Tandai Typo
*
Vote and Comment
*
Happy Readding
*
*****Seperti biasa, Vyra berangkat ke sekolah dengan menggunakan skateboard miliknya. Gadis itu berjalan santai di koridor dengan sebelah tangan memegang ranselnya dan sebelah lagi menenteng skateboard.
Vyra sedikit tersentak saat seseorang tiba-tiba menarik tas nya dari belakang. Gadis itu hendak marah, namun setelah melihat siapa pelakunya ia memaklumi perbuatan tidak sopan tersebut.
"Lo nge-dance sama Diego?" tanya Nayla. Yap, pelakunya adalah Nayla.
Vyra menatap Nayla remeh membuat gadis itu mengepalkan tangannya, "Kalo emang iya, urusannya sama lo apa?"
Mendengar itu, rahang Nayla mengeras. Rasanya ia ingin menonjok wajah gadis di hadapannya sekarang, namun sebelum ia melakukannya pun ia sudah tahu siapa yang akan menang.
"Gue saranin buat lo batalin. Atau kalo gak, akan gue bikin penampilan lo gagal!" ancam Nayla dengan menunjuk-nunjuk wajah Vyra.
Gadis itu menepis kasar tangan Nayla, "Terserah lo mau ngapain, gue gak takut dan gak peduli" ucap Vyra lalu melenggang pergi.
Di perlakukan seperti itu membuat amarah Nayla membuncah, ia menendang kotak sampah yang ada di dekatnya hinga berceceran tepat saat Pak Botak lewat di hadapan gadis itu.
"Nayla! Apa yang kamu lakukan?!" sentaknya tentu saja menggunakan toa kesayangannya.
"Stop Pak, jangan teriak pake toa, kuping saya bisa pecah" ucap Nayla dengan memegang telinganya yang berdengung.
Pak Botak lalu menurunkan toa kesayangannya, ia menyuruh Nayla untuk memunguti kembali sampah yang sudah ia tendang hingga berceceran tadi.
Dengan penuh keterpaksaan Nayla menjalankan perintah dari Pak Botak walau sesekali mengomel dan mengeluh, tapi Pak Botak tidak peduli sampai akhirnya suara bel masuk melepaskan Nayla dari jeratan Pak Botak.
***
Vyra baru masuk ke kelas saat bel masuk berbunyi, ia sempat mampir ke kantin sebentar untuk membeli beberapa cemilan yang bisa mengganjal perutnya karna tadi pagi tidak sempat sarapan.
Di atas mejanya sudah tersedia satu susu kotak dan juga sebuah roti. Vyra tau siapa pemiliknya, ia melirik ke kursi di sebelahnya lalu mengambil kedua makanan yang ada di atas mejanya dan memasukkannya ke laci.
"Tadi di kantin makan lo pasti ga banyak kan? Makanya gue beliin" ucap pemuda di kursi sebelah Vyra dengan tatapan yang terus tertuju ke handphonenya.
"Thanks" jawab Vyra singkat.
"Oh iya, mau latihan kapan?" tanya gadis itu. Diego bahkan sudah bicara pada Daffa agar posisi ketua kelas itu di ganti olehnya untuk ber-dance bersama Vyra, dan Daffa setuju tapi Diego tidak ada kabar untuk latihan.
"Nanti gue kabarin, gue udah ada konsepnya, cuma kalo sekarang gue masih sibuk." jawabnya.
Vyra memutar bola matanya malas, "Ini hari terakhir ujian, waktu kita buat latihan kurang dari seminggu Diego" gemas gadis itu.
"Yaudah, nanti pulang sekolah"
"Dah sana duduk, gurunya dateng" ucap Diego lalu menaruh handphonenya ke dalam laci meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvyra
Teen FictionPencarian Vyra terhadap teman sekaligus cinta masa kecilnya yang ia kira akan membawa kebahagian justru membuat nya Selalu terjerumus kedalam jurang permasalahan Orang tua nya selalu menentang perjodohan yang mereka buat di masa lalu akibat keduanya...