05 [Fight]

834 97 7
                                    

Rachel menyandarkan punggung ke belakang, malah terlihat tengah membanting diri ke kursi yang sandarannya tak memiliki busa itu. Guru yang berdiri di sampingnya bahkan ikut menepuk dahi, tak habis pikir dengan murid di depan mereka yang malah pamer cengiran tanpa beban. Seolah hal yang baru diceritakan pada dua guru didepannya bukanlah perbuatan tercela yang dapat merugikan orang lain.

Menegakkan tubuh, Rachel melirik siswa itu sekilas sebelum mengambil buku catatan di ujung meja. "Kamu sudah empat kali masuk kesini dengan kasus yang sama, Dohyon. Kalo sudah sampe lima kali, saya beneran bakal kasih surat panggilan buat orang tua kamu."

Siswa yang disebut Dohyon itu memberengut, "iya Bu, maaf. Saya beneran nggak sengaja kok."

Tidak sengaja, tapi Dohyon terus melakukan kesalahan yang sama yakni meninju kaca jendela kelasnya hingga hancur. Jika ditanya alasannya, bocah itu hanya akan terkekeh dan mengatakan sedang ingin. Tidak memiliki alasan khusus mengapa memecahkan kaca jendela itu menjadi hobinya. Hobi yang buruk.

"Sekarang janji sama saya kalau kamu nggak akan ulangin ini lagi," Rachel menegakkan tubuh saat Dohyon bergeming di tempat dan tak membalas ucapannya. "Ini bahaya, nak. Bukan cuma buat kamu, tapi juga orang lain. Kalo sampe ada murid lain yang kena pecahan kaca itu, bisa fatal resikonya. Jadi jangan di ulangi lagi, oke?"

Dohyon menghela napas, lantas mengangguki ucapan Rachel. Kepalanya tertunduk, tak berani menatap rupa sang guru yang meski rautnya nampak tenang tetapi tetap menyorot tajam dengan kedua matanya. Dohyon mengulurkan tangan, "maaf ya, Bu."

Anggukan diberi, Rachel menerima uluran tangan tersebut dan membiarkan muridnya itu membawa punggung tangannya ke dahi. "Minta maaf sama Pak Doyoung, dia hampir darah tinggi gara-gara kelakuan kamu."

Dohyon menggaruk tengkuk, lalu menuruti ucapan Rachel untuk turut menyalami dan meminta maaf pada pria dewasa yang tegah berkacak pinggang menatapnya. Dan begitu ungkapan maafnya diterima dengan anggukan, Dohyon segera berlari keluar. Sudah tidak betah berlama-lama dibawah tatapan tajam dari dua guru konseling di dalam sana.

"Bener-bener Nam Dohyon itu," Ujar Doyoung, membanting diri ke kursi yang berada didepan Rachel. "Bu Rachel kok sabar banget sama anak itu? Kalau saya sudah jelas langsung saya suruh bersihin toilet deket gudang biar kapok!"

Kim Doyoung adalah rekan kerja Rachel yang sudah menjadi guru konseling di sana selama empat tahun belakangan. Doyoung mengampu anak-anak kelas sepuluh dan sebelas, sementara Rachel mengampu kelas dua-belas. Seharusnya sih kelas dua-belas ini di pegang oleh Bu Hyuna, guru konseling cantik yang sayangnya sudah mengundurkan diri sebab hendak melahirkan. Sehingga kini Rachel-lah yang di titah kan untuk mengganti beliau.

Kerap mendapati kasus serupa membuat Rachel juga Doyoung cepat akrab. Rachel sudah mampu mengimbangi cara mengajar Doyoung yang terbilang senior di sini. Ia juga kerap menanyakan hal-hal seputar karakter siswa di sekolah mereka. Doyoung tentu lebih paham, ia juga kerap mengingatkan Rachel mengenai siswa-siswa kelas sebelas yang dulu bermasalah agar rekannya itu dapat mengantisipasi nantinya.

"Kalo Bu Hyuna lahiran mau jenguk nggak, Bu?" Doyoung membuka suara. Mereka telah duduk di meja masing-masing yang bersebelahan.

Mendengar itu Rachel menoleh, menatap Doyoung yang tengah memakan keripik kentang sambil memainkan ponsel. Jam istirahat memang telah tiba. Biasanya mereka akan pergi ke kantin bersama-sama dengan beberapa guru lainnya. Tetapi karena harus menangani Dohyon tadi, jam istirahat mereka telah terpotong beberapa menit. Menyebabkan mereka harus menetap di ruang konseling untuk menunggu bel masuk kembali berbunyi.

Berdengung sebentar sambil berpikir, Rachel akhirnya mengangguk. "Iya, Pak. Nggak enak saya, kan Bu Hyuna juga banyak ngajarin saya di sini."

Mengangguk-angguk, Doyoung lantas kembali bersuara sambil menerawang ke atas. "Dikasih kado apa ya enaknya,"

After Poisoned Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang