08 [Paper bag]

677 93 2
                                    

"Mama!"

Seruan itu didengar oleh Rachel saat dirinya baru turun dari sepeda motor milik ojek online yang dinaikinya. Setelah menyerahkan lembaran uang sejumlah ongkos yang harus dibayar, ia langsung berlari menuju pagar rumahnya. Ia memeluk sang anak sekilas, sebelum mengalihkan atensinya pada Aisha yang berdiri dibelakang Haruto.

"Sha," sapanya. Aisha mendekat, lalu menyalami tangan Rachel layaknya seorang anak.

Aisha pamer cengiran, "sore, tante."

Anggukan di beri. Rachel memanjangkan leher untuk menilik ke halaman rumah. Ia tak mendapati mobil Yuta terparkir di sana. Sementara Haruto sendiri sudah di rumah, kemana suaminya itu?

Sambil mengangkat Haruto ke dalam gendongan, ia bertanya pada Aisha. "Kak— eh maksudnya, om Yuta kemana?"

"Om Yuta pergi lagi," Aisha mengedikkan bahu. "Jadinya tadi Haruto aku ajak ke rumahku aja daripada aku sama dia cuma berdua di rumah tante."

Sekali lagi Rachel mengangguk, ia mengusak rambut anaknya sebentar lalu menurunkannya. Kemana perginya Yuta, ya? Tumben sekali sore-sore begini meninggalkan rumah. Sudah begitu, tidak mengabarinya terlebih dulu jika hendak pergi. Kalau begini kasihan Aisha, pasti sangat repot mengurus Haruto yang sekarang sudah mulai aktif.

Rachel mengelus bahu Aisha, dirinya teringat dengan Ayah gadis itu yang katanya sakit. Sudah berumur, jadi maklum jika tubuhnya mulai rentan. "Ayah udah baikan?"

Raut ceria nya hanyut, berganti dengan air muka yang berubah keruh. Helaan napas dikeluarkan olehnya, "tadi mau diajak ke dokter nggak mau."

"Tapi tadi udah bisa ketawa tau, tante! Gara-gara liat Ruto nggak bisa buka tutup toples!" Aisha melanjutkan. Ia tertawa sambil menunjuk Haruto yang sudah memajukan bibir, ngambek.

Haruto berdecak mendengar tawa itu masih belum reda. Lantas ia menarik rambut panjang Aisha hingga empunya mengaduh. "Kan Haruto nggak tau kalau cara buka nya di putar!"

"Iya-iya, aduh lepasin dulu!"

Lengan sang anak ditahan, Rachel menghela napas pelan, "Haru, cukup."

Menurut, Haruto melepaskan jemari kecilnya dari helaian panjang milik Aisha. Tapi sebelum itu ia sudah lebih dulu melotot pada gadis yang lebih tinggi. Hal tersebut malah membuat Aisha gemas, diangkatnya tubuh kecil Haruto lalu mengecup pipi tembam nya cepat-cepat.

"Ayo ke rumah kamu, Sha. Tante mau ketemu Ayah." Rachel berujar, sembari merangkul bahu Aisha yang masih betah menggendong Haruto. Ucapannya tersebut di angguki oleh Aisha. Gadis itu mengikuti langkah nya menuju rumah sederhana yang letaknya hanya beberapa meter dari rumahnya sendiri. Betul-betul hanya terpisah oleh kebun kecil di samping rumah.

Rachel sudah sangat akrab dengan orang tua Aisha. Yang mana juga ikut andil dalam hal mengurus Haruto ketika kecil. Dulu saat Sakura dan Mama Yuta sudah kembali ke kota asal, Bunda juga Ayah Aisha lah yang banyak membantunya. Sepasang suami-istri itu sudah menganggap Rachel seperti anak mereka sendiri. Selain karena mengingatkan pada mendiang putri mereka yang telah tiada, Rachel juga memiliki sikap yang begitu lembut dan sopan. Pun Rachel sendiri, ia juga menganggap orang tua Aisha sebagai orang tuanya.

Haruto meronta dari gendongan Aisha saat mereka tiba di depan pintu. Bocah itu berlari masuk, mengabaikan teriakan sang Mama yang menyuruh ia untuk berhati-hati. Ia sudah melesat masuk, memeluk pria paruh baya yang duduk di kursi empuk depan televisi. "Kakek, Mama pulang!" suara nya yang nyaring dibalas dengan senyuman teduh dari yang dipeluk.

Yang disebut Kakek lantas membawa pandangannya kearah dua perempuan berbeda umur yang berjalan mendekat. Rachel menurunkan tas punggung lalu mencium punggung tangan yang lemas itu, "Ayah udah mendingan belum?"

After Poisoned Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang