BAB 28

174 11 0
                                    

Aidan berjalan sambil membayangkan kelak mereka punya bayi, entah itu mungkin atau tidak membayangkannya saja membuat Aidan bahagia sampai tanpa sadar Ia tersenyum sepanjang jalan membuat karyawan yang melihat tampak heran dan aneh karena presdirnya ini termasuk orang yang enggan senyum. Tidak jarang karyawan yang menyapa pun hanya dibalas lambaian tangan

Aidan memasuki ruang kerjanya dan betapa kaget melihat Merry dan Amanda sudah ada didalam ruang kerjanya dengan duduk santai di sofa

Aidan bersikap cuek seolah tidak menyadari keberadaan mereka. Amanda yang kesal langsung menghampiri Aidan dimeja kerja

"Kak Aidan naik mobil siapa waktu di bandara?" Tanya Amanda langsung mengutarakan tujuannya datang pagi-pagi menemui Aidan setelah mendengar pengaduan Merry yang melihat Aidan dimobil asing

"Apa urusan kamu?"

"Dia seorang perempuan" kata Amanda

"Itu urusan saya, kalian..."

"Kamu tinggal jawab kalo dia memang bukan siapa-siapa" Potong Merry kesal

"Dia seseorang buat saya" kata Aidan tegas
"Kalian sudah mendapatkan jawaban sekarang bisa pergi"

"Jadi benar, kamu memutuskan pertunangan kita karena ada perempuan lain" kata Merry ikut mengintimidasi Aidan
"Mantan karyawannya Ryo kan?"

"Shanum" ucap Amanda membantu Merry mengingat namanya

"Kalian pagi-pagi mengintimadasi saya dikantor saya sendiri" Aidan dengan senyum sinis

Kemudian Aidan memanggil Wine dan meminta tidak mengizinkan mereka untuk sembarang masuk ke ruang kerja Aidan. Dan atas perintah Aidan, Wine pun memanggil security untuk mengusir  kedua perempuan itu. Amanda pun marah-marah karena diperlakukan seperti itu dan mengancam akan mencari tahu kebenarannya

Aidan tahu betul karakter Amanda dia orang yang selalu ingin tahu masalah orang dan selalu ikut campur apalagi Merry yang dengan jelas meminta bantuan Amanda, dia akan dengan senang hati membantu Merry

Aidan pun harus lebih waspada dengan Amanda. Aidan memang ingin keluarganya segera tahu tentang pernikahannya namun Shanum masih ingin menyembunyikannya, hubungan mereka sudah agak membaik jadi Aidan tidak ingin membuat Shanum merasa tidak nyaman dengan masalah baru

Amanda terus mengomel sepanjang jalan dia merasa terhina diperlakukan seperti itu oleh saudara sepupunya sendiri dia bersumpah akan membalasnya

Merry pun tak kalah kesal namun dia lebih banyak diam dan berpikir seperti apa seseorang yang dimaksud Aidan. Apakah dia lebih cantik? Rasanya kalau Shanum tidak mungkin karena Merry yakin selera Aidan itu tidak seperti Shanum yang tingginya saja dibawah dirinya, kulit yang tidak begitu putih. Yaa Merry akui dia memang manis tapi selera Aidan itu adalah perempuan yang cantik bukan manis

"Merr... jangan diam aja dong. Cari cara biar kita bongkar rahasia Kak Aidan"

"Aku akan datangi Kak Afnan. Kak Afnan pasti tahu sesuatu"

"Nah iya coba kamu bujuk Kak Afnan untuk menceritakan sesuatu tentang Kak Aidan"

Tanpa tunggu besok. Merry pun langsung mendatangi rumah sakit dimana Afnan Praktek. Sedangkan Amanda mendatangi suaminya untuk menceritakan kekesalannya hari ini

Afnan sedang bersama Rissa ketika Merry tiba di rumah sakit. Keadaan rumah sakit sedang tenang jadi Rissa menemui Afnan yang sebelumnya sangat sibuk hanya sekedar untuk menemaninya sarapan dirumah sakit

"Kak Afnan tahu kalo Aidan punya pacar?"

"Nggak. Memangnya Aidan punya pacar?"

"Sepertinya iya Kak. Kalo Kak Rissa tahu nggak pacar Aidan"

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang