BAB 32

172 9 4
                                    

Pagi sekali Aidan menerima telpon dari Rissa yang mengabarkan kalau status pernikahannya sudah diketahui oleh orang tua Aidan. Kejadian kemarin sudah langsung sampai pada telinga Ibunya malam itu juga

Nyonya Renata, Ibunya Aidan yang saat ini kesibukannya hanya memantau beberapa bisnis yang ia dirikan sendiri dan mengikuti perkumpulan para CEO perempuan di berbagai jenis bisnis membuatnya banyak mempunyai relasi di dunia bisnis. Termasuk relasinya yang hadir pada acara pertunanganal anak dari rekanan bisnisnya

Seakan biji matanya yang bulat memberontak hendak keluar begitu mendapat pesan pada ponselnya yang memberitahukan kejadian tidak terduga pada acara itu. Bahkan ada foto Aidan dan Shanum tampak belakang. Jelas sekali Ia mengetahui itu memang Aidan meskipun hanya terlihat punggungnya

Semalaman Ia tidak bisa tidur sikap apa yang harus Ia ambil. Marah sudah terlihat pada wajahnya. Tuan Hartanto, Ayah Aidan sudah mencoba untuk tidak ambil sikap gegabah. Untuk saat ini mereka hanya perlu menutupi kabar itu dari media

"Makasih Kak. Saya tahu harus bagaimana" kata Aidan mengakhiri percakapannya di telpon dengan Rissa

Shanum keluar dari ruang pakaian dengan penampilan sudah rapih bersiap untuk pergi ke tokonya

"Aku mau mengajak kamu menemui orang tuaku" Kata Aidan sambil berjalan mendekati Shanum

"Mendadak?"

"Aku harus bertindak lebih dulu sebelum orang tuaku yang bertindak"

"Aku belum paham"

"Orang tuaku sudah tahu tentang pernikahan kita"

Shanum kehilangan keseimbangannya sehingga ia meraba mencari dinding untuk menahannya. Ia tau hal ini pasti akan terjadi namun sekarang Ia masih belum siap untuk menghadapainya

"Hal buruk apa yang kemungkinan akan dilakukan orang tua kamu?"

"Nggak usah dipikirkan"

Aidan dan Shanum pergi menemui keluarga Aidan. Dengan menggandeng tangan Shanum Aidan memasuki rumah mewah itu diiringi detak jantung Shanum yang kencang. Tangannya yang terasa dingin membuat Aidan tahu kalau Shanum merasa gugup. Ia pun menggenggam tangan Shanum makin erat, Shanum yang merasakan itu melihat ketangannya yang digenggam Aidan

Orang tua Aidan sedang menikmati teh di ruang santai

"Mah...Pah" Panggil Aidan

Sontak semuanya menoleh dan langsung tertuju pandangannya kearah Shanum

Shanum mengangguk sambil tersenyum

Namun seperti yang sudah di perkirakan oleh Shanum respon orang tua Aidan terutama Mamahnya tidak terlalu baik

Aidan dan Shanum duduk bersebelahan, Aidan sama sekali tidak pernah melepaskan genggaman ditangan Shanum dan itu cukup membantu Shanum untuk lebih tenang

"Jadi anggota dari keluarga terpandang itu tidak mudah" kata Nyonya Renata
"Apalagi suami kamu seorang Aidan Syahm. Mau tidak mau saya harus menganggap kamu menantu karena kamu sudah menikahi anak saya. Tapi bukan berarti saya menerima kamu"

"Mah... saya yang menikahinya. Saya yang menginginkannya. Seperti yang mamah katakan mau nggak mau mamah harus menerima pilihan saya"

"Kedepannya datanglah disetiap acara keluarga" kata Papah Aidan pada Shanum

Shanum mengangguk

"Dia hanya akan saya perbolehkan datang ke acara yang memang penting " Kata Aidan

"Acara keluarga itu penting"

"Papah sama Mamah jangan pernah mengundang Shanum kesini tanpa sepengetahuan saya"

Semua tergambar jelas oleh Shanum kesan pertama kedua mertuanya. Dia pun tidak terlalu berharap lebih paling tidak ia dihiraukan oleh mertuanya dan Aidan yang selalu melindungi

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang