19 [Fear]

516 75 8
                                    

Pernahkah kalian merasakan sebuah perasaan tidak nyaman yang betul-betul sulit hilang? Rasa takut yang tiba-tiba hadir, takut akan sesuatu yang buruk terjadi, takut terjadi sesuatu yang tak kita harapkan, takut akan semua hal yan telah coba kita lupakan datang tina-tiba ke kehidupan yang sekarang.

Kalian pasti pernah merasakan itu, bukan?

Kalau begitu, sama seperti Rachel. Yang semenjak menemukan nama Lee Taeyong di dalam data siswa milik Jaemin; Taeyong adalah orang tua kandung si bocah badung itu, perasannya mendadak menjadi sangat kalut. Rasa takut benar-benar menguasai sebagian besar pikirannya.

Rachel tidak bisa berpikir jernih. Ia... tidak tahu bagaimana harus mengungkapkannya. Seseorang yang sudah ia lupakan (bahkan, nama Mark sudah tak pernah terlintas lagi di pikirannya) sekarang, malah hal yang bersangkutan dengan orang tersebut muncul. Jaemin  anak dari Taeyong, sementara Taeyong dan Mark bersaudara. Singkatnya, Jaemin adalah keponakan Mark. Secara tak langsung, diantara ia dan Mark masih ada sedikit celah untuk kembali bertemu.

Dan itu sangat buruk!

Harusnya, ia memang tidak perlu terlalu khawatir akan Mark. Yeah, karena bagaimana pun jika Jaemin mendapat masalah (tapi, semoga saja tidak) yang akan menemuinya adalah Taeyong, bukan Mark.

Betul, harusnya ia bisa berpikir demikian. Tapi, bagaimana bisa ia memikirkan hal itu setelah Doyoung memberi informasi jika, "yang dateng bukan Lee Taeyong itu, Bu, kalo Jaemin habis kena masalah. Laki-laki juga, tapi saya lupa namanya."

Hell... rasanya Rachel betulan sedang berada di neraka.

"Emang kenapa sih, Bu? Bu Rachel kenal sama si Taeyong ini?"

Rachel menghela napas, ia menggeleng sambil memberikan senyuman tipisnya pada sang rekan. "Bukan apa-apa kok, Pak. Sebentar, ya, saya ke kamar mandi dulu."

Mendapat anggukan dua kali, Rachel berdiri dari kursinya. Mendesah lega, seolah habis meninggalkan beban di bahu ke kursi di belakangnya. Ia melangkah keluar dari ruang konseling, membawa tungkai menuju ke kamar mandi terdekat. Mencuci muka memang pilihan terbaik saat pikirannya sedang kacau begini.

Sudah hampir lima hari, dan ia belum juga menceritakan soal ini pada siapapun. Pada Yuta, bahkan pada Yeji; sebab memang perempuan itulah satu-satunya orang yang tahu jika Taeyong adalah kakak dari Mark. Rachel tak bernyali, atau lebih tepatnya tidak mau membuat orang-orang terdekatnya ikut terbebani.

Terlebih untuk Yuta; suaminya. Kehidupan rumah tangga miliknya dan Yuta sudah lebih dari bahagia. Sejak dulu pun belum pernah ada perkara yang terbilang besar, seringnya hanya selisih paham yang mudah diselesaikan.

Rachel tidak mau kehilangan Yuta hanya karena hal ini.

Hembusan napas gusar dihela olehnya sehabis mengusap wajah, "harus aku ceritain ke siapa? Yeji aja apa, ya? Sekalian nanya ke Jeno, Mark tuh ada dimana sih sekarang,"

Memberi sejenak untuk berpikir, "tau-tau dia juga di sini bisa mati aku."

Sedikit hiperbolis memang, tapi nyatanya memang Rachel merasa hampir mati, bahkan hanya dengan membayangkan. Duh, jangan sampai Mark kembali muncul!

Oh, haruskah ia menanyakan ini pada Jaemin saja? Soal keberadaan Mark, maksudnya.

"Jangan deh," Ia menggeleng atas ide yang baru saja terlintas, ia berdecak, "Jaemin kan dingin orangnya. Dia kayaknya juga sengit banget kalo sama aku,"

Dari yang telah lalu, sepertinya sih memang Jaemin tidak menyukainya. Ingat soal status Rachel sebagai guru konseling disini.

Beberapa saat melamun, Rachel kemudian teringat dengan Aisha; yang mana akhir-akhir ini berada disekitar Jaemin. Gadis itu sepertinya telah menjadi teman, dengan Jaemin si anak badung.

After Poisoned Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang