BAB 43

140 6 2
                                    

Rissa mengajak Shanum ke kafe dekat kantor Aidan. Dengan antusias Rissa menanyakan kabar Shanum dan ia pun menanyakan kebenaran tentang Aira.

"Ya... Aidan kasih tau aku. Tapi aku yakin mamah sama Papah belum tau" kata Rissa "Sangat disayangkan, aku memang nggak tau banyak perjuangan kalian tapi disayangkan kalo akhirnya kalian berpisah apalagi ada Aira. Maaf aku ikut campur masalah kalian. Tp Sha tolong pikirkan sekali lagi" pinta Rissa

"Keputusanku sudah bulat Kak. Aku dan dia akan terus mengalami kesulitan kalo kami terus bersama"

Rissa menggenggam tangan Shanum dan mengangguk mengerti. Kedua mertuanya tentu akan melakukan apa saja untuk memisahkan Shanum dari Aidan

"Oiya... kapan-kapan pertemukan Aira dengan Khalisa anakku ya?" Kata Rissa mengalihkan pokok pembicaraan

"Tentu kak" Shanum tersenyum

*
Sesampainya dirumah pukul delapan malam Shanum langsung menghampiri Aira dikamarnya yang masih bermain dengan pengasuhnya

"Aira main apa?"

"Tadi siang Aira tidurnya lama jadi belum ngantuk Bu" kata pengasuh Aira

"Nggak apa-apa mbak. Oiya tolong siapkan keperluan besok ya. Aira akan kerumah Papahnya. Susu, cemilan Aira, bawa baju dua potong hhmmm... sama apa lagi yaa"

"Nanti akan saya siapkan semua Bu"

"Makasih Mbak" kata Shanum

"Aira besok mamah antar kerumah Papah ya. Aira disana dulu sampe Mamah jemput. Mamah ada kerjaan dikantor jadi mainnya sama Papah dulu ya besok" kata Shanum

Aira mengangguk

*
Aidan keluar rumahnya menuju taksi yang berhenti di depan rumah begitu Shanum mengirimnya

"Kenapa enggak langsung masuk?" Tanya Aidan ketika Shanum keluar dari taksi

"Aku buru-buru. Aira dan pengasuhnya akan sama kamu sampai aku jemput. Semoga Aira nggak merepotkan kamu" jawab Shanum

Aidan mengambil Aira dari gendongan pengasuhnya kemudian mendekapnya. Itu adalah pertama kalinya Aidan menggendong Aira, terlihatnya Aira yang masih mengantuk karena pagi-pagi sekali sudah sampai dirumah Aidan. Setelah berpamitan Shanum pun pergi

Aidan ingin menidurkan Aira di kamar namun Aira justru menangis mencari Mamahnya. Pengasuhnya pun mencoba menenangkan dengan menghubungi Shanum agar Aira dapat mendengar suara Shanum dan menuruti perkataan Mamahnya. Aidan pun teringat mainan-mainan yang ia beli dengan menyuruh Romi. Aidan kemudian berteriak memanggil Mbak Marni untuk membawa semua mainan itu ke taman belakang

"Atau Aira mau kita pergi ke taman bermain?" Bujuk Aidan

Aira masih diam. Kemudian Marni dengan bertingkah seperti anak kecil membuka mainan boneka yang masih dalam box dan mendekati Aira dengan tingkah dan suara yang menurut Aira lucu sampai membuatnya tersenyum kemudian tertawa

Aidan pun ikut tersenyum

*
Shanum tiba dikantor dan langsung menuju ruang pemotretan untuk katalog. Pikirannya terus ke Aira. Dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya, kasihan Aira jika merasa tidak nyaman dirumah Aidan

Meski dia memang harus tega, bagaimana pun Aira harus terbiasa dirumah papahnya tanpa ada mamahnya karena ke depannya akan seperti itu

Shanum fokus memperhatikan dan kadang diselingi dengan senyum melihat karyawan-karyawannya ternyata ada bakat menjadi model. Tepukan pelan dibahunya membuat sedikit kaget

Doni menepuk bahu Shanum dan berbisik padanya
"Ada tamu diruangan kamu"

"Hari minggu? Siapa?" Tanya Shanum kaget karena memang merasa tidak punya janji dengan siapapun

Just Love, Dikejar Presdir GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang