Siang itu, ketika jam istirahat kedua selesai dan bel sudah berbunyi, Rachel memutuskan untuk duduk menetap di ruang konseling daripada mengikuti Doyoung ke ruang guru. Katanya sih cuma mau mengambil buku rekap kelas sebelas dulu. Ia diminta untuk membawa bukunya itu memang, tapi ia sendiri masih harus merekap absensi dari guru-guru piket yang tadi sudah mengabsen ke setiap kelas. Jadi ia hanya ditemani oleh hening di sana, juga tumpukan kertas-kertas yang akan ia salin ke buku absen.
Menit berlalu dengan cepat. Hingga tanpa sadar, kertas terakhir sudah di tangan. Rachel membaca nama di kertas tersebut dalam hati.
'Na Jaemin, Alfa' begitu yang tertulis di sana.
"Eh," Gerakan ballpoint terhenti, Rachel membawa matanya untuk kembali menatap nama di kertas. "Jaemin?"
Betul, memang nama Jaemin lah yang tertulis di sana. Membuat ia penasaran, mengapa bocah itu tidak masuk sekolah dengan tanpa alasan begini. Tidak, bukan bermaksud sok peduli atau apa, ya. Cuma, Jaemin itu sudah kelas dua-belas. Sayang sekali jika sampai absen tanpa keterangan. Padahal sikap dan kehadiran juga penting untuk nilai kelulusan nanti.
Maka dari itu, setelah rampung merekap dengan Jaemin sebagai nama terakhir yang ia tulis, Rachel memutuskan untuk mengirim pesan pada Aisha. Gadis itu kan satu kelas dengan Jaemin, pun akhir-akhir ini sering bersama dengan Jaemin pula.
'Jaemin kemana, Sha? Kok alfa,' tulisnya di ruang pesan berbasis internet tersebut.
Tak butuh waktu lama untuknya mendapat balasan.
Aisha Heo
| Nggak tau lah, emang aku mama nya? :p
Sama guru gaboleh gitu 😡 |
| Oh iya lupa, kan masi di school
| Iya dah buguru, maafMaaf maaf |
Jawab cepetan |
| Beneran nggak tauuu
| Tadi injun udah nyoba chat tp ga di balesInjun siapa? |
| Eh maksudnya Renjun
Ohhh |
Bisa kasih nomernya dia nggak? || Renjun?
Jaemin, Shaaaaa |
Kamu nih, Renjun mulu || Ya maaf kan tdi abis bahas renjun :'(
Ya |
| 👤NaJaem
| TuhOkei makasih ya Sha |
| Sama-sama
| Janlup cilok pak muhPamrih |
| XD
Setelah mendapat balasan demikian dari gadis yang telah ia anggap sebagai adik itu, ia lantas menekan kontak Jaemin. Diamatinya tampilan profil yang tertera, dengan foto profil Jaemin sendiri tengah mengenakan kaus abu-abu juga rambutnya yang serupa dengan kaus yang dipakai. Ekspresi nya pun sama seperti saat ia di sekolah. Tatapannya tajam, nampak gahar.
Serem bener ni anak, batinnya mengomentari.
Namun makin lama diamati, ia kembali merasakan sesuatu yang familiar di kepala. Garis rahang Jaemin mengingatkannya pada seseorang, tapi ia juga tidak ingat dimana melihat garis rahang yang sama tegasnya seperti milik Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Poisoned Love
Fanfiction• Sequel dari Toxic [ Mark Lee ] • Awal pernikahan mereka memang tak berjalan dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu... keduanya sadar jika mereka tak dapat hidup tanpa kehadiran satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, saling menginginkan...