《》《》《》
Cahaya matahari pagi masuk melewati celah jendela membuat tidur seorang gadis terusik. Ia melenguh malas, "Sekarang udah sekolah ya? males banget sumpah" monolognya.
Saat hendak memejamkan matanya kembali suara seorang wanita dari balik pintu kamar membuatnya tersadar.
"Ra, bangun inget udah sekolah" peringatnya.
Vyra menghela nafasnya "iya mah, ini Rara mau mandi"
Setelah memastikan sang mamah pergi Vyra pun segera mandi dan bersiap
Saat turun dari lantai atas Vyra mendapati seluruh keluarganya ada di meja makan Vyra pun segera mendekat dan duduk di kursi sebelah sang mamah yang masih kosong.Seperti biasa tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun saat makan, hanya suara dentingan alat makan yang terdengar
"Id, nanti di sekolah jangan bilang gue kakak lo ya" titah Vyra.
Raid mendengus kesal "sejelek itu kah gue sampai gak boleh bilang kalo gue adik lo, semalem juga gitu" kesalnya seraya memanyunkan bibrinya.
"Kenapa, Ra?" Tanya mamah yang mendengarkan percakapan antara kakak-adik itu.
Vyra menghela nafasnya sebentar "Vyra pengen tau sifat asli mereka mah" jelasnya
"Turutin aja, Id" ucap sang mamah yang membuat Raid kembali mendengus kesal
"Mamah sama papah terserah kamu aja" ucap sang Papah menimpali
"Oh iya, Rara berangkat naik apa?" Tanya mamah
"Naik skateboard boleh kan?" Tanya Vyra takut-takut tidak boleh oleh mamah atau papahnya.
Kedua orang tuanya itu mengangguk sebagai tanda setuju dan itu cukup membuat hari Vyra di mulai dengan kebahagiaan.
"Kalo gitu kita berangkat ya Mah, Pah, Assalamualaikum" pamit Bang Darren mewakili adik-adik nya lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya"
¤¿¡¤¿¡¤¿¡¤¿¡¤
Dijalan Vyra melajukan skateboard nya dengan santai berbanding terbalik dengan adiknya yang sudah tidak terlihat karna terlalu cepat.
Hari ini adalah hari selasa,Vyra bersyukur tidak masuk kemarin
Ia malas jika harus mengikuti upacara belum lagi ia mungkin harus perkenalan saat itu juga.Saat baru saja memasuki area sekolah
Vyra sudah menjadi pusat perhatian, tentu saja karena seragam yang ia kenakan berbeda dari siswa/i lainnya.Tak lama datang seorang guru menghampirinya dan membubarkan kerumunan anak-anak di sekitar Vyra.
"Kamu Elvyra kan?" Tanya nya Ramah.
"I-iya Bu" jawabnya sedikit gugup
Guru itu mengangguk dengan penuh senyum "Kalo begitu, mari saya antar kamu ke ruang kepsek"
Vyra mengikuti guru itu dari belakang
Sepanjang koridor banyak Siswa atau siswi yang menatapnya bingung dan sesekali berbisik, jelas Vyra tahu apa isi percakapan tersebut.Akhirnya bel masuk berbunyi bersamaan dengan selesainya urusan Vyra di kepsek
Sekarang katanya guru tadi akan mengantar Vyra ke kelas baru yang akan ia tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvyra
JugendliteraturPencarian Vyra terhadap teman sekaligus cinta masa kecilnya yang ia kira akan membawa kebahagian justru membuat nya Selalu terjerumus kedalam jurang permasalahan Orang tua nya selalu menentang perjodohan yang mereka buat di masa lalu akibat keduanya...