguk menerima perintah Aidan

Aidan terdiam sejenak sambil memandang komputernya kemudian tersenyum penuh arti seolah menemukan sesuatu yang ia cari. Aidan meraih ponselnya dan menghubungi nomor Romi
"Saya ingin membeli produk Aish. Antarkan saya"

*
Romi mendatangi bagian informasi membuat member VIP untuk Aidan namun Aidan sengaja mempersulit ketika diminta kartu identitas untuk pembuatan member. Aidan pun menantang untuk meminta bertemu dengan CEO Aish untuk meminta pengecualian syarat member VIP dan tentu saja tidak langsung diperbolehkan karena semua pegawai tau. CEO mereka tidak akan mau bertemu dengan sembarang orang

"Bos saya salah satu konglomerat dinegara ini, makanya untuk informasi pribadi beliau sangat hati-hati" kata Romi "kamu boleh cari di internet nama Aidan Syahm, kamu akan tau siapa bos saya. Dan kalau kamu sudah tau. Segera informasikan kepada CEO Aish. Ada konglomerat yang ingin menjadi VIP" lanjut Romi

Aidan tersenyum mendengar kalimat Romi. Romi memang sangat bisa diandalkan selain Moya

Pegawai pun menghubungi nomor atasannya. Dan tak lama Aidan dan Romi diminta untuk diminta menaiki lift khusus menuju lantai lima

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang