BAB 2

717 25 0
                                    

Aidan menyuruh supirnya berhenti tepat di depan rumah bercat putih dengan pagar setinggi dada orang dewasa berwarna hitam, rumah yang tidak terlalu besar namun mempunyai halaman depan yang begitu asri. Dilihatnya seorang pengasuh dengan seorang anak kecil bermain dihalaman rumah. Dan dilihatnya juga seorang perempuan yang memakai pakaian santai rumahan yang duduk di kursi taman dengan fokus memainkan Handphone nya.

“Mami... jangan main handphone terus, Milka mau main sama mami” rengek Milka sambil pasang muka cemberut.

Rumah itu adalah rumah Shanum. Selepas Shanum meninggalkan perusahaannya beberapa hari yang lalu, Aidan tergerak meminta Asisten Moya untuk pergi ke bagian personalia membawa data diri Shanum.
‘perempuan itu berstatus single bagaimana bisa dia punya anak?’ Kata Aidan dalam hati

“Milka mau main apa sih sama Mami ehm?” Shanum mendekat kearah Milka sambil menggelitik pinggang Milka halus, Milka pun menggeliat merasa geli sambil terkekeh.

“Milka geli” ucap bocah kecil berusia 5 tahun itu.

Aidan menyaksikan pemandangan mesra layak ibu dan anak itu dari dalam mobilnya. Dia tersenyum kecil menyaksikan itu. Lalu menyuruh supirnya menjalankan mobilnya.

“Milka anak mami, bisa-bisanya pasang muka cemberut ke Mami yaa?” ujar Shanum pura-pura marah sambil mencubit ujung hidungnya Milka

“Kan Mami masih libur kerja, jadi harus selalu main sama Milka, kalo Mami sudah berangkat kerja lagi Milka engga bisa main sama Mami terus” ujar Milka menengadah menatap Shanum “Mami libur kerjanya sampai kapan sih?” tanya Milka

“Sampai kapan yaa?” gumam Shanum sambil berlagak berpikir membuat Milka penasaran dengan jawaban Shanum.

Libur kerja adalah alasan Shanum pada Milka, Milka memang masih kecil tapi dia anak yang cerdas. Dan tidak  seharusnya juga dia tahu permasalahan orang dewasa.
Shanum tersenyum melihat ekspresi Milka yang lucu menanti jawaban atas pertanyaannya.

“Mami...” rengek Milka
“Udah sore... masuk yuk...anginnya makin kenceng tuh, dingiin” ujar Shanum

“Mami... pertanyaan Milka?”

“Masuk dulu baru nanti Mami jawab” ucap Shanum sambil menggendong Milka

                               ***

Aidan menggantungkan jas kerjanya. Hari ini dia pulang sore karena tempat dia meeting tidak jauh dari rumah yang akan dia lewati. Rumah Shanum. Entah mengapa tiba-tiba ada rasa penasaran atas perempuan itu. Dan sedikit merasa bersalah sudah memecat Shanum, karena pemecatan Shanum yang mendadak produk kosmetik yang harus segera di lounching pun mengalami penundaan, karena ide pengiklanan dan ide promosi berasal dari Shanum, yang mengetahui segala rincian ide adalah Shanum maka Aidan memutuskan menunda peluncuran produk baru dari perusahaannya. Perusahaan Aidan merupakan salah satu perusahaan besar di negara ini, memroduksi sendiri dan memasarkannya sendiri tidak perlu perusahaan lain yang memasarkannya karena dia punya Divisi Marketing yang diisi oleh orang-orang yang handal. Bisnis kosmetik ini hanya sebagian kecilnya.
Aidan duduk di sofa kamarnya kemudian menghela nafas lelah. Setelah beberapa lama terdiam, dia pun bergerak menuju kamar mandi.  Baru keluar dari kamar mandi Handphone nya langsung berbunyi. Aidan meraihnya dari atas kasur.

Asistem Moya

Nama yang tertera dilayar handphone nya.

“Halo” Aidan mengangkat panggilannya

“Maaf pak saya mengganggu. Nyonya besar tadi menghubungi saya, menginformasikan bahwa Nona Mery akan kembali"

"Hmm" Aidan hanya mengguman kemudian memutuskan panggilan.

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang