⚠ kinda full of naration (minim dialog) ⚠
Mengingat saat-saat mereka baru menikah, rasanya ada banyak sekali lika-liku yang mereka alami. Seperti halnya pasangan baru pada umumnya, mereka juga sering ketiban masalah yang menyebabkan mereka terlibat dalam pertengkaran. Entah dari faktor luar maupun dari dalam diri mereka sendiri, penyebab cekcok itu terus saja hadir.
Salah satu contoh lika-liku nya adalah trauma Rachel yang entah mengapa muncul ke permukaan. Pilu sekaligus mengiris hati jika diingat-ingat kembali.
Ketika itu, pernikahan mereka baru berlangsung selama sekitar satu bulan. Mereka memberitahu keluarga besar jika Rachel sudah hamil tiga minggu, betul-betul menutupi fakta jika sebetulnya kandungan perempuan itu sudah berjalan hampir dua bulan. Mereka berkunjung ke rumah orang tua Yuta, disambut dengan sangat baik oleh seluruh anggota keluarganya. Lalu saat sore hari tiba, mereka pulang ke rumah yang telah mereka beli sendiri. Di sana mereka melakukan panggilan video dengan Ayah dan Bunda Rachel.
Obrolan selesai, hari sudah mulai gelap. Rachel langsung menuju dapur untuk memasak makan malam sementara Yuta membersihkan diri.
Sejauh ini Rachel tidak pernah memasak dalam jumlah banyak. Ia hanya membuat makanan yang cukup untuk di makan berdua, pun tidak memasaknya dalam sekali masak. Saat sarapan ia kadang hanya membuat roti bakar yang sisanya dijadikan bekal oleh Yuta, nasi goreng, atau sup ayam. Lalu ketika makan siang, ia lebih memilih untuk menggoreng ikan atau ayam yang cukup dimakan olehnya sendiri sebab Yuta sudah berada di kampus. Baru ketika makan malam ia memasak makanan berat untuknya dan Yuta.
"Yuta!" Rachel memanggil dari dapur. Ketika tak mendapat sahutan ia lantas mendekat ke pintu kamar mandi sambil memegangi teflon di tangan. Niatnya sih sudah hendak menyalakan kompor, tetapi ia teringat untuk menanyakan ini pada Yuta.
Pintu kamar mandi di ketuk tiga kali, "Yuta?"
"Eh, iya? Kenapa, Chel?" Sahutan itu terdengar menggema.
"Mau makan apa? Di kulkas ada nugget beku sama daging sapi. Pilih yang mana?"
Dua detik hening, kemudian Yuta menyahut lagi. "Terserah kamu, Chel. Aku bisa makan yang mana aja kok."
Rachel mengangguk-angguk, "yaudah kalo gitu tumis daging sama sayur aja, ya?" Begitu mendapat sahutan 'iya' dari balik pintu ia kembali menuju counter dapur. Mulai menyibukkan diri dengan bahan-bahan yang hendak di masak.
Sejak mereka tinggal berdua, Yuta memang tidak pernah protes soal menu makan mereka. Apapun yang dimasak oleh perempuan itu, pasti dilahap habis olehnya. Selain karena menghargai usaha Rachel, ia juga bukan tipe pemilih dalam hal makanan. Asal matang dan tidak menyebabkan keracunan ia sih tenang-tenang saja.
"Chel, lain kali kalo mau masak nggak usah nanya ke aku dulu. Aku udah sering bilang kan, apapun yang kamu masak pasti aku makan kok." Yuta berujar, saat mereka tengah bersiap untuk tidur.
Mereka berdua sudah menyelesaikan acara makan malam, dan karena semua pekerjaan rumah pun telah selesai di lakukan, mereka memilih untuk segera beristirahat. Rachel berbaring di ranjang, sementara Yuta menutup jendela kamar.
"Iya, Yuta. Tadi aku juga bingung mau masak yang mana, jadinya nanya ke kamu." Sahut Rachel, ia sudah menggulung diri di dalam selimut.
Yuta lantas menyusul setelah mematikan lampu. Ia berbaring di sebelah Rachel, menyamankan diri dengan bantal yang berada di bawah kepala lalu mulai masuk ke alam mimpi.
Ketika akhirnya Yuta terbangun di tengah malam, ia mendengar suara tangis yang tersedu-sedu. Rasa-rasanya isakan itu begitu dekat dengan indra pendengar. Kepalanya menoleh ke samping dimana Rachel juga tengah berbaring, ia terkejut setengah mati melihat Rachel banjir keringat dan menggeleng ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Poisoned Love
Fanfiction• Sequel dari Toxic [ Mark Lee ] • Awal pernikahan mereka memang tak berjalan dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu... keduanya sadar jika mereka tak dapat hidup tanpa kehadiran satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, saling menginginkan...