18 [Name]

538 72 19
                                    

"Kak,"

Yuta sedang mengupas buah jeruk kala panggilan itu masuk ke gendang telinga. Ia menoleh, melihat Rachel di ambang pintu dapur. Nampak kedua matanya masih setengah terbuka dan rambutnya yang berantakan. Istrinya itu baru bangun dari tidur siang.

Yuta menyahut, "hei," lalu melambai agar sosok itu mendekat. "Kenapa bangun? Lanjut tidur aja, udah jam sembilan ini."

Gelengan di dapat. Meski kembali menguap, tapi Rachel tidak mau tidur lagi. Gila saja, ia sudah tertidur sejak pukul setengah lima sore! Setelah selesai memandikan Haruto juga selesai memasak, kemudian baru terbangun sekarang. Rekor baru. Sebelumnya, ia tidak pernah tidur siang sampai malam begini. Paling lama hanya 2 jam, itu pun ketika akhir pekan.

Tidak tahu, ya, rasanya lelah sekali. Sejak pulang dari rumah Yeji sore tadi, matanya sudah terasa berat, meminta untuk segera dipejamkan.

"Ini manis," Yuta menyodorkan jeruk di tangan, yang mana langsung di terima oleh Rachel.

Anggukan setuju Rachel beri, "eum, iya. Nggak kaya jeruk minggu lalu, banyak yang asem."

"Haru udah tidur?" Rachel bertanya, baru ingat dengan keberadaan makhluk mungil itu di rumah. Astaga... sepertinya ia memang terlalu lama tertidur tadi. Sampai-sampai dengan anak sendiri pun lupa.

"Udah, tadi aku temenin bentar di kamar. Rewel, minta di peluk kamu dulu. Tapi akhirnya mau tidur gara-gara aku iming-imingin es krim."

Rachel terkekeh, "udah makan belum deh dia?"

Suara gesekan kursi dan lantai keramik terdengar, Yuta berdiri dari duduknya hendak membuang kulit jeruk ke tempat sampah, menyahut, "udaaah, tadi aku panasin kok. Aisha juga aku ajak kesini, soalnya Bunda nya belum pulang."

"Ah..."

Sesaat terdiam, tapi kemudian Rachel teringat sesuatu ketika mendengar nama Aisha.

Sesuatu yang menyangkut soal Jaemin juga, si murid berandal itu. Entah, hanya saja Rachel merasa jika Jaemin itu... tidak asing? Seperti, ia pernah bertemu yang serupa Jaemin di masa lalu.

"Kak, Aisha mulai deket sama Jaemin tau," Adu nya, beringsut mendekat guna mengawali sesi ngerumpi mereka malam ini.

Kedua bola mata membola, Yuta nyaris tersedak jeruk di mulutnya sendiri. "Yang bener kamu? Aisha? Sama Jaemin yang kata kamu nakal itu? Bisa-bisanya..."

Rachel mengangguk lucu, "huum, aku juga heran kenapa dia sama Renjun bisa deket-deket gitu sama Jaemin. Padahal udah tau sendiri kalo Jaemin itu nakal, problematic." Ia menimpali.

Yuta geleng-geleng kepala, sama-sama heran dan tidak percaya. Sebab Aisha itu gadis yang sangat baik, namanya juga bersih dari masalah (kata Rachel). Berteman dengan Renjun pun karena Renjun sendiri merupakan cowok biasa, cowok baik-baik, bukan yang sok keren dengan membolos dan melakukan hal-hal yang melanggar tata-tertib supaya di cap bad boy. Pun dengan Wang Yiren, teman dekat Aisha yang omong-omong rumahnya berada tak jauh dari rumah mereka. Sosok Yiren juga ceria, ramah, baik, pintar, pokoknya semua yang berteman dekat dengan Aisha pasti orang-orang yang tak pernah terkena cipratan masalah.

"Tapi tau nggak sih, kak," Rachel bersuara lagi. Menarik atensi Yuta yang masih sibuk menganalisa sifat-sifat dari teman Aisha, membawa netra gelap itu menatapnya. Yuta bergumam, "hm, apa?"

Bibir bawah ia gigit sekilas demi memastikan atas ucapannya sendiri, "em... Na Jaemin tuh, kaya... kaya nggak asing gitu di aku, kak."

"Hm?" Yuta memiringkan kepala kearah Rachel, "nggak asing gimana?"

Desah napas terhembus, "ya... nggak asing,"

"Jaemin tuh kaya pernah aku liat. Bukan sosok Jaemin-nya, tapi beberapa fitur muka sama badannya tuh kaya ngingetin aku sama seseorang. Rahangnya, terus alisnya yang tebel itu, sama tatapannya itu, kak. Beneran deh, aku kaya pernah liat itu semua sebelumnya." Ia melanjutkan dengan menggebu.

After Poisoned Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang