BAB 46

210 12 1
                                    

Aidan memasuki ruangannya disusul oleh Romi.
Romi yang dibuat bingung pagi-pagi kerumah presdirnya ia kira bosnya sudah sampai kantor. Romi sudah bersiap kalau nanti kena marah tapi malah justru Bosnya yang minta maaf karena tidak memberi tahu hari ini terlambat

Presdirnya yang kadang tidak mau tahu siapa yang salah ia selalu memarahi bawahannya, kali ini meminta maaf untuk hal yang Romi pikir tidak perlu

"Pacar kamu yang di Aish bagaimana kabarnya?" Tanya Aidan sambil menggantung jasnya

"Designnya dia sudah di produksi pak. Dan kabarnya akan dimasukkan ke katalog bulan depan" jelas Romi

"Wow"

"Saya dengar sudah banyak yang menanti koleksi Aish Pak termasuk Ibunya Pak presdir"

Aidan meletakkan pulpennya diatas map
"Oh ya?"

"Saya dengar dari karyawati lain Ibu bos sudah beberapa kali menanyakan katalog Aish pada Bu Wine sekretaris Pak Presdir"

Aidan tersenyum tipis
Dia mengerti sekarang, Ibunya tidak sepenuhnya menginginkan Shanum melainkan menginginkan popularitas Aish untuk dipamerkan ke teman-temannya

*
Shanum mendapat pesan singkat dari Wine, ia ingin mengajak Shanum bertemu setelah jam kantor. Lama Shanum tidak bertemu dengan teman-teman kerjanya dulu. Rasanya memang sudah seharusnya Shanum menyapa mereka. Shanum pun menyetujui ajakan Wine

Shanum pun mengirim pesan ke Hani dan teman-teman kerja dulu di perusahaan Ryo sekedar untuk menyapa dan menanyakan kabar

Hani yang lebih dekat diantara teman kerja lainnya sangat antusias ketika Shanum mempersilahkan ia datang ke Aish kapan pun. Hani juga sudah mengetahui hubungannya dengan Aidan jadi Shanum tidak merasa canggung.

*
Selesai jam kantor, Shanum menunggu Wine di kafe dekat kantor Aidan karena pekerjaan Wine yang ternyata belum selesai ia pun meminta Shanum bertemu di kafe dekat kantor

Shanum meminum es kopi susu favoritnya sambil sekali mengedarkan pandangan mencari Wine. 15 menit menunggu akhirnya Wine pun menghampiri meja Shanum

"Maaf banget ya. Besok Presdir ada rapat penting pagi-pagi sekali"

"Iyaa mbak. Nggak apa-apa"

Shanum pun menawari Wine minum dan camilan.

"Oiyaa selamat ya Sha. Aish keren banget saya salah satu orang yang menunggu katalog terbarunya setiap bulan" kata Wine

"Makasih Mbak. Nggak lama lagi katalog terbarunya akan keluar"

"Wah kapan nih?"

"Mendekati akhir bulan sepertinya"

"Aku tunggu" kata Wine

Wine pun berbasa basi menanyakan kabar Milka padahal yang tidak sabar ingin ia tanyakan adalah sesuatu yang ia dengar diruang presdir

Shanum melihat jam tangannya
"Mba maaf ya... aku nggak bisa lama-lama nih"

"Sha, aku denger sesuatu yang aneh dari presdir. Katanya dia nggak mau cerai dari Shanum. Apa Shanum yang dimaksud adalah kamu?" Tanya Wine akhirnya dia mungkin tidak akan punya kesempatan lain untuk bertanya

Shanum tertegun. Berpikir sejenak apa yang akan ia jawaba. Namun akhirnya dia mengatakan
"Iya Mbak"

Wine kaget bukan main. Shanum tahu dari dulu Wine menyukai Aidan tapi justru Shanum yang menikah dengan Aidan

"Maaf aku nggak kasih tahu Mba Wine"

Wine tersenyum sinis
"Aku nggak nyangka sih. Berarti dulu waktu aku sering cerita tentang perasaan aku ke presdir, apa kamu menertawakan kebodohanku? Kalian pasti diam-diam sudah berhubungan. Apa kejadian kamu dipecat juga bagian dari rencana agar kalian bisa bebas bertemu diluar?"

"Mbak kami nggak seperti itu. Kami menikah sekitaran empat tahun lalu. Jauh setelah aku dipecat presdir"

"Sudahlah. Toh kalian akan bercerai kan?" Kata Wine lalu beranjak dari duduknya

Shanum tidak mencegah Wine karena ia merasa Wine perlu waktu untuk mencerna informasi ini

*

Shanum berjalan dengan langkah pelan menuju rumahnya. Ia sengaja turun dari taksi jauh dari rumah agar ia bisa menikmati jalan malam

Shanum kadang berpikir, kenapa ia tidak dicintai oleh orang biasa saja? Agar hidup yang ia jalani normal. Tidak perlu kabur selama empat tahun dari suaminya dan membesarkan anak seorang diri. Dulu ia sangat berharap segera ditemukan oleh Aidan karena keadaan sulitnya membuatnya hampir menyerah tekanan batin dan mental yang harus ia jaga kewarasannya. Namun mereka bertemu karena Shanum keluar dari persembunyiannya.  "Ternyata seorang Aidan Syahm tidak sehebat itu" gumam Shanum. Mencari istri yang kabur saja tidak bisa pikir Shanum

Seseorang mengikutinya dari belakang kemudian mensejajarlan langkahnya dengan Shanum. Shanum memberanikan diri untuk menoleh

"Hah. Bikin kaget saja" kata Shanum
Shanum menengok kebelakang, tidak ada mobil yang mengikutinya

"Kenapa nggak turun depan rumah?" Tanya Aidan

"Dimana mobil kamu?" Shanum balik bertanya

"Didepan rumah kamu"

Shanum mengernyitkan dahinya menandakan bingung

"Apa yang kamu pikirkan. Sampai tidak menyadari aku berjalan cukup lama dibelakang kamu, mobilku lewat pun kamu nggak tahu" tanya Aidan

"Bukan apa-apa" Shanum mempercepat langkahnya

Dan Aidan menarik pelan tangan Shanum
"Berjalan malam enak juga"

Mereka pun kembali berjalan beriringan

"Kamu sedang memikirkan kenapa
Kamu nggak ditemukan aku dalam usaha kabur kamu itu?" Kata Aidan dengan pandangan lurus ke jalan. Shanum menoleh kaget. Kenapa Aidan bisa tahu apa yang dia pikirkan?

"Kamu tadi ngomong dengan suara keciiil sekali bilang ternyata seorang Aidan Syahm nggak sehebat itu, jadi aku menebak"

"Ooh..."

"Kamu sembunyi seperti dibantu oleh Mamahku. Semuanya tertutup. Jejakmu bersih. Awalnya aku kira Mamah yang buat kami tinggalin aku, tapi ternyata asisten Moya yang buat kamu pergi" jelas Aidan

Sampai didepan rumah Shanum. Romi keluar dari mobil Aidan. Ternyata begitu melihat Shanum berjalan sendirian Aidan meminta Romi untuk menurunkannya dijalan

Romi menuju bagasi dan mengeluarkan koper kecil milik Aidan. Shanum mengernyitkan dahinya

"Mobil kamu bawa aja. Besok pagi jemput saya disini. Jangan terlambat" kata Aidan pada Romi. Romi mengangguk

"Sebentar. Aku nggak ngerti maksudnya" kata Shanum menahan Romi pergi. Karena dia harus membawa tuannya pergi juga

"Kamu lupa tadi pagi aku bilang apa?"

"Itu bercanda kan?"

"Serius" kata Aidan nyelonong pergi meninggalkan Shanum sambil membawa kopernya. Aidan mengetuk pintu rumah Shanum sedangkan Romi juga pergi membawa mobil Aidan

*

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang