BAB 40

193 10 0
                                    

Aidan diantar Romi mendatangi toko utama Aish

"Permisi Mbak kami mau menemui Ibu Shanum" kata Romi pada salah satu karyawan toko yang sedang merapihkan produk

"Satu jam yang lalu saya melihat bu Shanum keluar toko Pak"

"Mbak nggak bohong?"

Kebetulan ada Mario yang menghampiri Aidan. Aidan pun menanyakan keberadaan Shanum. Mario memberitahu Aidan bahwa setiap hari senin Shanum selalu mendatangi pabrik untuk mengawasi proses produksi meski sudah ada tim yang menangani. Aidan dan Romi diantar Mario ke pabrik Aish yang jaraknya cukup jauh dari toko

Sesampainya dipabrik. Shanum sedang berbincang dengan salah satu karyawan  yang sedang memasang merk tas didampingi kepala pabrik

Mario menghampiri dan Shanum pun menoleh dengan ekspresi cukup terkejut karena ada Aidan dan Romi di belakang Mario

Romi dan Mario meninggalkan Aidan dan Shanum

"Ibu bisa pakai ruangan saya untuk berbincang" ujar Pak Warso, kepala pabrik

Shanum dan Aidan berjalan ke ruangan kecil yang ada didalam pabrik

Aidan langsung duduk di salah satu kursi kayu yang sedikit berdebu sebelum dipersilahkan oleh Shanum

"Aku kira pabrik Aish itu besar. Untuk merk produk yang sedang booming saat ini pabrik ini terlalu kecil" kata Aidan

"Kami hanya produk lokal. Kenapa kamu datang kemari?"

"Aira. Apa dia bertanya tentang aku setibanya kalian dirumah?"

"Nggak" jawab Shanum singkat

"Hmm... cukup mengecewakan" Aidan bangkit dari duduknya dan melihat sekeliling

"Dia bertanya waktu kami di taksi dalam perjalanan kerumah" kata Shanum melihat tingkah Aidan. Aidan berbalik badan berusaha menyembunyikan ekspresi senangnya

"Apa yang dia tanyakan?"

"Apa dia mirip sama ayahnya"

"Aira lumayan mirip denganku"

Aidan mengutarakan niatnya untuk meminta menghabiskan waktu dengan Aira pada hari minggu. Meski awalnya Shanum ragu akhirnya dia pun mengijinkan dengan syarat jangan membawa Aira menemui kakek dan neneknya yang sudah menolak ibunya dulu. Aidan pun menyetujui karena memang Aidan hanya ingin nenperkenalkan dirinya sebagai Ayah bagi Aira

Shanum pun mengatakan kalau ia akan memproses perceraian resmi dengannya. Meski Aidan sempat kaget ia pun menampakkan senyum kemudian bilang

"Oke"

Shanum mengguat cerai Aidan bukan karena sudah tidak mencintainya namun ia teringat bagaimana perlakuan orang tua Aidan. Dan ia tidak berharap akan berubah sikapnya setelah empat tahun. Aidan pun menyetujui rencana gugatan cerai Shanum bukan karena ia tidak ingin mempertahankan rumah tangganya melainkan dia berpikir mungkin dengan melepaskannya Shanum akan bahagia. Aidan tidak ingin ada perselisihan meski mereka akan bercerai. Sampai nanti kedepannya hubungan mereka harus tetap baik demi Aira

Meski Shanum kecewa karena Aidan tanpa ragu menyetujuinya. Ia sendiri bingung dengan perasaannya merasa sakit Aidan menyetujui perpisahan padahal dia sendiri yang menggugat

Aidan berbalik menuju pintu ruangan hendak meninggalkan pabrik

"Hari minggu... aku akan mengantar Aira kerumah" kata Shanum. Aidan menghentikan langkahnya menoleh ke arah Shanum kemudian mengangguk pelan

Aidan dan Romi meninggalkan pabrik Aish

Romi menyodorkan kartu nama pada Aidan. Aidan langsung mengambilnya

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang