46 - RS (2)

16 3 0
                                    

***
Tandai Typo
***
Vote and comment
***
Happy Reading
***

"Aw, aw, sakit, El" ringis Diego saat Vyra menekan luka di bagian tangannya.

Diego saat ini hanya seperti anak kucing yang tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan wanita yang ia sayangi. Ia hanya diam tak berkutik
ketika Vyra mengobati luka-lukanya.

"Lagian lo aneh-aneh aja. Kemaren gue nungguin sampe lumutan ternyata lo malah berantem gini," omel Vyra pada Diego seraya sedikit menekan luka pemuda itu hingga ia meringis kesakitan lagi.

Diego menekuk wajahnya seperti bayi yang hendak menangis membuat Vyra memutar bola matanya malas, "Apa?!" Ketus Vyra.

Pemuda itu terisak pelan, "Dibentak."

Vyra menarik nafas dalam-dalam, sungguh menguras energi sekali mengurusi Diego yang sudah dalam mode bayi seperti ini.

Gadis itu membereskan perlengkapan p3knya, "Udah tuh."

"Sekarang gimana? Lo belum hafal gerakannya, sekarang badannya sakit-sakit kan kalo di pake latihan?," tanya Vyra. Diego mengangguk kecil seperti seorang bocah yang tengah di marahi ibunya.

"Hari apa sekarang?"

"Jumat," lirih Diego takut-takut.

"Dance nya tampil kapan?"

"Malam minggu," lirihnya lagi.

"Hafal belum?"

Diego menggeleng kecil.

"Terus gimana sekarang?"

Diego hanya diam tak tau mau menjawab apa.

"Taulah Die, cape gue. Tau gini gue sama Daffa aja kemaren yang lebih jelas," kesal Vyra seraya berdiri hendak pergi dari tempat itu tapi Diego manahan lengannya, "Maaf, El."

"Lo pikir maaf bisa bikin lo hafal gerakannya sekarang?" Diego diam tak bergeming. "Gak kan?!"

"Yaudah, ayo latihan sekarang" ucapnya semangat.

"Badan lo sakit semua kan? Udah istirahat aja gih, jelek mood gue sekarang," ujar Vyra lalu melenggang pergi meninggalkan Diego yang sebentar lagi akan menangis seperti bocah.

Diego menghapus kasar air yang berada di ujung matanya. Tanpa ia sadari banyak antek-anteknya yang tengah mengintip di balik pohon tak jauh dari tempatnya duduk karena saat ini ia sedang berada di taman.

"Anjir nangis cok," pekik Hasbi yang langsung mendapat tatapan tajam dari beberapa temannya.

Niko langsung membekap mulut ember Hasbi, "Berisik, nanti dia tau kita ngepoin dia."

"Ekhem"

Semuanya mematung kala mendengar deheman itu, perlahan Raid mengintip keluar pohon dan mendapati Diego sudah berdiri di sana dengan tangan di lipat di dada dan tatapan tajam menusuk bagaikan elang.

"Ngapain lo semua di situ, hm?"

Semuanya saling pandang, Rian memberikan kode untuk melarikan diri dan menghitung secara perlahan, "Satu ... Dua ... Tiga ... Kaburrrrr!" Semua lari terbirit-birit sebelum di jadikan santapan Singa oleh Diego.

ElvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang