12 [Q time]

630 76 6
                                    

Satu-satunya hal yang Rachel dapati ketika membuka kelopaknya adalah bagaimana rahang tegas itu terpampang angkuh di depan mata. Rambut-rambut halus yang nampak habis dicukur itu menghiasi sekitaran dagu, menambah kesan maskulin yang membuat siapa saja— termasuk Rachel sendiri— berdebar ketika menatapnya.

Atas dasar naluri, diangkatnya sebelah tangannya untuk mengusap rahang kokoh itu sebentar. Menatapi kelopaknya yang masih tertutup, kemudian dengan cepat mendaratkan ciuman ringan di sana.

Tidak tahu saja jika sebetulnya yang diciumnya itu sudah mendapatkan kesadaran bahkan sebelum dirinya membuka kelopak mata. Membuat ia mendapat balasan berupa rengkuhan di pinggang, juga kecupan di ujung hidung.

"Eh," Ia mengerjap, kemudian mengerang malu atas apa yang telah dilakukan. "Hng~ nggak bilang kalo udah bangun."

Yuta terkekeh, ia menarik pinggang itu mendekat hingga jarak keduanya— yang sebetulnya sudah sangat dekat, menjadi lebih dekat lagi hingga keduanya dapat merasakan terpaan napas masing-masing. Ia menelusup kan wajahnya ke ceruk leher si perempuan, kemudian menjawab dengan suara seraknya, "kalo aku ngasih tau, nanti nggak dapet ciuman dari kamu dong."

"Malu tau, kak..." Rachel kembali mengerang, tapi malah makin mendekap tubuh besar itu hingga si empu terkekeh.

"Jam berapa sih ini?" Ia lanjut bertanya. Yang mana hanya dijawab dengan dengungan dari tubuh yang ia peluk. Membuat pertanyaan itu terbang ke udara.

Rachel bersusah payah mengangkat kepalanya demi menengok jam digital yang terpasang di dekat meja kecil samping ranjang mereka. Dilihatnya angka 03:50 di sana. Tengah malam sudah terlewat, dan ia sedikit kesal mengapa harus terbangun di jam-jam seperti ini. Tanggung. Hendak kembali tidur, tapi sebentar lagi ayam-ayam milik tetangga nya pasti akan berkokok nyaring. Hendak segera bangun pun, ia masih bingung mau melakukan apa. Masih terlalu pagi untuk mencuci, memasak, dan melakukan hal-hal lainnya.

Alhasil, ia kembali menjatuhkan kepala ke bantal empuk yang berada di bawahnya. Telinganya samar-samar mendengar dengkuran halus Yuta yang masih terpejam. Rambut legamnya yang mulai panjang terlihat berantakan, menutupi dahi hingga mata. Dirapikan nya surai itu, ia sibak kebelakang sambil mencuri kesempatan mengusap sebelah pipi itu dengan lembut. Takut-takut jika tindakannya akan diketahui lagi.

"Rahang ku kerasa kasar, ya? Padahal kemarin abis cukur," Suara serak itu membawa Rachel untuk kembali menarik tangannya. Ia menggeleng kecil, "nggak, kak."

Mengabaikan detak jantungnya yang sudah ribut, Rachel memilih untuk menyandarkan kepala di dada bidang suaminya. Sebelah tangannya balas memeluk pelukan Yuta, yang mana membuat suaminya itu langsung mengangkat sebelah kaki, kemudian memerangkap kedua kaki Rachel diantara kakinya.

Suatu kebiasaan tidur yang baru Rachel ketahui setelah mereka menikah. Yuta sebetulnya tidak bisa terpejam jika di sebelahnya tak ada guling, atau minimal sesuatu untuk di peluk. Dan dengan adanya Rachel, itu jelas-jelas memudahkannya. Ia sudah tidak lagi mengenal benda bernama guling. Kini hanya kehadiran Rachel yang membuat ia lekas terpejam, ia merasa nyaman. Lagipula, tak ada guling yang bisa membalas pelukan seperti halnya Rachel balas memeluknya. 

"Kak, nanti mau makan apa?" Ia berceletuk. Setelahnya ia merasakan elusan di punggung, "apa aja, yang penting kamu yang buat."

Rachel mengangguk. Terdiam demi memikirkan menu apa yang akan ia olah saat sarapan nanti. Di hari-hari biasa ia hanya membuat nasi goreng, sup ayam, tumis sayuran, atau kadang hanya roti bakar saja. Menu-menu tersebut proses membuatnya tidaklah repot dan tidak memerlukan banyak waktu. Cocok untuk dirinya yang akan lekas bekerja.

Dan di akhir pekan begini ia ingin mencoba masakan baru.

"Tapi aku lagi pengen nasi merah," Yuta bersuara meski kedua matanya masih setia terpejam. Pelukannya tak juga mengendur ketika merasakan kepala di dekapannya mengangguk, kemudian bergerak rusuh demi melepaskan diri dari lilitan kakinya.

After Poisoned Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang